42

5.8K 722 56
                                    

Vote + Comment 😡🫵🏻

Vote + Comment 😡🫵🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perut Jion semakin membesar disetiap harinya, dan juga calon papa itu sama sekali tak melewatkan harinya untuk tak berkaca didepan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perut Jion semakin membesar disetiap harinya, dan juga calon papa itu sama sekali tak melewatkan harinya untuk tak berkaca didepan cermin. Ia memperhatikan besar perutnya dengan seksama, lantasnya mengelusnya dengan pelan. "Rasanya seperti perutku ini akan meledak," gumamnya tak yakin.

Beberapa hari belakangan ini, pria berbadan dua itu lebih memilih untuk tak menggunakan celana, hanya dalaman saja dan kaos longgar yang tentu itu milik Shan. Kaki jenjang nan mulusnya itu terus mondar-mandir tanpa sehelai benang membuat penghuni lainnya harus menahan hasratnya.

"Shan~" Panggil mendayu Jion pada si empu nama.

"Kemarilah, Ji. Sarapan sudah siap," Sahut Shan dari arah dapur.

Lantas Jion melangkah dengan pelan ke arah dapur, Shan berusaha menyembunyikan tawanya saat melihat cara Jion yang kini seperti penguin. Sepertinya perut besarnya itu sangat membebani Jion.

Jion mengambil duduk disisi Shan, dan ia lebih dulu menegak air mineral sebelum menerima suapan dari Shan. "Mmm.. Enyak.." Pujinya yang sedikit meleset karena juga sedang mengunyah.

Shan kembali telaten mengupaskan udang untung mate kecil dan kembali menyuapinya. Jion disini hanya tinggal mengunyah saja, tak perlu repot-repot membuang tenaganya.

"Oh ya..," tutur Jion mendadak di sela kunyahnya. "Coba tebak berapa usia kandunganku?" Tanya Jion tiba-tiba dengan sedikit menyudutkan. Ia ingin menguji Shan apa peduli pada dirinya atau tidak.

"15 minggu?" Jawab santai Shan sembari hendak kembali menyuapi seekor udang.

Wajah Jion berubah rengut, bibirnya cemberut. "Ini sudah mau masuk 16 minggu," rajuknya pelan. Ia bangkit dari duduknya.

Jion kecewa.

"Aku menghitungnya perminggu, Ji. Ayolah.. Jangan merajuk dulu, sarapan pagimu masih sedikit," Keluh Shan akhirnya, mood Jion amat mudah tersentil beberapa hari ini.

Tepatnya setelah ia kembali dari schedule luar kotanya, dan Jion yang sempat terjebak dengan dua feromon panas. Phamil itu menjadi mudah tersinggung, dan harus segera membujuknya.

OmegamdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang