08

15.6K 1.2K 77
                                    

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️
-
Vote + comment😡🫵🏻
-
1,6k words

 ⚠️-Vote + comment😡🫵🏻-1,6k words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelopak matanya masih tertutup, menikmati lelapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelopak matanya masih tertutup, menikmati lelapnya. Hingga deru detik jam tak sengaja mengganggu pendengaran Alpha kecil yang tengah berbalut dalam selimut.

Ingin sekali rasanya ia menghancurkan jam itu sampai rusak terbelah-belah. Dahinya berkerut, kesal. Ia tebak ini masih pagi, kenapa jam jelek itu sangat mengganggu tidurnya.

Ia mengambil bantal, lantas melempar jam yang bertengger di dinding itu. Suara pecahan dari kaca jam yang berderai memenuhi kamar, serta suara ringisan Jion yang baru saja melempar bantal dengan sekuat tenaganya.

"Aw."

Sekujur tubuhnya terasa pegal sekali. Kemudian ia sadar, seharus ia masih berada diruang hukuman. Kenapa malah di kamar kakaknya. Ia menurun kakinya, hendak pergi keluar dari kamar, namun...

"Argh!"

Kakinya tak sanggup menopang dirinya sendiri. Dia hampir saja mengira dirinya lumpuh, kalau tidak melihat jari kakinya masih bisa digerakan. Bokong mulusnya langsung berciuman keras dengan keramik.

"Jion? Sudah bangun?" Hegi muncul dari balik pintu.

"Menurut akal sehatmu aja kak." Ketusnya, perlu diingat dia masih marah pada Hegi perkara ia dituduh tidur dengan Omega.

Sudah jelas ia sedang mengesot dilantai ini, Hegi malah bertanya yang jawabannya sudah jelas.

Hegi mendekat untuk membantu adiknya itu, kembali duduk di kasur. "Dimana kau bertemu Enigma itu?"

"Hah?" Bingung Jion, dari mana kakaknya tau?

Kemudian ia tersadar akan sesuatu. "Kak, kemarin aku Rut kan?"

OmegamdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang