Side Story #4 (Nomin): We Made It

854 49 2
                                    

Ada yang bilang, "Hati yang gembira layaknya obat mujarab". Esok paginya, Jaemin ternyata membaik dan pulih dengan cepat usai bertemu dengan Jeno, juga karena Junho memberitahunya bahwa pria itu akan berusaha menerima Jeno beserta keluarganya.

Melihat Jaemin yang kembali gembira dan bersemangat membuat Yoona goyah, tapi akhirnya masih tetap kukuh pada prinsipnya.

Sekitar 2 bulan kemudian, ada acara fashion show penting di China dan para artis serta model yang akan menghadiri acara itu merupakan orang-orang sangat berpengaruh di negeri tirai bambu itu, sehingga bagaimanapun juga Yoona sebagai brand owner juga harus datang untuk menjalin koneksi. Ia juga merasa 2 bulan mengurus pekerjaan dari rumah sudah cukup lama untuknya, sehingga kini ia menitipkan Jaemin pada Junho dan berangkat.

Sepanjang perjalanan hingga mencapai hotelnya di Beijing untuk beristirahat, Yoona masih terus kepikiran soal Jaemin dan Jeno. Ia tidak tega, tapi saat pulang nanti ia berencana membicarakan semuanya baik-baik dengan Jeno agar anak itu tak lagi mengejar dan memberi perhatian pada Jaemin.

Ia tak ingin Jaemin yang merasa bersalah jika meninggalkan Jeno, karena itu ia ingin membuat Jeno yang pergi. Wanita Na itu menyiapkan banyak alasan yang bisa membuat Jeno berubah pikiran. Ini untuk kebaikan Jung Jeno juga, pikirnya.

Agar pikiran itu tak terus mengganggunya, Yoona meminta nomor Jeno dari Minjeong, berkata ingin berbincang langsung dan bertanya pada pemuda Jung itu tentang anaknya. Minjeong yang kebingungan akhirnya memberikan kontak Jeno, namun ia sudah memberitahu Jeno sebelumnya.

Jeno menegang ketika panggilan dari nomor tak dikenal membuat handphonenya berdering tak lama sesudahnya. Diangkatnya panggilan itu dan menyapa wanita di negara seberang itu.

"Yeoboseyo?"

"Jung Jeno, ini aku Na Yoona. Ibu Na Jaemin"

Anak tengah Jung itu menelan ludahnya kasar. "Iya, eomeonim, ada apa?"

"Jeno, maaf menyampaikan hal seperti ini lewat telepon, tapi ini karena aku sedang menghadiri event fashion show di China besok, sehingga belum bisa mengatakan langsung padamu. Jika aku sudah pulang nanti, aku ingin bertemu denganmu untuk membicarakan perihal Jaemin" ujar Yoona.

"Aku tahu sepertinya kau sudah tahu apa yang ingin kusampaikan" katanya dengan nada yang serius. "Apa kau bisa?"

"Baik, eomeonim" jawab Jeno dengan lidah kelu. Setelah itu mereka mengakhiri panggilan mereka dan Jeno menatap handphonenya dengan resah.

Feelingnya berkata, apabila ia membiarkannya, maka hal yang ia takutkan akan terjadi. Ia harus membuat ibu Jaemin mengubah pikirannya, tapi apa ia bisa melakukannya tanpa bertemu langsung?

'Sisanya kau yang harus berusaha meyakinkannya' ucapan Junho 2 bulan lalu kembali teringat.

Lalu sebuah ide gila muncul di benak Jeno.

Sepertinya kali ini ia akan melakukan sesuatu yang cukup gila. Ia berkali-kali meyakinkan dirinya sebelum akhirnya menemui orangtuanya.

"Dad, appa" katanya. "Bolehkah... aku terbang ke China.... besok?

Jaehyun serta Taeyong terbelalak mendengarnya.

"Besok? Memangnya untuk apa kau tiba-tiba mau berangkat kesana tanpa pikir panjang?" tanya Taeyong panik.

"Aku ingin menemui ibu Jaemin disana. Dari media sosial brandnya, mereka akan berpartisipasi dalam acara fashion show di Beijing besok. Tentu ia akan hadir di sana" terang Jeno. Ia juga menjelaskan soal panggilan dari ibu Jaemin tadi.

Kintsugi [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang