Chapter 55

4.4K 490 1.1K
                                    

⚠️ FYI, aku belum pernah ke Turki, dan nulis ini aku riset dari berbagai sumber blog di internet serta YouTube. Jadi, mohon maaf apabila ada kesalahan ya. Dan jika ada yang sudah pernah ke Turki, kalau nemu kesalahan mohon koreksi. Makasiih🤍

⚠️ Bab ini bikin senyum-senyum gak jelas. Baca di tempat sepi, biar gak dikira yang aneh-aneh. Kalau kalian baper aku nggak tanggung jawab wkwk

Next chapter 500 vote + 2000 komentar.

Pastikan untuk selalu vote dan komen di setiap baris kalimat.

Happy Reading 🤍

-----------------------------------------------------------

"Perjalanan kita memang masih panjang, tapi perlu kamu ketahui bahwa aku selalu meminta sama Allah supaya kita berlabuh di tempat yang sama yaitu surga."

Alvaro Danendra Pratama

🕊🕊🕊

Hari yang aku tunggu dan Bang Al untuk berangkat ke Turki pun tiba. Kami berangkat dari Jakarta menuju Turki menaiki pesawat QATAR Airways. Namun, kami harus transit di Hamid International Airport, Doha, Qatar selama 2-3 jam. Setelahnya lanjut lagi, masih menggunakan Qatar Airways ke Istanbul Sabiha Gökçen International Airport. Airport tersebut merupakan salah satu dari tiga International Airport yang ada di Turki. Karena destinasi pertama kami sesuai itinerary yang kami susun di Turki adalah kota Istanbul, maka kami memilih mendarat di Sabiha Gökçen Airport.

Total lama perjalanan dari Jakarta–Qatar–Istanbul adalah sekitar kurang lebih 16-17 jam. Cukup melelahkan memang, tetapi selama di pesawat aku banyak bercerita dengan Bang Al mengenai tempat-tempat yang ingin kami kunjungi, sampai-sampai ketiduran. Hingga akhirnya kami tiba di Istanbul sekitar jam satu pagi waktu setempat. Untuk perbedaan jam, Jakarta lebih cepat empat jam dari Turki, dan di sana sudah subuh.

Malam pertama di Istanbul kami menginap di Retaj Royale Hotel. Hotel lama berbintang lima, dan fasilitasnya lengkap dengan nuansa Eropa. Bahkan ada closet room beserta dengan ruang setrikanya. Hotel ini berasa apartemen. Setibanya di kamar hotel, karena sangking lelahnya perjalanan aku langsung melemparkan tubuhku ke atas kasur membiarkan tas dan koperku tergeletak begitu saja.

"Humaira, mandi dulu habis itu salat tahajud, jangan langsung tidur," ucap Bang Al sembari menghampiri.

"Sha masih ngantuk," balasku sembari memanyunkan bibir.

"Sayangku salat tahajud dulu yuk, habis itu baru tidur terus nanti aku bangunin lagi buat salat subuh," kata Bang Al sembari mengelus tanganku.

Aku pun beranjak duduk. Kemudian tersenyum menatap Bang Al."Yaudah Sha mandi dulu, habis itu salat tahajud bareng ya?"

"Iya Sayang," balas Bang Al diakhiri senyuman.

Usai mandi dan berganti pakaian piyama lengan panjang, aku melihat Bang Al sedang menyimpan pakaian dia ke dalam lemari. Namun, ketika dia hendak membuka koperku. Aku langsung merebut koperku itu. Bisa malu aku, kalau Bang Al tahu di dalam koperku ada pakaian sexy lingerie berwarna hitam yang ku beli dan juga berwarna merah yang tak lain kado dari Kiran pada saat itu. Huh! Semoga dia tidak melihatnya!

"Abang, pakaian Sha nggak usah masukin ke dalam lemari. Besok kan mau chek out, jadi nggak usah dimasukin," ucapku sembari mengambil koperku.

Ya, besok rencananya kami mau langsung check out dan tidak menginap lama di hotel ini. Karena akan melakukan perjalanan ke beberapa tempat.

"Enggak, aku tadi mau ambil sajadah dan mukena kamu," balas Bang Al.

"Yaudah biar Sha aja yang ambil, mending sekarang Abang mandi dulu," balasku.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang