05

14.5K 1.1K 77
                                    

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️
-
Vote + comment😡🫵🏻
-
1,4k words

 ⚠️-Vote + comment😡🫵🏻-1,4k words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, pria berstatus Enigma itu sudah bangun, ia memandang pria kecil di sebelahnya yang tampak masih terlelap, enggan untuk bangun walaupun sudah nyenyak selama dua malam satu hari lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi sekali, pria berstatus Enigma itu sudah bangun, ia memandang pria kecil di sebelahnya yang tampak masih terlelap, enggan untuk bangun walaupun sudah nyenyak selama dua malam satu hari lamanya.

Ia beranjak dari sana, lalu melangkah ke dapur untuk membuat makanan seadanya, jaga-jaga jika pria itu bangun, ia yakin sekali perut itu akan kosong, butuh asupan. Membuka kulkas, matanya menelisik isi kulkasnya yang tidak seberapa itu, karena sedari awal ia tinggal sendiri, hingga suara melengking terdengar dari arah kamar.

"AGHHH!!"

Di dalam kamar itu wajah Jion berkerut kesakitan dalam tidurnya. Semakin lama, semakin sakit juga rasanya. Ia meringkuk dalam selimut. Bawah perutnya terasa sakit sekali.

"Euh.. Sakitttt!!!" Rengeknya nyaring.

Kemudian penciumannya menangkap aroma yang sangat menenangkan sekali. Hanya menenangkan tapi tidak untuk menghilangkan rasa sakit pada perut bawahnya.

Hingga, ia merasa ada telapak tangan mengelus halus pada surainya. Kepalanya mendongak pelan mencari tahu siapa pelakunya,

"Sakit.." Rengeknya pada Shan yang sudah duduk di tepi kasur sembari merapikan anak rambut Jion yang berantakan.

"Sakit sekali bajingan! Kau apakan diriku!" Marahnya menggebu, menyalahkan Shan atas rasa sakitnya.

"Mengubahmu menjadi Omega." Kalimat jawaban singkat itu membuat Jion naik pitam.

"Bangsat!!! Jangan main-main!" Jion marah namun perutnya yang sakit lebih mendominasi.

Shan menunjuk perut yang tertutup dalam ringkukkan si Jion. "Itu. Sedang membentuk rahim."

"Kau gila! Siapa yang mau menjadi Omega!"

"Kau tetap memiliki sisi Alpha, tapi Omega juga bersamaan."

Kalimat terakhir berlaku jika bersama dirinya.
Jika perut Jion sedang tidak sakit, Ia akan menarik baju pria itu lalu memukul pipinya kanan kiri untuk membalas omongannya yang ngelantur itu.

OmegamdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang