14. Awal mula datangnya masalah✓

90 6 0
                                    

Silahkan vote

Silahkan koment.

Happy reading.

Bantu follow ya gays, supaya gak ketinggalan info nya

"Lisa, kita gak usah sholat di mesjid deh, disini aja. Lagian kan ustadz afzhal sama ustadz Riza gak ada disini". Ide si tukang cari masalah pun muncul yaitu si Mila.

"Ide bagus tu. Lo gak ingat apa kalau di pesantren ini masih ada ustadzah Yura, hah?". Sembur Lisa.

"Aduhhh, lupa gue kalau dia masih hidup".

"Astaghfirullah halazim Mila. Gak baik ngomong kaya gitu".

"Biarin ay nanti kalau kedengaran sama ustadzah Yura mampus tuh anak". Timpal Lisa sambil mengambil mukenanya.

"Owh jadi kalian disini asik ngomongin saya, bukannya sholat di mesjid malah ngegosipin orang disini. Sana cepetan keluar". Kata ustadzah Yura yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

"Astaghfirullah halazim". Kaget Mereka bersamaan.

'iii iya ustadzah. Ayo sa". Ucap Mila mengajak Lisa.

"Kenapa cuma kalian berdua yang pergi, ayrin kenapa gak ikut, kamu gak denger apa saya bilang? Atau kamu emang udah tuli?". Maki ustadzah Yura dengan mulutnya yang setajam silet.

"Tangan saya lagi sakit ustadzah, ini barusan diperban". Ayrin menunjukkan tangannya yang terluka.

"Luka kecil kok, manja banget. Cepetan". Suruhnya dengan nada tinggi.
Karena mengingat akan pesan suaminya agar tidak bikin masalah, iya pun terpaksa menurut dengan perkataan ustadzah Yura lalu pergi bersama kedua sahabatnya itu.

"Ay, luka Lo masih belum kering, jadi jangan kena air dulu". Peringat Lisa. "Iya ay, nanti tangan Lo infeksi". Sambung Mila yang ingin berwudhu.

"Nanti kalau ustadzah Yura liat gue gak sholat gimana? Tambah ribet lagi urusannya. Kan kalian sendiri yang bilang kalau ustadzah Yura gak suka sama gue semenjak gue nikah sama mas afzhal. Ya pasti dia bakal ngebesarin nih masalahnya".

"Iya juga ya. Kan ustadzah Yura gak suka sama ayrin". Celetuk Mila.

"Emang gila tuh anak, iri dengki sama orang". Kesal Lisa.
Setelah selesai berwudhu, ketiganya pun sholat magrib berjamaah di mesjid.

......
......
......

"Untung aja malam ini jadwal ustadz Riza yang ngajar, kita kan jadi libur". Bahagia Lisa bukan main.

"Iya iya, bahagia bener gue mah. Andai aja dua orang Sholeh itu sering punya job diluar bisa santai-santai kita". Sahut Mila tak kalah bahagia.

"Iihh enak aja bisa santai-santai, kalian mah bisa santai tapi gue mah gak bisa suami gue jauh, LDR gak mau lah gue". Kata ayrin tak setuju.

"Cie cie yang udah takut banget suaminya pergi jauh. Uhuyy aseekk udah cinta banget ya cuy". Kekeh Mila menyenggol-nyenggol bahu ayrin.

"Apaan sih kalian". Sahut ayrin malu-malu. " emang salah ya kalau gue gak mau suami gue pergi jauh". Tanya ayrin.

"Ya gak salah sih, coba aja dari dulu lo begitu kan bagus". Ucap Lisa.

"Ay, kapan nih Lo baby?". Goda Mila otak yang mulai treveling.

"Mila". Teriak ayrin menepuk pundak Mila dengan keras.

"Astaghfirullah halazim, santai dong ay hampir copot nih pundak gue". Mila mengelus-elus pundaknya yang kesakitan.

Kita dan Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang