Part 51

5K 176 48
                                    

Jasmine menatap pramugari dan pramugara yang berlalu lalang di depannya. Berangsur-angsur semua orang meninggalkan kabin tersebut sehingga hanya menyisakan dirinya dan David yang berada di sini. Jasmine tidak sadar bagaimana ia bisa berada di dalam pesawat ini. Bukan, sepertinya ini lebih terlihat sebagai Jet pribadi.

Waktu begitu cepat, Jasmine begitu terkejut orang yang hampir menabraknya adalah David. Lalu, David menarik Jasmine untuk ikut bersamanya.

Saat Jasmine melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri, Jasmine merasakan perih di telapak tangannya sehingga membuat ia meringis.

Auwh..

Jasmine berusaha menarik tangannya dari genggaman David. Namun, David menahannya dan menatap datar wajah Jasmine.

Jasmine menjadi tidak nyaman di tatap seperti itu oleh David.

"Hanya luka kecil, tidak perlu diobati.. aww.." ucap Jasmine meringis sakit ketika David menekan luka tersebut.

"Kau berniat mengobati atau tidak?!" Ucap Jasmine sedikit emosi kepada David. Jasmine baru menyadari perkataannya ketika David menatapnya dengan tajam.

"A..aku tidak bermaksud seperti itu.. aku..." Gumam Jasmine melemah.

"Diam atau aku akan menyumpal bibirmu dengan bibirku agar kau berhenti bicara" ucap David tegas.

Jasmine yang merasa di ancam lalu mengatupkan kedua bibirnya dan mengulumnya ke dalam untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terjadi.

Tanpa sadar Jasmine terus memperhatikan David yang sedang membalut lukanya.

"Mengapa aku tidak bisa membencinya?" Ucap Jasmine dalam hati.

Kemudian, dengan cepat Jasmine mengalihkan wajahnya ke samping ketika mata David bertatapan dengannya.

"Tidurlah, jika sudah sampai akan ku bangunkan" ucap David dingin dengan wajah datar lalu meninggalkan Jasmine.

***

Jasmine terbangun dari tidurnya, perlahan mata Jasmine mulai terbuka. Anehnya bukan pemandangan di dalam kabin yang ia lihat. Melainkan rumah yang tidak asing untuknya. Itu, kediaman Williams. Selama itukah ia tertidur saat perjalanan kemari.

"Nyawamu sudah berkumpul? Jika sudah sadar, kau segera turun" ucap David datar lalu membuka pintu mobil.

"Tu..tunggu David.." ucap Jasmine keluar dari mobil.

"Cepat masuk"  ucap David memerintah.

"Aku tidak bisa.. aku akan pergi" ucap Jasmine namun tangannya di tahan oleh David.

"Kau tidak bisa lari dari tanggung jawab Mine" ucap David emosi dengan wajah mengeras.

"Tanggung jawab apanya!?" Tanya Jasmine tidak terima. Namun, tiba-tiba suara tangisan bayi menggelegar dari dalam rumah membuat perasaan Jasmine berkecamuk.

"Kau dengar?" Tanya David dingin.

"Tapi.. aku..." Ucap Jasmine gugup. Tetapi, perkataannya tidak dipedulikan oleh David karena David memaksa Jasmine masuk ke dalam rumah Tersebut.

Jasmine di tarik menuju ke lantai 2 hingga tepat berada di depan kamar David. David tidak melepaskan genggaman tangannya ketika membuka pintu tersebut.

"David darimana saja kau? Dari pagi hingga tengah malam begini, kau baru pulang? Putrimu terus menangis dan badannya sedikit hangat. Tidak ada nutrisi yang masuk kedalam tubuhnya" ucap Mrs. Williams sedih dan khawatir.

"Mom... Whine akan baik-baik saja" ucap David lalu menarik Jasmine sehingga sejajar dengannya.

"Mine!" Ucap Mrs. Williams terkejut. Jasmine menatap takut ke arah Mrs. Williams hingga tanpa ia sadari air matanya terjatuh.

He Was My First Love by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang