Ch. 8 : The Last Orphan

1.5K 118 2
                                    

Busanjin-gu, Busan. Tahun 2016.

Setahun setelah kejadian itu, kehidupan berjalan lancar dan menyenangkan seperti biasa. Keluarga mereka juga tetap menjalin hubungan baik dengan Rose. Wanita itu akan sesekali mengunjungi mereka dan membawakan oleh-oleh.

Suatu hari, di hari Jumat yang cerah —namun bagi Jaehyun semua hari adalah hari Senin yang sibuk— sebuah bunyi dari handphonenya menyita perhatiannya dari deretan huruf proposal yang sedang dikerjakannya.

Jaehyun mengernyit sebentar untuk mengecek notifikasinya.

[010-xxxx-xxxx]

[Hai Jaehyun-ah, ini Seungwan. Aku ingin minta tolong padamu]

Jaehyun mengernyit. "Seungwan.. Son Seungwan?" ujarnya mengingat-ingat.

Ah dia ingat sekarang. Seungwan (Wendy) adalah teman SMPnya. Mereka saling kenal, namun tidak dekat. Keduanya akrab karena dulu sempat satu organisasi saat SMP.

Son Seungwan —sunbaenya yang berusia lebih tua 2 tahun— adalah orang berkepribadian ceria yang selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Wanita itu juga kerap menjadi aktivis, volunteer, dan ikut dalam acara-acara kemanusiaan hingga sekarang.

"Sepertinya ini sesuatu yang penting" gumam Jaehyun. Ia pun meraih handphonenya dan membalas chat seniornya tersebut.

Jaehyun penasaran bantuan apa yang wanita itu harapkan darinya hingga repot-repot mengontaknya yang tak terlalu dekat dengan Seungwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun penasaran bantuan apa yang wanita itu harapkan darinya hingga repot-repot mengontaknya yang tak terlalu dekat dengan Seungwan.

Namun sebelumnya tentu ia akan memberitahu dan meminta ijin Taeyong dulu untuk menerima panggilan dari Seungwan.

☘︎☘︎☘︎

"Mengadopsi anak asuh?" tanya Jaehyun memastikan. Ia kini sedang berbincang dengan Seungwan usai menyantap makan malam bersama keluarganya.

"Benar.. sebenarnya aku juga tak yakin apa kau bersedia. Tapi aku sudah tak tahu harus minta tolong pada siapa lagi" kata Seungwan gusar di seberang telepon.

"Aku sampai menghubungi seluruh kontak bahkan seluruh nama di grup angkatan, meminta siapapun yang kurasa mampu untuk mengadopsi anak ini, tapi belum ada yang menghubungiku kembali"

"Hmm.. " ujar Jaehyun. "Kalau boleh tahu, kenapa kau begitu tergesa-gesa mencari orangtua asuh untuk mengadopsi anak itu, noona? Kau tahu itu bukan perkara mudah. Tak banyak orang yang mau menerima anak yang bukan darah daging mereka"

"Iya aku tahu.." Seungwan menghembuskan nafasnya perlahan. "Beberapa bulan lalu, aku dengar bahwa panti asuhan Hope Orphanage di Ulsan akan segera ditutup, karena pemiliknya yang juga pengurus satu-satunya telah meninggal karena sakit tua. Ayahku yang adalah salah satu donaturnya memberitahuku"

Kintsugi [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang