Part 10

9K 253 6
                                    

Sudah seminggu Jasmine bekerja dengan David dan ia mulai terbiasa dengan perintah David yang terkadang tidak masuk akal. Setiap hari ia akan menjemput David, menyiapkan pakaian, sarapan, tugas di kantor dan mengantar David kembali setelah selesai bekerja. Besok adalah hari Minggu dan Jasmine tidak sabar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai-santai. Tiba-tiba Jasmine mendapatkan panggilan dari David untuk keruangannya.

"Ada apa sir?" Tanya Jasmine.

"Anda tahu nanti malam klien kita mengadakan pesta?" Tanya David.

"Tahu sir" ucap Jasmine.

"Anda sudah mencarikan patner untukku?" Tanya David.

"Partner?" Tanya Jasmine bingung.

"Kau ingin aku pergi ke pesta sendiri?" Ucap David marah.

"Sa.. saya tidak bermaksud seperti itu sir" ucap Jasmine panik.

"Kalau begitu carikan partner untukku" ucap David dingin.

"Tapi bukankah Anda sudah memiliki nona Zeline?" Tanya Jasmine bingung lalu mendapat tatapan tajam dari David.

"Baik sir.. akan segera saya carikan" ucap Jasmine meninggalkan ruangan David.

Jasmine segera mendatangi ruangan Nick dan bertanya tentang masalah tersebut. Namun, Nick hanya tertawa dan menjelaskan kepada Jasmine tentang perihal tersebut. Untungnya Jasmine sudah mendapatkan partner yang sesuai berkat bantuan Nick.

"Syukurlah.. terimakasih sudah membantuku Nick" ucap Jasmine.

"Sama-sama Jassy" ucap Nick.

"Aku heran, mengapa sir tidak mengajak nona Zeline. Diakan kekasihnya" ucap Jasmine bingung. Namun, Nick hanya membalasnya dengan senyuman.

"Tidak heran, dia memiliki reputasi buruk. Dia bermain dengan banyak wanita disaat ia memiliki kekasih. Dimana otaknya? Apa dia tidak memikirkan perasaan kekasihnya. Pria seperti dia hanya memikirkan miliknya saja agar dapat terpuaskan. Benarkan Nick?" Ucap Jasmine bergosip dengan Nick. Namun, Nick terdiam dengan wajah takut.

"Nick kau kenapa?" Tanya Jasmine khawatir.

"Ak.. aku.. sir saya permisi ke toilet dulu" ucap Nick gugup lalu kabur meninggalkan Jasmine dan David. Tubuh Jasmine menegang ketika mendengar ucapan Nick, lalu ia membalikan tubuhnya secara perlahan.

Jasmine dapat melihat David berdiri di depan pintu dengan wajah mengeras dan mata yang tajam seperti ingin menelannya hidup-hidup. Jasmine menelan air ludahnya lalu berjalan perlahan untuk keluar dari ruangan tersebut.

Tangan David menghalangi pintu agar Jasmine tidak bisa lewat. Namun, karena tubuh David tinggi sedangkan tubuh Jasmine pendek, ia bisa melewati tangan David dengan begitu mudah. David tertawa kecil karena Jasmine bisa lolos darinya. Lalu ia menarik tangan Jasmine dan menghimpitnya ke pintu.

"Mau kemana?" Tanya David dingin dengan kedua tangan yang mengurung posisi Jasmine agar tidak bisa kabur.

"Sir.. saya ada urusan" ucap Jasmine gugup karena kedua tangan David memenjarakan tubuhnya di pintu.

Semakin lama David mengikis jarak diantara mereka sehingga membuat tubuh mereka saling berdekatan. Jasmine tidak bisa bernapas dengan normal karena aroma tubuh David yang membuatnya melemah. Kemudian, Jasmine merasakan hembusan napas ditelinganya yang membuat tubuhnya tegang. David juga menyentuh telinga Jasmine menggunakan hidungnya yang mancung dan itu membuat jantung Jasmine berdetak kencang.

"Kau ingin merasakan milikku juga, Mine?"bisik David serak ditelinga Jasmine. Retina Jasmine membesar dan pipinya memerah mendengar ucapan David.

"Kau gila" maki Jasmine mendorong tubuh David lalu kabur meninggalkan David yang tersenyum senang karena telah berhasil menjahili Jasmine.

He Was My First Love by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang