Ch. 9 : Please Don't Leave Me

1.4K 120 0
                                    

Ingatan masa lalu memenuhi pikiran Sungchan saat ssaemnya berkata hendak meninggalkannya.

.
.
.
.

"Katanya akan ada kunjungan orangtua asuh lagi hari ini"

"Wah.. kira-kira siapa yang akan dipilih untuk pulang bersama ya?"

"Kalau kita punya keluarga baru, apa kita bisa pakai baju yang lebih bagus dari baju panti dan punya kamar sendiri?"

Suara-suara dari anak-anak panti yang lebih besar mendengung di telinga Sungchan. Banyak yang masih anak itu tidak mengerti, tapi untuk yang ini dia tahu:

Teman-temannya begitu antusias dan menampilkan sikap termanis mereka ketika ada pasangan orangtua asuh yang datang untuk mencari anak adopsi. Mereka begitu berharap akan dipilih dan pulang ke keluarga yang baru dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Tapi tidak berlaku untuknya. Ia malah takut dengan orang-orang di luar yang tidak ia ketahui. Sungchan tahu bahwa ia dan teman-temannya adalah anak-anak yang dibuang atau dititipkan karena orangtua kandungnya tak mau atau tak mampu merawat. Jika orangtua mereka sendiri saja tidak mau peduli pada mereka, apalagi orang lain kan?

Karena itulah, ia acuh dan membiarkan teman-temannya satu per satu pergi ke keluarga yang baru. Tidak mau. Ia sudah nyaman dan mau tetap di rumah itu, dengan teman-teman yang sudah ia kenal dan pengurus Kim.

Ketika pengurus Kim tidak ada, muncul seorang wanita tak dikenal yang memperkenalkan dirinya sebagai "Seungwan ssaem". Awalnya Sungchan juga tak terlalu peduli, tak ada yang sebaik pengurus Kim, pikirnya.

Tapi wanita ini berbeda. Ia muncul dengan senyuman yang begitu cantik dan tulus, kadang berlarian kesana kemari memastikan kebutuhan anak-anak terpenuhi semua sambil mengerjakan pekerjaannya. Meski kelelahan, senyumnya tak pernah pudar dari wajahnya.

Ssaem juga memasukkan mereka ke TK untuk belajar dan berteman dengan baik. Sungchan ingat saat Seungwan terus berdiri di depan kelasnya dan terus memberinya semangat dari jauh di hari pertama karena ia tak mau melepaskan Seungwan.

Ada suatu saat dimana seorang temannya menyeletuk pada yang lainnya saat pulang sekolah. "Sungchan-ah itu dari panti, dia tak punya appa dan eomma. Sungchan-ah nakal sih, orangtuanya gak mau sama dia!"

Bagi anak-anak kecil, mereka tidak mengerti dan tertawa karena menganggap itu candaan, namun hati Sungchan begitu terluka mendengarnya. Dia bahkan tak ingat apa-apa soal orangtuanya.

"Memangnya anak yatim itu jahat ya?" katanya mulai terisak. "Kenapa kalian bersikap begitu padaku?"

"Huaaaa" Sungchan langsung berlari keluar kelas dengan wajah penuh air mata mencari Seungwan.

"Oh my gosh, Sungchan kenapa? Kenapa menangis Sungchan-ah?" Seungwan langsung berjongkok panik memeriksa apakah Sungchan terluka. Setelah anak itu menjelaskan dengan terisak-isak, Seungwan langsung naik pitam dan mencari bangku di depan kelas mereka lalu mendudukkan Sungchan disitu.

"Kita tunggu disini, ssaem akan berbicara dengan orangtua anak itu nanti" katanya lalu berusaha mengatur emosinya di depan Sungchan.

Kendati demikian, emosi Seungwan tetap meluap ketika berbicara di depan orangtua anak tersebut.

"Tolong beritahu anak anda untuk tak mengatai Sungchan-ah seperti itu. Itu perkataan kasar dan menyakitkan" katanya berusaha menahan marah namun akhirnya malah menangis. "Sungchan-ah sudah sangat banyak menderita. Tolong jangan jahat padanya"

Kintsugi [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang