Sebelum baca, yuk tekan vote-nya. Jangan lupa tinggalin jejak komentar juga yaaaa
*****
Mayang terbaring di sofa kantor. Tika berusaha mengoles minyak angin ke hidung Mayang. Sedangkan guru yang lain sibuk memijat Mayang.Mereka menunggu Satria, dan yang ditunggu pun datang.
"Kalian bisa keluar semua?" tanya Satria.
Saat semua mau keluar, ia berkata lagi, "Miss Tika tetap di sini."
"Siap, Dokter."
Mereka pun keluar kecuali Tika dan Satria. Sambil memeriksa Mayang, Tika tak henti menjelaskan apa yang tadi pagi terjadi.
Satria mengela napas berat. Tidak menyangka jika nasib mantannya akan seburuk ini. Coba saja dulu ia tidak gegabah dengan nafsunya, sudah barang tentu perempuan cantik yang sedang terbaring itulah yang akan menjadi pasangannya.
"Bagaimana, Sat? Mayang baik-baik saja, kan?"
Satria sendiri bingung. Ia sudah berjanji dengan ibu hamil itu untuk menyembunyikan kehamilannya pada siapapun.
"Sat!"
"Gue bingung jelasinnya."
"Ada apa dengan Mayang?" tanya Tika bingung.
"Urusan psikologis Mayang, lu yang lebih tau. Tapi urusan kesehatan fisik dan masalah keluarga, gue lebih tahu."
"Tolong, lha, Sat. Ngomong yang jelas. Jangan berbelit-belit."
"Intan sembuh. Tentu euforia tersendiri di hati Indra, dan itu artinya neraka buat Mayang."
Wajah Tika berubah sedih. Kenapa garis hidup sahabatnya itu begitu pelik. Padahal ia juga anak baik-baik.
"Kemarin Mayang sempat mau bunuh diri."
"APA???"
"Tapi gagal. Gue datang tepat waktu."
Tika bisa bernapas lega sekarang.
"Bagaimana dengan Bu Intan? Dia tau kalau mereka nikah siri?"
"Ya."
"Lalu? Mayang pasti dicaci maki dan dianggap pelakor sama dia." Tika berbicara berapi-api.
"Tidak. Gue kenal Intan. Dia orang baik. Hanya ibunya saja yang sedikit serakah. Kemarin Indra dan Intan ngajak Mayang kembali ke rumah itu."
"Mayang setuju?"
"Dia belum jawab."
"Kalo gue sih ogah. Nikah udah di atas kebohongan, malah mau dicampur sama madunya. Cuma makan ati itu mah."
Benar apa yang dikatakan Tika. Karena setiap individu berhak untuk menjatuhkan pilihan, termasuk Mayang.
"Nggak semudah itu, Tik."
"Kenapa? Gue tau koo jiwa tegas dan kemandirian Mayang."
"Itu kalo dia normal!"
"Maksud lu?"
"Hormon kehamilan pasti bakal menyiksanya dan membuat dia lemah."
"APA??? Mayang hamil?"
"Nggak usah keras-keras juga, kali!"
Bukan suara Satria.
Mereka berdua menengok ke arah Mayang. Rupanya ia sudah sadar.
"Sampai mana kalian gosipin aku tadi? Kamu juga mau bilang kalo gue pelakor, Kak?"
Tika hanya memandang sayu sahabatnya, kemudian langsung memeluknya. Tangis pecah di antara dua sahabat itu.
"Ah, drama!" kesal Satria.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Istri Siri
Fiksi UmumMayang, seorang guru TK yang hatinya sudah menyatu dengan anak didiknya, Michael. "Miss Mayang, Miss mau, kan, jadi mamaku? Menikahlah dengan Papa, Mis!" Tanpa anak itu minta pun, Mayang sudah menganggap Michael sebagai anaknya. Hanya saja, jika unt...