Bagian 18

2.5K 190 56
                                        

vote - comment - vote - comment

======

"Kamu nunggu perubahan baik Indra untuk ngasih kabar kehamilan kamu, kan? Sekarang kamu sudah mendapatkan cinta Indra. Jadi, tunggu apa lagi? Anak kamu juga butuh dielus papanya."

Mayang mengingat nasihat Satria. Benar saja, dua bulan ini Mayang diperlakukan bak ratu oleh Indra. Apapun yang Mayang mau, Indra langsung menurutinya.

Hari Minggu juga Indra tidak lagi pergi ke kantor. Ia lebih memilih mengisi waktu liburnya untuk Mayang dan Michael. Hampir tiap malam juga Indra mengunjungi kamar Mayang dan tidur berdua.

Berulang kali Indra menyuruh istrinya untuk pindah ke kamar utama, tapi Mayang menolaknya dengan halus. Ia tidak mau melihat bayang-bayang Intan. Juga karena privasi akan kehamilannya bisa terbongkar kalau Mayang satu kamar dengan Indra.

Mayang tidak pernah sebahagia ini. Dan saat ini ia putuskan untuk membagi kebahagiaannya pada janin ada di perutnya, yang tidak pernah rewel minta ini itu, ataupun hanya sekadar menyiksa Mayang agar mual muntah layaknya orang hamil lainnya.

Indra, Mayang, dan Michael. Mereka sedang menghabiskan waktu bersama di ruang tamu. Ini adalah waktu yang tepat untuk memberi kejutan pada Indra dan Michael.

"Mas," ucap Mayang membuka pembicaraan. Jujur, ia gugup.

Tidak bisa menebak apa reaksi Indra setelah kabar kehamilannya sampai di telinga suaminya.

"Iya, Sayang."

"Saya ... saya ada ---"

Tiba-tiba ....

"Surprise .... " Suara seseorang berhasil membuat Mayang menghentikan bicaranya.

Mereka semua tercengang melihat orang yang datang tersebut. Sungguh tidak disangka, Mayang yang ingin memberi kejutan, justru ia yang mendapat kejutan dahsyat ini.

Lastri datang bersama Intan.

Indra dan Michael menatap Intan dengan raut bahagia yang begitu terpancar. Sedangkan Mayang, ia tidak bisa menerjemahkan apa yang ada di pikirannya.

Bibirnya bergetar. Ia takut, kalut. Kabar bahagia kehamilannya pasti kalah jauh dengan kabar bahagia kembalinya Intan.  Di sisi lain, ia baru menyadari kebodohannya.

Dinikahi secara siri, ditinggal mendadak tanpa alasan, dan semua kejanggalan di hati Mayang selama ini, kini kerjawabkan.

Ternyata Intan masih hidup.

Selama ini Mayang hidup dengan kebohongan. Kebohongan Indra, kebohongan lastri, juga kebohongan William.

Kecewa?
Ya! Ia sangat kecewa.

Bukan berarti Mayang mengharap kematian Intan, ia hanya tidak terima dengan perlakuan manusia-manusia bedebah seperti mereka.

Dadanya begitu sakit, seperti ada ribuan bongkahan batu yang menhantamnya.

"Intan? Apa aku sedang bermimpi?" tanya Indra dengan lelehan air mata bahagia.

Sebahagia inikah dirimu, Mas?

"Tidak, Indra. Kamu tidak sedang bermimpi. Putriku telah kembali setelah hampir dua bulan kamu tidak menjenguknya."

Indra langsung bergegas memeluk istrinya, menghujani wajah Intan dengan ribuan ciuman.

Tidak apa-apa, May. Kamu nikah kan untuk Michael. Bukan Pak Indra.

Hati kecil Mayang berusaha menghibur dirinya sendiri. Benar, kan, mereka menikah hanya karena permintaan konyol anak TK? Dan sekarang ia sedang memetik buah kekonyolannya.

Hanya Istri SiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang