8. Terima kasih zauji✓

79 5 0
                                    

Silahkan vote

Silahkan koment.

Happy reading.

"Erna, kamu di panggil tuh sama ustadzah Yura". Ucap salah satu anak kelas tiga putri.

"Saya?". Tanya nya. "Ya iyalah, kalau bukan kamu siapa lagi, emangnya ada ya yang namanya Erna selain kamu". Kesal gadis yang sebaya dengannya itu.

"Kenapa ustadzah Yura manggil saya ya?". Bingung nya. Iya tidak tau kalau di asrama dan kelas santri putra sedang ada razia. Karena penasaran, Erna pun langsung menemui ustadzah Yura.

"Assalamualaikum, ustadzah Yura manggil saya?".

"Waalaikum salam, ikut saya sebentar". Ustadzah Yura Langsung membawa Erna untuk menghadap ustadz afzhal.

"Ini saya mau dibawa kemana ustadzah?".

"Ikut saja saya". Ketus nya. Kini mereka berdua tiba di depan aula yang sudah di penuhi oleh semua santriwan dan santriwati.

"Ustadz afzhal saya sudah memanggil ukhti Erna". Ucapnya sembari tersenyum pada ustadz afzhal.

"Iya terimakasih". Sahut ustadz afzhal tanpa melihat wajah ustadzah Yura.

"Erna, kemari".

"Iya ustadz".

"Kamu tau kenapa saya panggil kamu kesini?".

"Tidak ustadz", Erna menggeleng kepalanya, iya benar-benar tidak tau alasan ustadz afzhal memanggil nya kesini.

"Saya mau kamu jawab yang jujur sekarang, apakah benar kamu diam-diam pacaran dengan Udin santriwan kelas lima?".

Hati Erna rasanya mau copot saat dihadapkan dengan pertanyaan menakutkan untukn iya jawab.
"Aaa sa- saya. Itu karena....".

"Saya hanya butuh jawaban bukan alasan".

"Mati gue, ustadz afzhal pasti udah tau nih, bisa-bisa gue dimandiin lumpur nih". Pikirnya dengan perasaan gelisah.

"Ukhti Erna, kamu dengar saya?". "I-iya ustadz, tapi maaf ustadz saya khilaf". Erna terus saja memberikan alasan pada ustadz afzhal, namun laki-laki itu tidak percaya sama sekali dengan alasan santrinya itu.

"Baik itu perbuatan khilaf atau tidak, jika ada santri yang ketahuan pacaran didalam pesantren pasti akan diberikan sanksi yang sepadan atas kesalahan yang telah dilakukan, karena kalian berdua sudah melanggar aturan disini, maka kalian berdua akan dihukum oleh ustadzah Yura di hadapan semua nya". Perintah ustadz afzhal.

"Bagaimana ustadzah yura dan ustadz riza, apakah bersedia?". Tanya afzhal kepada Yura yang sudah menjadi bagian dari pengurus pesantren Sulaimaniyah.

"Aaa baik ustadz, saya dan ustadz Riza bersedia". Ustadzah Yura menerima perintah ustadz afzhal dengan senang hati, lalu menyuruh beberapa anak santri disana untuk mengambil beberapa ember air keruh untuk dibawa kedepan aula untuk menjalankan perintah ustadz afzhal.

Sementara ditempat lain, Lisa dan Mila sedang mengintip dari balik jendela rumah ayrin. Mereka memantau siapa yang sedang dihukum oleh ustadz afzhal.

"Kalian berdua ngapain?". Tanya ayrin saat melihat kedua temannya seperti penculik anak.

"Itu ay, ada santri yang lagi dihukum sama suami Lo, ustadz afzhal, tapi gak tau itu siapa". Ucap Mila menjelaskan.

"Mana?". "Itu". Tunjuk Lisa kearah aula.

"Siapa ya?, Jadi penasaran gue. Liat yuk". Ajak ayrin.

"Gak deh ay, Lo kan lagi sakit nanti kalau ustadz afzhal liat Lo keluar gimana?". Panik Lisa.

"Udah gak papa, ustadz afzhal gak bakalan tau kok. Lagian sakit gue juga udah mendingan". Sahut ayrin yakin.

"Lo serius nih?". Tanya Mila lagi. "Iya gue serius".

"Ya udah gas lah kalau gitu". Ketiganya pun langsung pergi dan masuk kedalam kerumunan santriwati didepan aula. Sementara saat mereka memasuki kerumunan itu, ustadz afzhal Langsung pergi dari sana, biarkan ustadz Riza dan ustadzah Yura yang menghukum mereka, dia pun langsung pulang untuk melihat keadaan ayrin di rumah.

"Dikit dikit dikit, minggir". Ucap Mila menggeser sedikit-demi sedikit tubuh santriwati yang lain agar iya dan kedua temen minus akhlaknya itu bisa masuk.

1 2 3 siram ustadzah, siram ustadzah ". Sorak seluruh santri disana.

"Hah?, Ternyata Udin sama Erna yang dihukum? Tapi kenapa, mereka ngelakuin apa?. Tanya ayrin penasaran.

"Tadi kata ustadz afzhal, mereka ketahuan pacaran, terus Udin ketahuan bawa hp lagi". Sahut salah satu santriwati.

"Gila tuh anak, pacaran aja bisa sampe ketahuan, sungguh tidak profesional". Angkuh ayrin dengan ketawa jahatnya.

Selang beberapa menit, afzhal tiba di rumah untuk melihat bagaimana kondisi ayrin sekarang.
"Assalamualaikum". Tak ada jawaban.

"Ay, ayrin. Kamu dimana" Panggilnya berulang kali. "Kok gak ada orang, kemana ayrin"

"Apa dia kerumah umi ya, coba aja dulu kesana". Pikirnya lalu pergi ke rumah kyai Habil.

"Assalamualaikum, umi, abi".

"Waalaikum salam, afzhal ada apa nak". Tanya ummi Lasmi.

"Ummi apa ayrin disini?".

"Ayrin gak kesini, dari tadi ummi diruang tamu sama Abi.". Balas ummi Lasmi.

"Ya udah ummi, afzhal coba cari ayrin ke pesantren dulu ya mungkin aja dia kesana".

"Iya".

****

"Emang enak kena hukum sama ustadz afzhal, makanya Lo jangan suka ngeledekin kita. Kena karma kan lu, ya gak ay?". Tanya Mila sementara tak ada jawaban sama sekali dari ayrin.

"Ay, ayri...,, Lisa ayrin kemana?".

"Ya mana gue tau, tadi dia sebelah Lo. Hah apa mungkin ustadz afzhal tau kalau ayrin kesini?".

"Iya kali ya, aduh bisa gawat nih". Risau mila.

Sementara disisi lain ayrin sudah dibawa pulang oleh afzhal keluar dari kerumunan itu.

"Kamu keluar dari rumah kenapa gak kasih tau saya, saya capek nyariin kamu dari tadi".

"Iya maaf, tadi saya cuma penasaran aja siapa yang lagi dihukum didepan aula. Jadi saya kesana". Ucapnya sambil menunduk.

"Saya gak izinin kamu keluar karena kamu lagi sakit, atau jangan-jangan sakitnya cuma pura-pura supaya kamu gak masuk ulangan sama ustadz Riza?".

"Astaghfirullah halazim, gak baik su'udzhon. Hari ini saya benar-benar sakit kok, tapi sekarang udah agak mendingan". Ucap ayrin lalu membalikkan badannya dan pergi masuk kedalam kamar.

"Lain kali kalau mau keluar, kamu harus kasih tau saya. Kemana, sama siapa. Saya gak mau terjadi apa-apa nantinya".

Ayrin menghentikan langkahnya. " Ustadz afzhal, makasih ya untuk hari ini". Ucap ayrin tanpa membalikkan badannya. Sambil berjalan Iya hanya tersenyum setelah mengucapkan kalimat itu, bagaimana pun juga perlakuan afzhal padanya sangat baik apalagi pagi tadi afzhal rela menemui ustadz Riza hanya untuk mengatakan bahwa ayrin tidak bisa ikut ulangan. dan hal itu membuat ayrin luluh, ternyata ustadz afzhal tidak seburuk yang dia kira.

"Sama-sama sayang". Gumamnya pelan sambil menatap punggung istrinya yang semakin jauh.


TBC


Kita dan Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang