"Hmmmm"
Jaehyun melamun di sofa ruang tengah. Sebenarnya beberapa waktu lalu ia ingin mengantar Taeyong berbelanja kebutuhan bulanan, tapi Taeyong menyuruhnya istirahat di rumah karena ia butuh waktu tenang setelah bekerja seminggu penuh hingga lembur.
.
.
.
."Kau butuh istirahat. Jangan khawatir, aku hanya akan membeli keperluan kita sebentar di Lotte Mall, jadi bisa segera kembali" kata Taeyong mengingatkan. "Sekarang giliranku untuk membantumu"
Jaehyun sangat berterimakasih pada kekasihnya yang pengertian. Kalau boleh jujur ia memang merasa harus beristirahat karena seminggu ini timnya lembur mengerjakan banyak proyek.
"Appa, Minhyung ikut" kata Minhyung beringsut mendekati Taeyong.
"Me too! Jeno juga bosan seminggu belajar terus" ujar Jeno menyusul.
"Hahaha baiklah, baik" kata Taeyong tertawa renyah. "Ayo kita pergi bersama. Hyung, kami pergi dulu" katanya.
.
.
.
.'Apa- apaan situasi ini?' pikirnya.
Setelah Rose mengatakan ingin datang berkunjung dan menutup teleponnya, ia segera menghubungi dan menjelaskan pada Taeyong agar tidak kaget saat pulang ke rumah.
Namun tentu saja kekasihnya itu tetap terkejut. Mereka berdua tak tahu apa yang akan terjadi dan harus mengatakan apa, karena itu mereka akan melihat situasi dan kondisinya nanti.
Jaehyun tak pernah menyangka Taeyong akan bertemu Rose secepat ini. Mantan istrinya akan menemui istrinya (meski Taeyong mungkin tidak bisa disebut 'istri' karena dia laki- laki).
"Dasar si Rose tetap tak berubah, selalu seenaknya sendiri dan tak pikir panjang" gumamnya. "Tapi bagaimana ia akan bereaksi terhadap Taeyong?"
Panjang umur, sosok yang tengah diomelinya itu pun menghubungi handphonenya.
"Aku sudah di depan nih, bukakan pintunya dong" pinta Rose.
Pria bermarga Jung itu pun berjalan membukakan pintu dan menemui wajah ceria seorang gadis berambut blonde panjang, menenteng tas hitam merk YSL kesayangannya dan sebuah paperbag dari bakery.
"Hahaha hii! I'm home, darling" sapanya ceria.
"'I'm home' apanya" balas Jaehyun menyipitkan mata. Meski sudah lama tak berkomunikasi secara langsung, Jaehyun lega karena mantan istrinya itu tidak merasa canggung dan menanggapinya ceria seperti saat belum menikah.
"Aku buru-buru kesini tanpa pikir panjang ketika mendengar Jeno ingin bertemu denganku. Huaa, padahal bertahun-tahun aku kira ia benci padaku, makanya aku tak pernah berani menemuinya" kata Rose menyesal.
"Sepertinya kita salah paham" kata Jaehyun memakhlumi. "Jeno juga tak pernah menanyakan apapun padaku, tapi ternyata itu karena ia tak mau membuat kita susah"
Keduanya terharu karena meski sudah berpisah, ternyata keluarga mereka masih memikirkan satu sama lain.
"Padahal kalau tahu akan menemui Jeno, aku kan bisa mencarikan hadiah yang lebih baik untuknya" ucapnya cemberut. "Aku hanya sempat membelikannya glazed doughnuts dan roti cokelat kesukaannya di bakery terdekat"
Wanita itu menyodorkan paperbagnya. "Nih, nanti makanlah bersama. Aku masuk ya! Jeno-yaa~!" katanya menyelonong masuk.
"Jeno sedang tak disini, ia bersama Taeyong di Lotte Mall" ujar Jaehyun menutup pintu. Ia melihat Rose —yang hanya melongo tanpa suara— dengan tatapan "sudah kubilang, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kintsugi [Jung Family] ✔
Fanfiction•Broken but Beautifully Gathered• (Contains BL & mature contents, 18+) Daddy dan Appa, julukan yang tidak cocok satu sama lain, namun itulah panggilan anak- anak terhadap Jung Jaehyun dan Jung Taeyong di keluarga ini. Keluarga inipun bukan keluarga...