Jasmine menatap punggung David yang sedang menebus resep dari dokter Lea untuk Jasmine dan juga dirinya.
Pikirannya masih melayang di saat di ruangan dokter tadi, kilas balik tentang kenyataan yang selama ini terjadi.
Pandangan Jasmine yang tadinya melembut, tiba-tiba memanas saat melihat apoteker tersebut.
"Huh.. yang benar saja? Apa suami orang lebih menarik dari pada pria lajang?" Decak Jasmine kesal tanpa sadar.
"Tolong berikan susu rasa coklat untuk ibu hamil" ucap David kepada apoteker tersebut.
Jasmine berjalan cepat menghampiri David dan menatap tidak suka kepada apoteker yang malu malu tidak jelas berhadapan saat dengan David.
"Aku bisa bosan rasa coklat, aku ingin rasa yang lain" ucap Jasmine manja kepada David sambil menarik lengan baju David.
David terkejut melihat perubahan tingkah Jasmine yang aneh tidak seperti biasanya. Walaupun Jasmine dulu sering bertingkah seperti ini padanya. Namun itu sudah sangat lama.
"Oh.. kau ingin rasa apa?" Tanya David pelan.
"Strawberry" ucap Jasmine datar.
"Tolong berikan satu" ucap David kepada apoteker.
"Baik" ucap apoteker lembut kepada David sambil tersenyum manis.
Jasmine berdecih tidak suka melihat apoteker tersebut dan hal itu tidak lepas dari pengamatan David.
"Tanganku sedikit lelah, tas ini sangat berat" ucap Jasmine mengeluh sedikit keras agar apoteker tersebut mendengar pembicaraannya dengan David.
"Berikan padaku" ucap David sambil mengambil tas Jasmine dan membawanya.
Jasmine tersenyum senang dan menatap apoteker dengan menyeringai. Menandakan bahwa dia bukan tandingan untuknya. Level mereka berbeda jauh. Apoteker tersebut merasa kesal.
"Apakah masih lama, aku sudah mengantuk" ucap Jasmine lembut.
"Tidak, ini sudah selesai" ucap David memberikan black card untuk melakukan pembayaran.
Setelah selesai menebus resep mereka. Jasmine dan David berjalan keparkiran mobil. Sesampainya di dekat mobil, Jasmine hanya berdiri diam sedang David sudah memasuki kursi mengemudi. David menatap heran Jasmine yang masih berdiri. Lalu, David menurunkan kaca mobil kursi disampingnya.
"Jasmine kau tidak naik?" Tanya David bingung.
"Pintunya belum terbuka" ucap Jasmine datar.
"Kau bisa membukanya dengan tanganmu" Ucap David dingin.
"Kau juga bisa membantuku membukanya dengan tanganmu" ucap Jasmine dingin.
"Cepat masuk, aku tidak punya banyak waktu" ucap David dingin.
"Waktumu masih tersisa banyak jika kau dengan cepat membukakan pintu untukku" ucap Jasmine kesal.
"Mine!... " Ucap David sudah mulai terpancing emosi.
"Kau tidak lebih baik dari Nick, bahkan Nick lebih tahu bagaimana caranya memperlakukan wanita dengan baik" ucap Jasmine penuh penekanan.
David sangat kesal mendengar perkataan Jasmine, ia tidak suka dibandingkan. Lalu, David turun dari mobil. Kemudian, David membukakan pintu untuk Jasmine. Jasmine menatap kearah David yang sudah terlanjur kesal.
David menaikkan sebelah alisnya dan menyuruh Jasmine masuk lewat tatapannya.
"Kau puas?" Tanya David kesal.
"aku tidak puas dengan pelayanan yang buruk" ucap Jasmine mengejek kepada David.
Wajah David mengeras dan ia sangat kesal. Sebelum David menutup pintu mobil, Jasmine bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Love by Ibelcia (End)
Genel KurguDisaat aku menginginkanmu untuk berada di sisiku, takdir menjauhkanmu dariku. Namun, di saat aku sudah tidak lagi mengharapkanmu, mengapa takdir menuntunku kembali kepadamu? Jasmine Dowson