25. Ketahuan✓

82 3 0
                                    

Silahkan vote

Silahkan koment.

Happy reading.

Hembusan udara dingin subuh, bau tanah lembab akibat hujan yang turun semalaman ini. Waktu sudah menunjukkan pukul empat subuh dan satu jam lagi azan akan berkumandang, afzhal terbangun dalam tidurnya, perlahan iya membuka matanya, melirik disekeliling yang masih tampak sama seperti biasanya. Iya berbalik menatap wanita yang ada disebelahnya, iya membelai lembut wajah wanita yang sudah menjadi miliknya seutuhnya.

Ayrin merasa terganggu dengan perlakuan ustadz afzhal, perlahan iya juga membuka matanya. "Aaaaaaaaaakk". Ayrin berteriak begitu kuat, iya reflek mendorong kuat tubuh suaminya agar sedikit menjauh darinya.

"Sayang". Afzhal berusaha menutup mulut istrinya yang berteriak begitu kuat. "Kamu jauh-jauh deh dari aku mas". Omel ayrin, iya menutup seluruh tubuh hingga kepalanya dengan selimut.

"Emangnya kenapa?". Tanya afzhal bingung.

"Aku maluuu. Aaaaaa". Ustadz afzhal hanya tertawa kecil mendengar perkataan istrinya yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Ngapain malu, kan udah".

"Diam. Jangan bahas itu, lupain aja". Rengek ayrin.

"Tidak semudah itu ferguso. Malam itu adalah malam terindah untuk kita". Afzhal semakin jahil pada istrinya. "Mas afzhal". Geram ayrin, rasa iya ingin mencakar suaminya itu.

"Udah udah nanti dilanjutin lagi ngomelnya, lebih baik kita mandi terus sholat subuh". Ujar afzhal. "Kamu duluan aja mas". Sela ayrin menyuruh suaminya mandi lebih dulu.
Afzhal hanya mengangguk, iya pun langsung menuju ke dalam kamar mandi. Ayrin belum beranjak dari tempat tidurnya, iya masih setia membungkus tubuhnya didalam selimut tebal itu.

Selang beberapa menit, afzhal keluar dari dalam sana. Iya sudah mengenakan baju dan kain sarungnya sama seperti biasanya. "Ya ampun, malah tidur lagi". Afzhal berjalan pelan mendekati istrinya.

"Zaujati, Ayo bangun sayang. Kita sholat dulu". Ayrin pun berbalik, iya menatap wajah suaminya tepat yang berada disebelahnya. "Iya zauji". Ayrin kemudian duduk sejenak sebelum kaki kecilnya menyentuh lantai yang dingin itu. Afzhal berpindah ke tempat dimana mereka akan sholat. Iya mempersiapkan sajadah punyanya dan ayrin sekaligus dengan mukena yang akan digunakan istrinya nanti.

Ayrin beranjak, namun hal begitu aneh terjadi padanya. Seketika tubuhnya langsung sakit, dan bahkan iya tak sanggup untuk berjalan. "Aaaauu". Ayrin meringis, iya berusaha untuk memegang sesuatu agar iya tidak terjatuh, sementara tubuhnya masih terbungkus dengan selimut itu, iya seperti ulat bulu.

"Sayang. Kamu kenapa?".

"Tubuh aku sakit semua mas, bahkan aku gak sanggup untuk jalan".

"Ya udah biar mas yang bawa kamu ke kamar mandi ya". Ayrin mengangguk tanda iya setuju.
Afzhal Langsung mengangkat tubuh istrinya ala bridal style dan menuju ke kamar mandi. Sesekali afzhal melirik istrinya sambil tersenyum dan yang dilirik pun hampir saja pingsan karena sangking malunya.

*****

Matahari sudah memancarkan cahayanya, kebetulan hari ini ayrin masuk pelajaran ustadz Riza. Iya duduk didepan meja riasnya, rasanya ada yang janggal menurutnya, tapi apa ya?".

Ayrin menutup mulutnya, iya bisa melihat jelas betapa banyak tanda merah dileher putihnya itu akibat ulah suaminya. "Mas afzhal". Teriak ayrin. Afzhal melihat kearah istrinya, iya sudah tau ya nama saja ulahnya.

Kita dan Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang