12

11K 1K 118
                                    

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️
-
Vote + comment😡🫵🏻

 ⚠️-Vote + comment😡🫵🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebingkai jendela di sisi kamar yang menyebabkan cahaya mentari menyusup dan mengusik dua insan yang tengah rebah bersama di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebingkai jendela di sisi kamar yang menyebabkan cahaya mentari menyusup dan mengusik dua insan yang tengah rebah bersama di ranjang.

Lenguhan kecil Jion terdengar, Ia mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk.

Hal pertama yang ia rasa adalah ia sedikit kedinginan. Hendak menyibak selimut yang tersingkap di ujung kaki, namun pergerakannya tertahan.

Ia berusaha lagi, hasilnya tetap saja pergerakan tubuh nya terbatas. Dan saat itu juga lah, ia menyadari ada sepasang lengan yang melingkari tubuhnya.

"Sialan satu ini." Geramnya ketika sadar bahwa itu lengan Shan yang mendekapnya.

Mengingat kejadian semalam membuatnya kesal dua kali lipat.

Ini saat yang tepat.

Ia akan menghilangkan nyawa pria ini.

Jion mengambil bantal yang sebelumnya menjadi tempat empuknya, ia sudah bersiap ingin mendekap wajah Shan dengan bantal itu. Tangannya sudah mengangkat tinggi bantal itu dengan matanya yang menyorot kesal pada wajah Shan yang terlihat nyaman dengan bunga tidurnya.

Kemudian ia berdecak seraya membuang bantalnya. Ia mengurungkan niatnya. "Lebih baik aku pulang." Monolognya.

Ia menyingkirkan lengan Shan dari dirinya, lalu beranjak dari ranjang itu.

"Pantas saja aku kedinginan." Monolognya lagi ketika sadar dirinya hanya menggunakan bathrobe tanpa dalaman.

Lalu ia lanjut lagi berjalan, ingin mencari pakaiannya. Namun niatnya itu urung ketika mendengar suara serak khas bangun tidur yang mengucapkan,

"Hati-hati."

"Harusnya tadi aku membekap wajahmu dengan bantal." Dengusnya menanggapi Shan yang sudah menopang wajahnya dan menatapnya dengan jahil.

Persetan dengan pakaian. Ia akan pulang dengan bathrobe ini. Ia tidak mau berlama-lama lagi disini.

Terdengar bantingan pintu yang cukup menggelegar ketika Jion tak ada lagi dikamar itu.

OmegamdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang