Bagian 7

2.5K 189 26
                                    

Hai-hai ... Indra dan Mayang datang lagi. Vote dan komentarnya, yaaa ....

***

Mayang, Michael, Indra dan Lastri, mereka menyantap hidangan sarapan paginya dengan hening. Mungkin cuma Mayang yang dari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat memasukkan ke dalam mulut.

Pasca pertengkarannya tadi pagi, Mayang yang sibuk menenangkan hati Michael, sedangkan Indra hanya diam seakan kehabisan kata.

"Papa tidak jahat, Mic. Tadi Papa nggak sengaja mukulnya." Itulah kalimat yang ia ucapkan pada anak tirinya.

Meski tidak langsung percaya, Michael sepertinya tidak mau ambil pusing. Ia tahu bagaimana dinginnya Indra. Jika ia membantah, anak kecil itu takut jika nanti akan kehilangan kembali sosok seorang ibu.

"Miss Mayang hari ini sekolah?" tanya Michael di sela sarapannya.

"Kok manggilnya masih 'Miss', Mama, dong, Sayang," ucap Lastri membenarkan. "Benar, kan, Indra?"

"Terserah!"

Jika dulu kedua orang tua Mayang tidak pernah mengajarinya pelajaran sopan santun, mungkin sekarang ia akan membanting sendok dan garpu di hadapannya dan beralih ke kamar dengan menguncinya rapat-rapat.

Tapi tidak! Ridwan tidak pernah pernah mengajarkan seperti itu, apalagi pria menyebalkan ini adalah suaminya. Suami siri lebih tepatnya.

"Mama ke sekolah hari ini?" ralat Michael dengan wajah polosnya.

"Iya, Mic. Miss Mayang hari ini masuk sekolah."

Miss Mayang.

Begitulah. Ia tidak mau memanggilkan 'Mama' kepada Michael, takut jika ia kembali dinilai sebagai perempuan yang ngelunjak dan ingin mendapat gelar sebagai Ny. indra.

"Kalu di rumah, panggil saja 'Mama', kalau di sekolah, baru panggil 'Miss'," ucap Indra yang juga sebagai approval atas panggilan 'Mama'nya ke Michael.

"Tapi Pak Indra bilang saya tidak bisa kan menjadi nyonya di sini? Panggil 'Miss' saja, Mic. Itu akan lebih baik," elak Mayang.

"Di sini semua saya yang mengatur, bukan kamu! Turuti saja apa yang saya perintahkan. Paham?"

Selesai sarapan, Michael pun pergi sekolah bersama Mayang, meninggalkan Lastri dan Indra di rumah.

"Kenapa kamu sampai melakukan kekerasan pada Mayang? Terlebih di depan cucu saya."

"Dia menghina Intan, dan saya tidak bisa mentolelir itu," jawab Indra tegas.

"Mama senang kamu tetap membela Intan, tapi bukan begitu caranya. Mayang sekarang istrimu. Perlakukan dia layaknya seorang istri."

"Apa benar jika itu yang ada di hati kecil Mama?"

"I-iya! Asal jangan beri dia keturunan. Cukup Michael yang akan menjadi calon pewaris keluarga Erlangga."

Indra memicingkan senyumnya, mengetahui kelicikan dari Lastri.

"Ternyata itu yang kau inginnya. Aku sudah kenyang melihat orang-orang licik sepertimu, Ma."

Sedangkan yang ada di ruang tamu sana, ia dengan jelas mendengar perkataan mertua-menantu tersebut. Bertambahlah nelangsa hatinya. Ia pikir, Lastri adalah pembelanya. Ternyata mereka sama saja.

"Kamu tidak lupa memakai pengaman yang Mama beri semalam, kan?"

"Saya tidak memakainya," jawab Indra yang sukses membuat Lastri panik.

"APA???"

"Saya tidak memakainya karena memang saya tidak menyetuh Mayang seinchi pun!"

"Bohong! Siapa yang tidak tergoda dengan penampilan dan kecantikan Mayang?"

Hanya Istri SiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang