"Ah sialan". Maki ustadzah Yura iya melempar semua benda yang ada disebelahnya. Namun dibenda terakhir Fira reflek menangkap sebuah vas bunga yang tertuju kearahnya iya tampak begitu terkejut, apakah iya harus menemui ustadzah Yura dilain waktu saja.
Fira menelan ludahnya kasar "hampir aja kepala gue benjol". Iya bernafas lega.
Ustadzah Yura melirik kearah Fira yang masih berada didepan pintu. Raut wajah wanita itu tampak begitu marah dan bahkan sulit di jelaskan. Fira berusaha untuk mendekatinya, "ustadzah, kenapa?". Tanya gadis itu dengan nada pelan.
"Saya sangat benci pada wanita itu". Tekannya menjawab pertanyaan Fira.
"Ustadzah tenang dulu ya, gak boleh langsung emosi kaya gini".
"Gimana saya gak emosi, cinta pertama saya, kepercayaan ummi ana dan semua anak-anak disini sudah diambil oleh wanita itu". Frustasinya.
"Iya saya tau ustadzah, tapi ustadzah harus tenang. Sekarang kita pikirkan baik-baik apa yang harus ustadzah lakukan untuk bisa membalasnya". Balas Fira semakin memanaskan suasana.
"Saya sudah punya rencananya. Tapi saya butuh kamu untuk mengawasinya". Ucapnya dengan senyuman yang tampak menyeramkan.
"Apa yang mau ustadzah lakukan".
"Untuk saat ini belum bisa saya katakan, tapi yang jelas akan saya lakukan. Kita tunggu aja waktu yang tepat untuk hari dimana wanita itu akan menangis dan malu dihadapan keluarga kyai Habil".
"Bisakah kita bekerja sama?". Ustadzah Yura mengulurkan tangannya.
"Tentu saja". Dan disambut oleh Fira. Keduanya tampak begitu menyimpan dendam pada ayrin. Dan Fira hanya seorang wanita yang haus akan kasih sayang ummi ana, iya membenci ayrin karena telah merenggut semua itu darinya. Padahal jika dikaitkan dengan masalalu ayrin, justru ayrin lah yang sebenarnya sangat membenci Fira, tapi tidak, dia tidak ingin bayang-bayang Gelap masa lalunya bersarang kembali dibenaknya dan memutuskan untuk melupakannya sekuat mungkin.
***
18:00, Mekkah Arab Saudi
Afzhal menggenggam tangan istrinya dengan erat. Keduanya tepat berada dihadapan Ka'bah saat ini dan mereka langsung berdoa :
اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah As-Salaam (Yang Maha Suci/selamat dari segala aib dan kekurangan), dan dari-Mu keselamatan, maka sambutlah kami wahai Rabb kami dengan keselamatan.
"Aamiin".
"Masya Allah, indah banget mas". Ucap ayrin sambil menatap bangunan indah itu.
"Iya zaujati".
"Sebentar lagi mau masuk waktu magrib, kita sholat dulu ya setelah ini baru istirahat karena besok kita akan melaksanakan rukun umroh".
"Iya mas". Afzhal mengelus-elus kepala istrinya sambil tersenyum.
"Mas seneng banget bisa liat kamu bahagia kaya gini".
"Aku juga senang mas kalau kamu bahagia. Semoga cinta kita bukan hanya Didunia saja akan tetapi sampai kesurga ya". Afzhal langsung memeluk ayrin dan bahkan iya menangis untuk sesaat. Kedamaian, ketenangan yang iya dapatkan dari pelukan itu tidak akan pernah bisa tergantikan oleh orang lain.
"Saya beruntung banget bisa dapetin kamu. Kamu perempuan yang baik, Sholehah dan juga penyayang. Gak akan ada satupun wanita didunia ini yang bisa menggantikan kamu dalam hatinya mas, dan saya akan tetap mencintai kamu selamanya sekalipun maut telah memisahkan kita, cinta ini akan selalu abadi hanya untuk mu zaujati".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Sang Pencipta
Tienerfictieبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Ahlan Wasahlan. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk. Happy Reading.... Apa yang ada didepan mata tak akan sanggup menandingi apa yang ada di dalam hati, dan yang sudah di dalam hati tak akan sanggup untuk...