Side story (1) - Ayah Enigma, Shan

8.9K 699 76
                                    

Vote + Comment 😡🫵🏻

} Ayah Enigma, Shan {•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

} Ayah Enigma, Shan {
•••

"Aish..."

"Awh!"

"AGH! DADAKU SAKIT! SHANN!"

Si empu nama yang di pekiki pun datang dengan cepat, saat ini di matanya seakan ia melihat 3 bayi yang tengah merengek, namun yang satu lagi itu dengan tubuh yang besar.

Jion merengut padanya dengan dua bayi menghinggap di kedua dadanya. "Perih," Adunya dengan nada merengek.

Atensi Shan mengamati 'perih' yang Jion maksud, lebih tepatnya dada yang dikerubungi dua bayi kecil. "Sudah kubilang untuk pumping saja." Ucapnya kemudian mengangkat satu bayinya dan meletakkannya di box bayi yang memang ada di sisi kamar mereka. Dan ia juga mengangkut bayi lainnya.

"Nanti mereka tidak sehat kalau tak meminumnya langsung dariku." Rengut Jion, ia memperhatikan dadanya sendiri yang tampak lembab sehabis dihinggapi dua Shan kecil.

"Dadamu bengkak." Celetuk Shan ketika ia melihat ada yang mencuat amat menonjol di dada Jion. Sedangkan Jion, ia dengan cepat menurunkan pakaiannya, lantas memberikan tatapan delik pada pria itu.

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu, mesum." Sarkastik Jion. Mengingat tempo hari, ia pernah sama mengeluh hal yang serupa seperti hari ini. Shan dengan wajah tak tahu malunya menawarkan bantuan, dan itu berakhir Shan besar yang menghinggap di dadanya.

Jion memandangi box bayi di sana, akhirnya dua bayi rewel itu sudah bungkam. "Aku mau keluar berjalan-jalan," ucapnya kemudian pada Shan. Ia bangkit untuk bersiap, melewati Shan begitu saja dengan wajah watadosnya.

"Kau jaga mereka." Titah Jion tak terbantahkan, ia menunjuk wajah Shan dengan jari telunjuknya sebelum dirinya memasuki kamar mandi untuk bersiap.

Bahkan Shan belum sempat menjawab titahan itu, namun Jion sudah membanting pintu kamar mandi yang membuat dua bayi itu berjengit kejut. Ia menghela nafasnya, berjalan mendekat pada dua bayi yang sudah kembali rewel. Menepuk pelan dua punggung kecil itu, berusaha untuk mendiamkannya. Untunglah usahanya berhasil tanpa membuang waktu banyak.

"Aku akan keluar bersama dengan Sazel," beritahu Jion mendetail seusai ia mandi, rambutnya yang masih basah ia usakkan dengan handuk dan menggunakan handuk lain yang melilit di pinggangnya.

"Kau tak boleh melarangku." Tajamnya saat Shan mendekat hendak menyudutkan.

Jion hampir memekik kesal jika saja Shan tak membungkam mulutnya dengan menggunakan tangan bersamaan dirinya ditarik mendekat, hingga kini  tubuh mereka tak ada jarak.

"Stt.." Bisik Shan, kini bungkamannya berganti menjadi jari telunjuk yang menyentuh bibir plum milik si kecil pemarah. "Kau bisa membangunkan mereka lagi."

OmegamdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang