Kebahagiaan itu bukan ketika Allah menjawab seluruh do'amu, akan tetapi kebahagiaan itu ketika engkau yakin dan percaya bahwa pilihan Allah pasti yang terbaik.
— Ustadz Abu Darda’ Sufyan Al-Kandary —
🕊🕊🕊
Shazia kini sudah berada di fase tengkurap, membalikan badan, duduk, dan merangkak. Usianya sekarang sudah delapan bulan. Fase dimana Shazia sudah tidak bisa ditinggal ketika sendirian.
Pernah waktu itu aku meninggalkan Shazia ke kamar mandi yang berada di dapur untuk buang air sebentar, dan dia sedang duduk di ruang tengah bersama kedua kucingku yaitu si Queen dan King. Ketika kembali, dia dan kedua kucingku itu tidak ada di ruang tengah. Sehingga membuatku panik.
Aku dan Bi Neneng pun langsung mencari Shazia, dan ternyata dia mengikuti kedua kucingku sembari merangkak menuju taman belakang rumah karena pintunya terbuka. Kedua kucing itu sudah berlarian kemana, dan bersyukur nya Shazia masih berada di dekat pintu.
Berhubung hari ini Bang Al libur kerja. Maka aku menyerahkan Shazia kepadanya, dan kini aku sedang membantu Bi Neneng cuci piring usai membuat brownies cokelat keju. Namun tiba-tiba Bang Al datang menghampiriku dengan raut wajah panik.
"Sayang!" panggil Bang Al dengan raut wajah panik.
"Kenapa Sayang? Kamu kayak panik banget," balasku sembari menatapnya heran.
"Zia hilang nggak ada di ruang tengah," balas Bang Al sembari menundukkan pandangan.
"Ish Abang!" Aku menatapnya kesal.
Kemudian aku langsung mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu aku pergi ke ruang tengah, dan benar Shazia tidak ada di sana.
"Tadi Zia di sini sendirian?"
"Ada si King sama Queen, nggak tahu mereka kemana."
"Sha kan udah bilang, jangan ninggalin Zia sama dua kucing itu. Zia suka ngikutin mereka."
"Iya Sayang maaf, tadi aku keluar rumah bentar ambil pesanan steak buat kamu. Kemarin kan aku nggak sempat ajak kamu pergi ke restoran steak, jadi tadi aku delivery mau ngasih surprise."
Aku tidak membalas ucapan Bang Al. Melainkan langsung berlari menuju taman belakang rumah, pasalnya dulu Shazia mengikuti dua kucing itu ke sana dan ternyata tidak ada. Sehingga membuatku panik.
Kemudian aku dan Bang Al kembali masuk ke rumah sembari memanggil nama Shazia. Lalu membuka kamar kedua kucingku itu tidak ada, di ruang kerja Bang Al juga tidak ada. Di kamar tamu juga tidak ada, dan ada pintu kamar yang terbuka yaitu pintu kamar Bi Neneng. Terlihat si King sama Queen sedang berlarian ke sana kemari. Namun Shazia tidak ada, membuatku sangat panik dan khawatir.
"Zia, Sayang! Kamu dimana Sayang?" Aku berkata sembari melirik-lirik sekitar.
"Ma.. Mamama..." Terdengar suara Shazia memanggilku sehingga membuatku lega, namun aku tidak tahu dia ada dimana.
"Sayang, itu suara Zia!" seru Bang Al.
"Iya, tapi dimana?" tanyaku panik.
"Mamama.. Mama..." Shazia kembali bersuara.
"Sayang, suaranya kayak dekat sofa. Jangan-jangan Zia ada di bawah sofa?" ucap Bang Al sembari melirik ke arah sofa yang letaknya di samping pintu kamar.
Baru saja aku dan Bang Al berjalan menuju sofa, kepala Shazia muncul dari bawah sofa tersebut dan posisinya sedang tengkurap. Bayi itu tidak menangis sama sekali melainkan tertawa bahagia ketika melihat kami. Lantas aku langsung mengeluarkan dia dari sana, dan menggendongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Hati
SpiritualSpin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan. Baginya, itu anugerah walau tidak bagi sosok yang saat itu mengatakan .... "Maaf. Aku tidak mencinta...