David menatap memandang remeh ruko kecil serta pemandangan di sekelilingnya. Kemudian, ia menatap Nick dengan alis terangkat dan wajah penuh tanda tanya.
David tidak pernah tahu jika ada tempat seperti ini di negaranya. Bukan karena tempat ini kotor, melainkan tempat ini berada di pinggir kota tidak terlalu luas dan hanya terdapat jalan kecil, namun terlihat rapi.
"Tuan, kau tidak ingin masuk?" Tanya Nick saat berada di depan pintu ruko tersebut.
"Aku akan masuk" ucap David lalu menyusul Nick masuk ke ruko tersebut.
Suara lonceng berbunyi menandakan seseorang masuk mengunjungi ruko tersebut. Namun, David dan Nick tidak melihat satu orang pun di sana. Ruko pakaian tersebut sunyi.
"Kemana dia?" Gumam Nick namun masih bisa di dengar oleh David.
"Siapa?" Tanya David yang berada di depan Nick.
Tiba-tiba bunyi lonceng kembali terdengar yang berarti ada orang yang masuk ke ruko ini. David dan Nick menoleh. Dari arah pintu seorang gadis berteriak dan berlari menghampiri lelakinya.
"Sayang...." Ucap Loly lalu memeluk Nick tanpa mengetahui kehadiran David.
"Eh.... " Ucap Nick terkejut dan merasa tidak nyaman saat Loly memeluknya karena takut dengan David sehingga ia berusaha menolak pelukan tersebut secara halus.
"Hmm... Mengapa kau tidak suka ku peluk?" Ucap Loly muram.
"Aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja... Ada orang lain disini" ucap Nick dengan gigi rapat.
"Memangnya sia...pa..." Ucap Loly sebal pada awalnya namun setelah melihat orang tersebut mata Loly membulat terkejut dan Nada bicaranya mengecil.
"Kau!?" Teriak Loly kepada David sehingga David pun mulai tersadar jika orang itu tidak asing untuknya. Lalu, David melihat ke arah tangga dan bergantian menatap Loly.
Loly telat menyadari ketika David sudah berlari menuju tangga untuk pergi kelantai dua.
"Apa yang kau lakukan!?" Teriak Loly kuat sambil menyusul David ke atas, begitu pula dengan Nick yang mengikuti mereka dengan raut wajah yang bingung.
Loly melihat David mengobrak abrik rumahnya dan memeriksa setiap ruangan tersebut.
"Kau sangat lancang! Sebaiknya kau keluar dari rumahku!" Marah Loly namun David tidak menggubris.
"Apa kau tuli?!!!" Marah Loly.
"Ly, sebenarnya ini ada apa?" Tanya Nick bingung.
"Mengapa kau menyembunyikannya dari ku?" Tanya Loly kecewa.
"Menyembunyikan apa? Aku tidak tahu apa maksudmu?" Tanya Nick semakin bingung
"Menyembunyikan fakta bahwa atasanmu adalah pria brengsek ini!" Ucap Loly dengan wajah mengeras.
"Kau boleh memakiku sepuasnya, tapi katakan kepadaku dimana Jasmine?" Tanya David sedikit menekan.
"Aku tidak akan mengatakannya sampai kapanpun" ucap Loly
"Ly... Kau mengenal Jasmine?" Tanya Nick terkejut.
"Dia sekretaris Jasmine saat di Spanyol" ucap Nick dingin.
"Apa?" Ucap Nick begitu terkejut.
"Sebaiknya kalian berdua pergi dari sini.... Aku tidak akan memberi tahu kalian apapun tentang Jasmine. Dan kau Nick, jangan pernah menemui ku lagi. Aku membenci mu!" ucap Loly dengan mata sembab.
"Aku bisa menemukannya sendiri. Jadi teruslah menutupi hal itu sebisamu" ucap David dingin lalu pergi meninggalkannya Loly dan Nick yang masih terdiam di tempat.
***
Sudah 3 hari Jasmine bertunas seperti biasa, dia akan memanen anggur di kebun miliknya dulu yang sudah ia jual. Setelah mendapatkan upah Jasmine akan pergi kepasar sekitar untuk membeli beberapa bahan makanan. Setelah itu, Jasmine akan pulang untuk memasak makan siang.
Jasmine hanya membuat menu sederhana untuk dimakan. Rumah ini cukup besar namun berbahan kayu. Rumah yang nyaman dan sepeninggalan satu-satunya yang ia miliki. Rumah ini menyimpan banyak kenangan bersama dengan orang tuanya.
Suara dering handphonenya menyadarkan Jasmine dari lamunannya.
"Halo Loly" sapa Jasmine
"Aku hanya merindukanmu" ucap Loly senang.
"Baru 3 hari aku disini" ucap Jasmine tersenyum
"Kau baik-baik saja kan disana?" Tanya Loly memastikan.
"Mengapa kau selalu menanyakan hal itu setiap harinya?" Tanya Jasmine dengan dahi berkerut.
"Tidak apa, nikmati waktumu disana. Tidak perlu terburu-buru untuk kembali ke sini. Akan lebih bagus jika kau menghabiskan waktu yang lama di sana. Kalau begitu aku tutup dulu. Bye Jass" ucap Loly memutuskan panggilan tersebut dengan hati yang legah.
"Aneh... Beberapa hari ini Loly seperti ini" gumam Jasmine pada dirinya sendiri.
Kemudian, Jasmine memutuskan untuk memetik beberapa tangkai bunga yang ia kumpulkan di halaman rumahnya. Setelah itu, Jasmine seperti biasa mengunjungi sebuah tempat yang menjadi tempat favorit baginya.
Setelah berjalan selama 15 menit. Jasmine sampai di sebuah taman yang luas dan sunyi. Hembusan angin membuat rambutnya yang tergerai menjadi berterbangan. Kecantikan Jasmine mulai terpancar dengan senyuman yang menawan dibawah sinar matahari yang tidak terlalu terik.
Jasmine tersenyum semakin lebar terhadap apa yang ada di dihadapannya. Kemudian, Jasmine berlutut dan meletakkan setangkai bunga diantara kedua batu yang terukir nama.
"Mom.. dad.. apa kabar?" Tanya Jasmine tersenyum.
"Aku kembali lagi... Aku sangat senang bisa mengunjungi kalian setiap hari? Tidakkah kalian ingin membawaku bersama kalian?" Ucap Jasmine seolah-olah sedang berbicara dengan kedua orang tuanya.
"Beberapa akhir ini, aku merasa tidak punya semangat untuk berada di dunia ini lagi. Aku kesepian..." Ucap Jasmine tersenyum sedih.
"Rasanya... Tidak ada alasan lagi aku tetap di dunia ini.." ucap Jasmine sambil meneteskan air mata.
"Mom... dad... Bolehkah aku segera menyusul kalian?" Gumam Jasmine.
Setelah berbincang-bincang seorang diri hingga matahari mulai tenggelam. Jasmine memutuskan untuk kembali. Jasmine berjalan dijalanan yang sepi dan hari mulai menggelap. Namun, tidak ada rasa takut sedikitpun darinya.
Di tengah perjalanan yang sepi, sorot lampu mobil begitu menyilaukan pandangannya. Jasmine sedikit bingung karena tidak biasanya ada mobil yang melalui jalan ini.
Semakin lama mobil tersebut semakin mendekat tanpa mengurangi kecepatannnya. Kaki Jasmine tiba-tiba mati langkah dan terasa kaku. Matanya juga kian membulat. Mungkinkah ini akhir untuknya?
Jasmine enggan bergerak dan perlahan ia mulai memejamkan matanya. Jasmine sudah pasrah dengan keadaannya. Mungkin dengan cara ini akan mengantarkannya berkumpul bersama kedua orangtuanya di akhirat.
Decitan suara aspal dan mobil nyaring terdengar. Sang pengendara berusaha memijak remnya agar mobil tersebut berhenti dan suara klakson berbunyi keras. Namun, Jasmine memekakan telinganya terhadap apa yang ia dengar.
Akhirnya mobil tersebut tepat berhenti di depan Jasmine dan nyaris menabraknya.
Kemudian, seseorang keluar dari mobil tersebut dengan wajah mengeras.
"Apa kau gila!? Kau benar-benar ingin mati!!!" Ucap seorang pria memaki Jasmine.
"Suara itu?" Ucap Jasmine dalam hati mengenal suara tersebut.
Perlahan Jasmine membuka matanya, ketika ia melihat orang tersebut matanya membulat dan kakinya melemah sehingga tubuhnya terjatuh ke aspal.
"Da.. David.." gumam Jasmine dengan bibir bergetar menatap takut mata David yang begitu kelam.
***
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak...
Like dan comment...😍Next part..
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Love by Ibelcia (End)
General FictionDisaat aku menginginkanmu untuk berada di sisiku, takdir menjauhkanmu dariku. Namun, di saat aku sudah tidak lagi mengharapkanmu, mengapa takdir menuntunku kembali kepadamu? Jasmine Dowson