[Warning: Harsh Violence]
☘︎☘︎☘︎
Dengan langkah lebar, Jeno menutup jaraknya dengan Yuri dan mencengkram kerah kemeja pemuda itu. Cengkraman Jeno begitu kuat hingga hampir mencekik lehernya.
Merasakan kekuatan Jeno ditambah amarahnya yang tidak main-main, Yuri bergidik dalam hati, tapi tetap memasang tampang sombong agar tak terlihat ciut.
"Mau apa kau Jeno? Mau membuat semua makin rumit?" seringainya angkuh. "Kau mau memukulku? Kau akan membuat lebih banyak masalah, bahkan sekolah juga akan terlibat"
"Terlambat" kata Jeno tersenyum. "Aku tak akan berhenti sekarang"
Dengan kasar ditariknya kerah baju Yuri hingga lelaki itu terjatuh ke lantai. Jimin menjerit keras. Jeno tak peduli, ia menyeret lelaki itu memutar ke balik tembok itu. Yuri berusaha meronta namun cengkramannya sangat kuat, membuat lelaki itu mulai panik.
"Jimin-ah" panggil Jeno nanar. "Aku akan melakukan sesuatu yang sangat buruk. Pergilah, lari dari sini dan jangan melihat"
Jimin tak menyanggah. Ia juga ketakutan melihat wajah Jeno dan amarahnya yang menguar menggebu-gebu.
Gadis itu mengangguk dan berjalan menjauhi mereka ketika ia mendengar bunyi debuman keras disusul teriakan kesakitan Park Yuri.
"Aaargh gila!"
"Ini untuk Jimin"
Buagh!
"Ini untuk appa"
Duagh!
"Tunggu, Jen-"
"Dan ini untuk daddy!"
Mendengar bunyi pukulan yang bertubi-tubi yang begitu keras membuat kaki Jimin lemas. Ia kemudian jatuh terduduk dan menutupi telinganya dengan kedua tangan.
"Jangan-" katanya bergetar. "Jangan pukul..."
Jimin adalah anak dengan trauma masa kecil, karena sering melihat ibunya mengalami KDRT oleh ayahnya. Ia paling tidak bisa berhadapan dengan kekerasan.
Kendati demikian, Jeno tak dapat mendengar permohonan lirih Jimin di balik tembok. Ia terus melayangkan pukulan demi pukulan keras ke wajah Park Yuri.
Yuri sadar ia berurusan dengan orang yang salah. Pukulan jab cepat dan kuat Jeno berkali-kali menandakan lelaki itu mahir di bidang boxing.
"Je...no.. berhenti... berhenti" pintanya.
"Aku tak bisa berhenti jika kau masih bisa bicara" kata Jeno meringis merasakan tangannya juga memar. Hatinya pilu ketika mengingat daddynya berkata, "Jeno, ingat kemampuan boxingmu hanya untuk melindungi diri"
"Maafkan aku, dad" katanya dalam hati. "Aku sudah bersumpah untuk melindungi keluarga Jung"
Ia lalu lanjut berkata, "Aku sendiri terpaksa melakukan ini karena kau masih bisa buka mulut"
"Aku akan diam—"
"Aku tak percaya pada orang sepertimu" kata Jeno sambil tetap memukul. "Dengar, meski aku berhenti sekarang pun, kita akan tetap dipanggil sekolah ke ruang BK dan tetap harus memberi pernyataan lalu diskors. Aku tak tahu apa yang akan kau katakan di depan kami tentang orangtuaku saat itu. Lalu kau akan menyebarkannya pada banyak orang setelah ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kintsugi [Jung Family] ✔
Fanfiction•Broken but Beautifully Gathered• (Contains BL & mature contents, 18+) Daddy dan Appa, julukan yang tidak cocok satu sama lain, namun itulah panggilan anak- anak terhadap Jung Jaehyun dan Jung Taeyong di keluarga ini. Keluarga inipun bukan keluarga...