Jangan lupa vote comment-nya, yaaa .... Kedua hal tersebut jadi mood booster banget buat aku.
=====
Indra, Michael, dan Mayang. Mereka satu meja untuk menyantap sarapan yang ada di piring masing-masing.
"Mama kok nunduk terus?" celoteh Mic yang langsung membuat Mayang mendongakkan kepala.
"Ha? A-apa, Mic?"
Gaya salah tingkah itu terbaca oleh suaminya. Indra senyum-senyum sendiri melihat tingkah Mayang.
"Mama kenapa kok nunduk terus? Biasanya kan ngambilin lauk ke piring Mic?"
"Mama lagi capek, Mic. Semalam habis lembur bikinin kamu ad---"
Belum tuntas Indra menyelesaikan perkataannya, Mayang langsung menendang kaki Indra yang ada di bawah meja.
Anak itu terbengong melihat tingkah orang tuanya.
"Mic, ini namanya sayur labu. Baik sekali buat kesehatan kamu. Dihabisin, ya," ucap Mayang yang berusaha mengalihkan perhatian sambil menaruh kuah sayur ke piring anak sambungnya.
Dia adalah guru TK. Baginya, perkataan Indra tadi bukanlah contoh yang baik untuk anak seusia Michael.
Yaaa, meskipun tadi malam gempa bumi lokal memang terjadi di kamar Mayang, tetap saja itu tidak pantas untuk dikonsumsi Mic.
Namun, ada alasan yang lebih mendasar dari semua itu. Mayang malu mengingat kejadian tadi malam. Ia seperti lepas kendali. Dan parahnya, Indra begitu membebaskannya untuk berekspresi.
Hebat, kan, suami dari Intan dan Mayang ini?
"Apa labu hanya bagus untuk kesehatan anak-anak, May?" tanya Indra tak mau kalah.
Mayang tahu jika Indra hanya menggodanya tanpa benar-benar niat bertanya.
"Labu menyehatkan siapa saja yang mengkonsumsinya. Baik anak-anak ataupun orang dewasa."
"Kalau begitu, kenapa cuma Mic yang diambilkan? Kamu tidak ingin saya sehat dan kuat?" Indra menekankan kata 'kuat' dalam kalimatnya, dan tentu saja hanya orang dewasa yang bisa mengerti maksudnya.
Tanpa drama berkepanjangan, Mayang pun segera memenuhi permintaan Indra untuk mengambilkannya sayur sop.
***
Hari minggu. Kebanyakan orang memanfaatkan hari ini untuk family time, tapi tidak untuk Indra Erlangga.
"Ini kan hari minggu, Mas."
"Memangnya ada apa dengan hari minggu? Sama saja, kan, dengan hari-hari yang lain?"
Masih pagi. Mayang tidak mau membuat keributan hanya karena kebiasaan Indra yang tetap ke kantor meski hari minggu.
Mayang hanya orang baru. Tidak sepantasnya mempersoalkan kegiatan Indra yang sudah lama ia jalankan.
"Saya pergi dulu. Jaga Michael baik-baik."
Hanya Michael? "Iya, Mas. Hati-hati.'
Selepas kepergian Indra, Mayang menghabiskan waktu bersama Michael. Bermain bersama, belajar bersama, dan tidak lupa untuk membereskan mainan bersama.
Perasaan 'hanya sebagai baby sitter' kembali menyapa Mayang. Benarkah ia dinikahi hanya untuk dijadikan baby sitter Mic? Ah, Mayang. Seharusnya ia ingat jika hanya karena Michael-lah pernikahan ini terjadi.
"Mic," sapa Mayang.
Anak itu pun langsung menatap Mayang.
"Apa Papa tiap hari minggu selalu ke kantor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Istri Siri
General FictionMayang, seorang guru TK yang hatinya sudah menyatu dengan anak didiknya, Michael. "Miss Mayang, Miss mau, kan, jadi mamaku? Menikahlah dengan Papa, Mis!" Tanpa anak itu minta pun, Mayang sudah menganggap Michael sebagai anaknya. Hanya saja, jika unt...