Part 24

4.7K 102 3
                                    

Sekarang Jasmine sudah berdiri menatap salah satu gedung yang menjulang tinggi dan ia memastikan dengan alamat yang ditulis oleh Madame Jolie. Jasmine pernah mendengar perusahaan ini, namun belum pernah sama sekali bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang real estate. Lalu apa hubungannya perusahaan ini dengan permasalahan yang ia hadapi?

Jasmine mendatangi meja resepsionis untuk bertemu dengan pemilik perusahaan ini. Setelah resepsionis tersebut mengakhiri teleponnya, Jasmine diantar keruangan yang berada di lantai atas.

"Anda bisa menunggu CEO kami di dalam karena ia sedang rapat dan sebentar lagi rapat tersebut akan selesai" ucap resepsionis tersebut.

"Terima kasih" ucap Jasmine.

"Kalau begitu saya pergi dulu" pamit resepsionis meninggalkan Jasmine di depan pintu.

Kemudian, Jasmine memutuskan untuk masuk keruangan tersebut dan ia duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. Setelah menunggu hampir 15 menit. Pintu ruangan tersebut terbuka dan Jasmine langsung berdiri. Senyuman Jasmine memudar ketika berniat ingin menyapa CEO tersebut.

Tubuhnya menegang ketika melihat sosok tersebut di depannya.

"Kau seperti melihat hantu?" Ucap David datar berjalan melewati Jasmine dan duduk di meja kerjanya.

"Kau.... CEO Perusahaan ini?" Tanya Jasmine tidak percaya.

"Hmm" ucap David.

"Bagaimana mungkin?" Lirih Jasmine.

"Aku tidak perlu menjelaskannya, kau bisa mencarinya di media mengenai sepak terjang karierku" ucap David dingin.

"Mengapa kau melakukannya kepadaku?" Tanya Jasmine to the point.

"Melakukan apa?" Tanya David datar.

"Jangan berpura-pura bodoh vid!" Marah Jasmine.

"Aku hanya mencontoh apa yang kau lakukan. Sama sepertimu yang juga berpura-pura bodoh terhadap apa yang terjadi diantara kita" ucap David menusuk tajam ke Jasmine.

"Itu hanya masa lalu!" Ucap Jasmine emosi.

"Hahaha.. masa lalu? Tapi aku tidak menganggapnya seperti itu. Antara kau dan aku belum selesai" ucap David dingin.

"Oke, aku tidak ingin basa-basi denganmu. Apa maumu?" Tanya Jasmine berjalan mendekati meja David.

"Kau" ucap David menunjuk dengan tangannya ke arah Jasmine.

"Kau gila, sadarlah. Kau sudah memiliki istri dan anak, sedangkan aku sudah bertunangan" ucap Jasmine emosi.

"Maksudmu Zeline? Kami tidak pernah menikah" ucap David.

"Apa? Jadi kau lari dari tanggungjawab?" Tanya Jasmine terkejut.

"Tidak, karena aku bukan ayah dari bayi yang dia kandung" ucap David menatap lurus ke Jasmine dan David dapat melihat ekspresi terkejut di wajah Jasmine.

"Lalu.. siapa ayah bayi tersebut?" Tanya Jasmine lirih.

"Max, Max Hunter" desis David.

"Ti.. tidak mungkin. Jangan bercanda" ucap Jasmine sambil menutup mulutnya menggunakan tangan.

"Kau terkejut mendengar kebenarannya?" Tanya David tertawa miris lalu beranjak dari duduknya dan berjalan mengitari Jasmine.

"Kau menyesal telah meninggalkanku di acara pernikahan kita?" Tanya David dan mata Jasmine berkaca-kaca.

"Sepertinya tidak? Kau sangat bahagia bukan disini? Membangun karier yang kau impikan dan memiliki tunangan yang sangat mencintai dirimu. Sementara aku di sana, seperti orang gila mencari selama ini!" Marah David membuang semua yang benda yang ada di meja kerjanya hingga jatuh berserakan di lantai.

He Was My First Love by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang