Sepanjang malam ayrin hanya mengguruti dirinya sendiri, iya tidak bisa tidur sama sekali pikirannya kalut dan tidak bisa berfikir jernih. Dalam sekejap rasa mual telah menguasainya, tangan yang terus-menerus berair, bergetar serta diserang nyeri di bagian kepalanya. "Aaauu". Ringisnya memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.
Matanya memanas tubuhnya berkeringat dingin ditambah lagi rasa mual yang mendominasi.Hueek......
Lagi-lagi penyakitnya Kambuh Ayrin menutup mulutnya sambil berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya namun hal itu tidak terjadi justru tidak ada yang keluar dari dalam mulutnya. Ayrin merasa sangat lemas, dadanya terasa begitu sesak dengan jantung yang terus berdetak lebih kencang dari pada sebelumnya badannya panas dingin disertai Wajah yang begitu pucat pasi. Bahkan untuk bangkit saja ayrin merasa tidak mampu.
Karena sudah tak sanggup lagi menompang bobot tubuhnya, ayrin seketika ambruk dilantai hingga tak sadarkan diri.Diluar sana afzhal masih setia menanti ayrin yang masih berkalut didalam kamar mereka, afzhal tidak ingin pergi karena iya masih mau bersama dengan istri dan anaknya. Ustadz afzhal tidak tau sama sekali apa yang sedang terjadi didalam, bahkan iya tidak mendengar suara apapun didalam sana.
Dua jam sudah berlalu ayrin masih saja belum keluar sehingga mengundang gelisah sang suami. "Kenapa ayrin gak keluar-keluar, apa dia udah tidur. Tapi kenapa pintunya dikunci?". Batinnya gelisah. Afzhal memutar gagang pintu sambil ngetuknya berkali-kali namun juga tidak ada jawaban. Perasaannya mulai tidak tenang tidak ada cara lain selain mendobrak pintu kamar itu agar bisa terbuka.
Brakk...
Dengan sekali tendangan ustadz afzhal berhasil mendobrak pintu itu dan terbuka. Bergegas iya mencari keberadaan ayrin yang tidak terlihat jika istrinya itu sedang tidur. Ustadz afzhal beralih mencari ayrin dikamar mandi dan kebetulan ayrin tidak menguncinya. Matanya membulat sempurna karena mendapati sang istri yang sudah tergeletak dilantai dengan wajah yang begitu pucat serta suhu badan yang terasa dingin dalam kondisi tak sadarkan diri.
Seketika badanya lemas tak berdaya kala melihat wanita terkapar tak berdaya di lantai sana.
"Ayrin". Ustadz afzhal menghampiri siempu sambil menepuk-nepuk pelan wajah sang istri."Astaghfirullah halazim, badan kamu panas sayang. Ya Allah bagaimana ini". Ustadz afzhal langsung mengangkat tubuh ayrin dan langsung membaringkannya di atas ranjang sambil mengoleskan sedikit minyak angin diarea dahi dan juga hidungnya. "Ya Allah semoga ayrin baik-baik aja". Mohonnya dengan penuh harap.
Ayrin hanya kehilangan kesadarannya dikarenakan nyeri di bagian kepalanya yang tidak bisa iya tahan lagi apalagi kondisinya masih dalam proses pemulihan sejak terakhir kali dirinya berkonsultasi dengan dokter Aldi dan ayrin pun sudah tidak lagi mengonsumsi obat pereda sakitnya. Ustadz afzhal berusaha untuk menghangatkan tangan ayrin dengan menggosokkan tangannya pada tangan sang istri karena suhu badannya terasa sangat dingin dan masih belum ada perubahan.
"Ya Allah afzhal harus minta tolong siapa, ini masih jam 3 pagi. Ayrin, mas mohon jangan kaya gini. Ini salahnya mas, mas minta maaf sayang". Afzhal semakin dilanda rasa bersalah saat kondisi seperti ini seketika iya ikut menyalahkan dirinya karena melihat ayrin seperti ini.
***
"Ummi harus beri tahu tentang kondisi ayrin sama orang tuanya, ummi gak mau nak jika kita menyembunyikan sesuatu dari mereka". Ucap ummi ana yang ingin memberi tahu tentang keadaan ayrin. Pagi ini Ayrin sudah dibawa pulang setelah malam itu Afzhal langsung bertekad membawa ayrin kerumah sakit tanpa bantuan siapapun. Meminta bantuan orang lain sungguh iya merasa tidak enak hati apalagi Tengah malam begini.
"Tapi ummi, ayrin juga udah sadar, dan badannya udah gak panas lagi. Dia juga udah baik-baik aja". Balas afzhal menjelaskan. Kini afzhal berbicara dengan sang ibu di rumah ummi ana sementara ayrin telah iya titipkan bersama dengan Lisa dan juga Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Sang Pencipta
Novela Juvenilبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Ahlan Wasahlan. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk. Happy Reading.... Apa yang ada didepan mata tak akan sanggup menandingi apa yang ada di dalam hati, dan yang sudah di dalam hati tak akan sanggup untuk...