Silahkan vote
Silahkan koment.
Happy reading.
Azan sudah berkumandang di pesantren, jam juga sudah menunjukkan waktu subuh. Cuaca begitu dingin, hembusan angin ikut masuk kedalam celah-celah jendela yang renggang, afzhal sudah siap dengan setelan baju Koko dan kain sarungnya. Iya pun beranjak untuk memanggil istrinya untuk sholat berjamaah.
Afzhal berdiri tepat didepan pintu dan ingin mengetuknya tiba-tiba ayrin Langsung membuka pintu itu, iya juga sudah siap memakai mukena untuk sholat subuh.Keduanya saling memandang, afzhal menatap istrinya yang pagi ini tampak lebih cantik dari biasanya. "Baru aja mas mau panggil kamu. Yuk sholat dulu". Ucap afzhal memecah keheningan.
Ayrin tak menjawab iya hanya mengikuti langkah afzhal, keduanya pun sholat berjamaah. Setelah selesai ayrin Langsung mengambil cepat tangan afzhal lalu menciumnya, namun iya sendiri justru pergi begitu saja sebelum afzhal mencium keningnya seperti biasa.
Afzhal menghela nafasnya panjang, iya terdiam melihat sikap ayrin yang begitu dingin dengannya. Rasanya lebih baik ayrin marah-marah padanya secara terang-terangan dari pada harus berdiam diri seperti itu apalagi tidak mau bicara dengannya.Ayrin kini sudah berada di dapur, iya memasak makanan kesukaan suaminya seperti biasa. Namun yang membuat suasana berbeda hanyalah tidak ada lagi suara ocehan ayrin dipagi hari yang membuat afzhal tertawa melihat ekspresi istrinya yang sedang mengoceh.
Afzhal melihat istrinya dari kejauhan dan berniat untuk menyusul dan membantunya didapur. "Sayang kamu masak apa hari ini?". Afzhal memeluk ayrin dari belakang sehingga membuat ayrin merasa terganggu. Iya pun langsung melepaskan tangan afzhal yang melingkar di pinggangnya.
Afzhal sedikit memundurkan langkahnya. Berniat sedikit menjauh iya tau ayrin masih marah padanya bahkan sampai hari ini.
"Makanannya udah aku disiapin, Langsung dimakan biar gak keburu dingin". Iya pun membereskan bekas masakannya dahulu sebelum meninggalkan dapur."Ay. Mas mau bicara sama kamu". Ayrin hanya berdehem.
"Heumm".
"Kenapa sih kamu kaya gini?.Kamu marah-marah gak jelas padahal jelas-jelas kamu yang salah. Justru kamu harus minta maaf bukan malah kaya gini". Ayrin menghentikan pekerjaannya, lalu menghadap kearah suaminya.
"Mas. Kalau kamu datang kesini hanya untuk ngebahas tentang wanita itu mendingan gak usah".
"Kok kamu jadi pembantah gini sih ay. Ini kesalahan kamu dan mas berusaha untuk nasehati kamu". Afzhal menatap istrinya lama.
"Kamu bilang apa mas? Aku yang salah?. Pernah gak kamu tanya kenapa Sama aku, sekali aja, pernah gak? Enggak kan. Sejak kemarin kamu bahkan gak pernah bertanya kenapa hal itu bisa terjadi. Kamu hanya mendengarkan cerita itu dari mulut orang lain bukan dari aku". Ayrin membalas perkataan suaminya dengan tubuhnya yang gemetar, kepalanya mulai terasa sakit bahkan pandangannya kabur dalam seketika. Ayrin memegang kepalanya tubuhnya hampir ambruk ke lantai, dengan sigap afzhal Langsung menangkap tubuh istrinya yang hampir terjatuh, ayrin pingsan dalam pangkuan suaminya.
"Astaghfirullah halazim. Ay. Sayang kamu kenapa? Ya Allah kenapa ini, badan ayrin dingin banget". Afzhal memegang telapak tangan istrinya yang tiba-tiba dingin.
Dengan cepat afzhal Langsung mengangkat tubuh ayrin, iya membawa ayrin keluar dan meminta bantuan diluar untuk menyetir mobilnya kerumah sakit."Ummi. Tolongin afzhal sebentar". Afzhal berteriak sambil mengangkat tubuh ayrin.
"Astaghfirullah halazim Afzhal. Ayrin kenapa?". Ummi dan Zuhra ikut panik melihat ayrin yang tidak sadar dalam pangkuan afzhal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Sang Pencipta
Teen Fictionبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Ahlan Wasahlan. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk. Happy Reading.... Apa yang ada didepan mata tak akan sanggup menandingi apa yang ada di dalam hati, dan yang sudah di dalam hati tak akan sanggup untuk...