16. Sudah kembali✓

56 5 0
                                    

Silahkan vote

Silahkan koment.

Happy reading.

Cuaca hari ini terasa redup, perkiraan sebentar lagi akan turun hujan lebat yang akan mengguyur kota turki. Sosok gadis bertubuh kecil itu masih menatap lekat gorden kamarnya yang kian bergoyang terbawa angin. Sudah seharian ini iya tak keluar dan bahkan iya sama sekali tak menemui kedua temannya. Walaupun pikirannya sudah sedikit membaik, namun tetap enggan baginya untuk keluar menemui orang orang diluar sana. Masalahnya belum selesai, kemungkinan ustadzah Yura akan menyampaikan berita ini kepada ustadz afzhal.
Tiga hari sudah afzhal pergi keluar kota untuk urusan kerja bersama dengan sahabatnya ustadz Riza, perkiraan mereka akan kembali hari ini ke pesantren.

Masih ditempat yang sama, seketika telinganya cermat mendengar suara mobil yang melintas masuk kedalam perkarangan pesantren itu sehingga iya terperanjat dan melihat siapa yang datang.
Dari sudut bibirnya bisa terlihat jelas siapa yang tiba saat ini jika bukan suaminya, sosok yang iya rindukan selama ini. Baru saja kakinya ingin melangkah keluar, matanya menangkap sosok wanita berhijab yang mendekati ustadz afzhal, dan itu adalah ustadzah Yura. Perbincangan keduanya sangat serius bahkan ayrin berpikir bahwa ustadzah Yura sedang memberitahukan tentang kejadian waktu itu kepada ustadz afzhal.

Seketika hatinya mulai lagi merasakan gelisah. Iya mondar-mandir di ruang tamu rumahnya karena tak berani keluar menemui suaminya. Sementara mertuanya sudah keluar untuk menyambut kepulangan ustadz afzhal.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, bagi nama yang saya panggil harap temui saya di depan aula. Mila, ayrin, dan Lisa. Segera temui saya di depan aula". Ustadz afzhal mengumumkan nama mereka.

Lagi-lagi hati gadis itu merasa gelisah. Iya bingung bagaimana cara iya menjelaskan semuanya kepada suaminya itu. Akankah mas afzhal percaya padanya atau tidak?.

"Ya Allah bagaimana ini?". Risau ayrin. Butiran peluh itu terus saja keluar tanpa iya sadari sudah membuat hijabnya sedikit basah.

"Saya umumkan sekali lagi, bagi nama yang sudah saya panggil harap jumpai saya didepan aula".

"Ayrin, kamu harus tenang. Ayo jumpai ustadz afzhal, jangan takut dia suami kamu. Bismillah". Ucapnya berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Ayrin melangkahkan kakinya menuju aula seorang diri, seketika seluruh pasang mata melihat kearahnya dengan tatapan mata yang seakan penuh dengan gosipan, begitu juga dengan Fira dan ustadzah Yura yang tampak senang jika ayrin terkena masalah.

Ayrin, Lisa dan Mila kini sudah berada didepan aula, begitu juga dengan ustadz afzhal, ustadz Riza dan ustadzah Yura. Ayrin menatap mata suaminya yang tampak lelah karena iya baru saja kembali dan belum istirahat sedikit pun.

"Ayrin, Lisa, Mila. Saya tanya sama kalian dan tolong jawab yang jujur apakah benar kalian telah memasuki kawasan santri putra tanpa Sepengetahuan ustadzah yura?". Ustadz afzhal mulai bertanya.

"I-iitu...benar. Kami telah melanggar aturan didalam pesantren dengan masuk kedalam kawasan santri putra tanpa meminta izin lebih dulu pada ustadzah Yura". Ucap ayrin sambil menunduk.

"Dan apa benar kalian menggeber-geber motor di dalam kawasan pesantren dan menertawai ustadzah Yura yang terjatuh karena telah berhasil menggagalkan rencana kalian?". Tanya nya lagi dengan nada yang mulai agak kesal.
Kali ini ayrin tak menjawab pertanyaan itu. Iya benar-benar takut sekarang.

"Iya ustadz. Tapi...". Mila tak bisa melanjutkan perkataannya sebab ustadz Riza telah memotong pembicaraannya.

"Kalian di Didik disini agar bisa menjadi anak yang baik dan berlaku sopan santun pada orang yang lebih tua. Dan kamu ayrin, saya tau bahwa ustadzah Yura sebaya dengan kamu tapi setidaknya kamu jangan pernah berperilaku seperti itu". Ucap ustadz Riza lepas bahkan iya tak memikirkan bahwa ustadz afzhal ada disebelahnya.

Kita dan Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang