2. Terlambat✓

127 6 1
                                    

Silahkan vote

Silahkan koment.

Happy reading.


Sesungguhnya Allah tidak pernah bercanda dalam menciptakan takdir, baik atau tidaknya semua punya arti masing-masing.

_kita dan Sang Pencipta _

H-1 Akad.

Tok..
Tok..
"Assalamualaikum". Ucap kyai Rahman Abi dari ustadz Fahmi.

"Waalaikum salam", sahut Ali abahnya ayrin dari dalam rumah.

"Kyai Rahman, ayo silahkan masuk", ucapnya mempersilahkan. "Sebentar ya saya panggilin ummi nya ayrin dulu". Sambungnya lagi.

"Ummi, ummi", Ali memanggil istrinya yang sedang berada dihalaman belakang rumah.

"Iya abah, kenapa?", Sahutnya. "Ada tamu diluar ayo ke depan dulu". Ucapnya.

Akhirnya ummi hasanah pun mendatangi keluarga kyai Rahman yang sedang bertamu ke rumahnya.
Semuanya kini telah berkumpul di ruang tamu hanya ayrin yang tidak terlihat disana.

"Ummi Hasanah, di mana ayrin?", Tanya istri kyai Rahman.

"Dia didalam kamar", sahutnya lembut. bagaimana pun juga walaupun iya sudah tau maksud dan tujuan kedatangan keluarga itu iya tidak boleh menyembunyikan keberadaan anaknya, karena ummi Hasanah dan Abah Ali tidak ingin meninggalkan kesan buruk antara anak nya dengan keluarga kyai Rahman, karena bagaimanapun juga kyai Rahman adalah guru ayrin sendiri saat iya masih di pesantren darul hikmah dulu.

"Apa saya boleh meminta ummi memanggilnya sebentar saja".

Ummi Hasanah pun mengangguk tanda iya bersedia memanggil putrinya untuk keluar.

Tok
Tok
Tok..

"Aryrin.... Nak ..Buka pintunya", panggil ummi Hasanah.

"Masuk aja ummi, pintunya gak ayrin kunci kok". Sahut ayrin.

"Ayrin, kamu keluar sebentar ya, ada tamu di luar". Bujuk ummi Hasanah.

"Siapa ummi?".

"Keluarga kyai Rahman".

"Ummi bilang aja kalau ayrin lagi enggak enak badan".

"Nak, jangan seperti ini, bagaimana pun juga ini perintah bagimu istrinya kyai Rahman memanggil mu, mereka adalah guru mu", Hasanah terus membujuk anaknya untuk keluar.

"Ummi tau hubungan kamu dengan ustadz Fahmi, dan ummi tau perasaan kamu jika kamu bertemu dengannya, tapi percayalah nak keluarlah sebentar karena mereka menunggu mu".

"Baiklah ummi", akhirnya ayrin pun keluar dan menemui keluarga kyai Rahman dan ustadz Fahmi juga berada disana.

Ayrin berusaha untuk tidak melihat ustadz Fahmi yang berada dihadapannya saat ini, bagaimana pun juga iya harus berusaha untuk tidak mencintai ustadz Fahmi lagi karena iya sudah ingin menikah. Iya tidak mau jika Allah melaknat dirinya karena masih mencintai orang lain sedangkan dirinya sudah punya calon suami.

"Ali, jadi tujuan kami kesini mempunyai niat baik, kami ingin melamar ayrin menjadi menantu dan istri untuk anak saya Fahmi". Ucap kyai Rahman Langsung tanpa berbasa-basi.

Ucapan kyai Rahman seakan menggores luka di hati ayrin, iya sangat bingung dengan semua ini.

"Kenapa, kenapa baru sekarang kau datang", lirih ayrin dalam hatinya sembari menahan semua rasa sakit hati karena lamaran ustadz Fahmi sudah didahului oleh orang lain.

"Maafkan kami kyai Rahman, bukannya kami tidak menerima lamaran kyai, tapi karena ayrin sudah dilamar oleh anak kyai Habil dari Turki tempat iya belajar Sekarang". Jawab Abah Ali.

"Tapi Abah, saya mencintai ayrin dan saya ingin menghalalkan nya". Sela ustadz Fahmi.

"Nak, bukannya Abah tidak merestui kalian, tapi sekuat apapun perasaanmu pada Ayrin jika bukan ayrin takdir mu Abah bisa apa". Sahut abah ali.

"Ustadz fahmi, maafkan saya, lebih baik ustadz Fahmi mencari wanita lain saja yang jauh lebih baik dari pada saya, besok saya akan menikah dan saya minta ustadz Fahmi untuk melupakan saya untuk selamanya". Ucapan ayrin bagaikan petir yang menyambar Fahmi saat ini, iya tidak menyangka bahwa Ayrin akan sepasrah ini.

"Ayrin, tapi kamu sendiri yang bilang kalau kamu akan menunggu saya". Kata Fahmi kembali

"Lupakan saja, semuanya sudah berlalu". Ucap ayrin tanpa menatap sedikit pun wajah ustadz Fahmi.

"Ya sudah kalau begitu, mungkin Tuhan berkata lain dengan tidak menjodohkan Fahmi dengan ayrin, tidak apa-apa". Potong istri kyai Rahman, iya berusaha untuk memahami dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri pada keluarga ayrin.

"Tapi ummi......

"Fahmi, semua sudah menjadi ketentuan Allah, kita harus bisa menerimanya", potong kyai Rahman Abi nya sendiri.

Dengan helaan nafas kasar terpaksa Fahmi harus mendengar perkataan Abi nya dan melupakan ayrin, Karena sebentar lagi ayrin akan berstatus menjadi seorang istri walaupun bukan dengan dirinya.

"Pak kyai, buk nyai restui saya, bagaimana pun keadaan saya sekarang, pak kyai dan buk nyai tetap guru saya walaupun itu dulu, restuilah saya agar suatu saat nanti saya bisa menjadi seorang istri yang baik dan bertanggung jawab untuk keluarga saya nanti", ucap Ayrin sembari menahan pedih rasa sakit hatinya yang mendalam.

"Restu kami selalu menyertaimu nak", ucap kyai Rahman.

Kini ustadz Fahmi dan keluarganya telah pulang dan hanya tersisa abah, ummi dan ayrin di ruang tamu.

"Ayrin, maafkan ummi sama Abah ya nak".

"Apa yang ummi katakan, tolong jangan berkata seperti itu".

"Tidak nak, ummi sudah menghancurkan harapan mu dengan menerima lamaran dari ustadz Afzhal, tapi percayalah satu hal, firasat seorang ibu tidak akan pernah salah, ummi tidak yakin dengan ustadz Fahmi nak, dan ummi merasa kalau dia tidak bisa menjaga dan membimbing kamu dengan baik". Jelas ummi agar putri semata wayangnya itu yakin dengan keputusan yang telah iya pilih.

"Dan sekarang dia bukan takdir kamu, dia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik agar dia bisa membimbing rumah tangga yang bahagia".

"Ayrin mengerti ummi, ayrin akan coba untuk melupakannya dan mulai untuk menjalani kehidupan ayrin yang sesungguhnya mulai sekarang".

TBC

Kita dan Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang