Jasmine menatap dirinya di depan cermin, ia tampak terlihat cantik dengan balutan gaun satin berwarna maroon membuat kulitnya begitu kontras dan terlihat cerah. Rambutnya sebagian ia ikat kebelakang menggunakan jepitan rambut. Jasmine merias wajahnya dengan riasan natural tetapi tidak mengurangi kecantikan dirinya."Haruskah aku menggunakan ini?" Gumamnya melihat gaun tersebut melekat sempurna ditubuhnya yang sedikit berisi namun terlihat perfect dengan lekukan yang begitu sempurna.
"Tidak, sepertinya aku harus ganti" ucap Jasmine kepada dirinya sendiri.
Namun, tiba-tiba ada panggilan video call dari Danish. Jasmine mengangkat panggilan tersebut dan terlihat ekspresi Danish yang menatapnya dengan terkejut.
"Oh My God... Mine so look Gorgeous" ucap Danish Heboh.
"Danish, wait, but i think is so... " Ucap Jasmine namun dipotong Danish.
"No... No... No... So look perfect and very very very beautiful, ok" ucap Danish.
"But i'm not confident, ini terlalu membungkus diriku" ucap Jasmine dengan wajah muram.
"Buang pikiran itu jauh-jauh. Kau indah, Mine" ucap Danish tersenyum.
"Tapi..." Ucap Jasmine menyela.
"Stop Mine! Aku tidak ingin berdebat denganmu lagi selama 1 jam seperti tadi. Ini akan telat. Acara akan segera dimulai. Sebaiknya kau cepat keluar sekarang karena supir sudah menunggumu. Jangan coba-coba untuk tidak datang. Aku akan sangat marah padamu" ancam Danish marah.
"Tapi..." Ucap Danish.
"Aku tunggu, sampai jumpa. Hati-hati di jalan Mine" ucap Danish lalu mematikan video call tersebut.
Jasmine menghela napas gugup, lalu ia berjalan keluar seperti yang dikatakan Danish. Kemudian, Mine masuk kedalam mobil yang telah menjemputnya. Mine meremas tangannya gugup karena ia takut akan respon terhadap orang-orang yang pernah mengenalnya dari masa lalu. Sejujurnya Jasmine tidak ingin ikut ke acara pernikahan Daniel. Namun, Danish dan Daniel berdebat dengannya agar Jasmine hadir dia acara pernikahannya. Selain itu, Danish juga memaksa ia menggunakan gaun yang seragam dari keluarga mempelai pria.
Pikirannya saling beradu sehingga Jasmine tidak sadar jika ia sudah sampai di tempat acara. Jasmine merapatkan doa dalam hati semoga semua berjalan dengan baik-baik saja. Jasmine bertekad agar orang-orang tidak menyadari kehadirannya, Jasmine akan bersalaman dengan Daniel dan Emily. Kemudian, Jasmine akan pergi meninggalkan acara tersebut dan tidak berlama lama di sana.
Jasmine memasuki tempat tersebut dengan perlahan sehingga mereka tidak mengetahui keberadaannya. Pemberkatan acara Daniel sepertinya akan segera dimulai. Jasmine berdiri di sudut untuk meminimalisir keberadaannya.
Acara pernikahan ini dilaksanakan di autdoor pada sore hari, sehingga awan jingga mempercantik moment tersebut sehingga membuat pernikahan ini sangat indah. Ditambah pengantin pria dan wanita yang terlihat bahagia sedang berciuman. Suara tepukan tangan yang meriah memberikan suasana suka cita.
Kini tibalah, waktu para tamu untuk bersalaman dengan pengantin. Jasmine mencoba mencari antrian untuk berbaris. Namun, ia sedikit kesulitan di karenakan ada orang yang mengenalinya seperti, Jack, Alex, Grace, Floe, Nick, Bahkan David.
Jika mereka menyadari keberadaannya, tamatlah riwayatnya.
Namun, sepertinya Tuhan masih sayang padanya. Jasmine menyalip di barisan tamu yang berumur sehingga ia bisa bersalaman dengan Daniel.
"Daniel, selamat atas pernikahanmu..." Ucap Jasmine tersenyum.
"Ya Tuhan.. Mine. Akhirnya kau datang, kecantikanmu meningkat 3x lipat! Mine, kenalkan ini Emily, istriku" ucap Daniel tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Love by Ibelcia (End)
Ficção GeralDisaat aku menginginkanmu untuk berada di sisiku, takdir menjauhkanmu dariku. Namun, di saat aku sudah tidak lagi mengharapkanmu, mengapa takdir menuntunku kembali kepadamu? Jasmine Dowson