Chapter 63

3.3K 324 1K
                                    

Alsha Squad pastikan untuk selalu vote dan komentar di setiap baris kalimat yaa.

Untuk next chapter 300 vote & 1000 komentar.

Happy Reading🤍

-------------------------------------------------------------

"Meskipun ombak dan badai menghalangi perjalanan kapal kita, tapi selama ada Allah yang selalu menolong hamba-Nya. Insyaallah kita bisa melalui bersama badai tersebut, sebab kita bukan apa-apa tanpa kasih sayang dan cinta-Nya."

Shabira Deiren Umzey

🕊🕊🕊

Selama di ruangan Kiran sembari menunggu Bang Al. Aku tidak mengganggu sahabatku yang sedang fokus bekerja, melainkan terus memakan camilan keripik singkong yang berada di dalam toples plastik milik gadis itu. Semenjak hamil, hobi makan ku meningkat drastis. Dokter Syifa yakni dokter kandungan yang memeriksaku pernah berkata bahwa saat hamil tubuh seorang wanita akan mengalami perubahan hormon dan akan semakin memuncak. Dampak dari kondisi semacam ini adalah meningkatnya nafsu makan. Alhasil sekarang aku mengalaminya sendiri.

"Cegil, suami lo udah dimana?" tanya Kiran yang sedang fokus menatap layar komputer tanpa menoleh ke arahku.

"Nggak tahu," balasku sembari memakan keripik singkong tersebut yang tinggal sedikit dan aku langsung menghabiskannya.

"Lo nggak coba telepon dia? Kasihan juga Pak Al, kalau nggak dapat mangga nya gimana? Soalnya—" Kiran menghentikan perkataannya ketika melihat ke arah toples keripik singkong miliknya sudah habis.

"Aaaaa Shabiraaaa!" Kiran berteriak kesal sembari merebut toples plastik dariku. Membuatku terkejut mendengar nya. "Kenapa lo habisin keripik singkong kesukaan gue?!" lanjutnya sembari menatapku tajam dengan suara meninggi.

"Maaf Ki, habisnya enak. Nanti aku ganti, ya? Kamu jangan marah," balasku sembari mencebikkan bibir.

Tiba-tiba pintu ruangan Kiran terbuka oleh Bayu dan Bang Al. Mereka menatap kami dengan tatapan bingung sekaligus khawatir.

"Kiran kenapa kamu teriak? ada apa?" tanya Bayu menghampiri Kiran dengan raut wajah khawatir.

Bang Al langsung menghampiriku."Sayang, kamu nggak apa-apa kan?"

Aku hanya menggelengkan kepala sembari memanyunkan bibir, sementara Kiran mengembuskan napasnya.

"Ki, aku minta maaf. Nanti aku ganti," ucapku.

"Wait, ini kalian pada kenapa?" tanya Bayu.

"Sha udah habisin keripik singkong punya Kiran, dan Kiran marah sama Sha," ucapku dengan raut wajah cemberut.

"Gue nggak marah, cuma sedikit kesal. But, it's okay no problem. Gue udah maafin lo, dan lo nggak perlu ganti," balas Kiran diakhiri senyuman.

"Beneran?" tanyaku sembari menghampirinya.

Kiran tersenyum menatapku. "Iya bumil cegil, gue udah maafin lo."

"Yeay, makasih Ki," balasku diakhiri senyuman.

"Kiran, nanti saya ganti keripik singkong nya, ya?" ucap Bang Al.

"Oh nggak perlu Pak, gampang itu mah nanti saya beli lagi," balas Kiran sembari tersenyum.

"Udah nanti saya saja yang beli keripik singkong nya buat kamu!" ucap Bayu.

"Tapi Pak—" Belum selesai Kiran berbicara, Bayu langsung memotong perkataan Kiran.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang