Alsha Squad! Kalian ugal-ugalan banget sih baru 2 hari udah tembus 😭
Target selanjutnya 230 vote + 5000 komentar.
Pastikan untuk selalu vote dan komentar di setiap baris kalimat.
Happy Reading🤍
---------------------------------------------------------
"Aku hanyalah seorang pendosa yang sedang bersusah payah mempelajari ilmu agama, yang tertatih-tatih karena iman sering naik turun, dan juga sedang memperbaiki akhlak yang banyak kurangnya. Hanya saja Allah dengan kasih sayang-Nya menutupi aib-aib ku. Mungkin, kalau Allah membuka aib ku, pasti kamu akan berpikir bahwa aku lebih busuk daripada sampah."
— Alvaro Danendra Pratama —
🕊🕊🕊
Usai melaksanakan salat maghrib di mushola rumah sakit, aku kembali lagi ke ruangan inap Bang Al. Ketika membuka pintu, langkahku pun terhenti saat melihat Bang Al sedang melakukan video call dengan seseorang. Namun bukan hanya perbincangan obrolan biasa, melainkan Bang Al menghafal ayat Al-Quran. Sepertinya dia sedang menyetor hafalannya entah dengan siapa.
Hal yang paling aku kagumi kepada Bang Al dari dulu, dia tidak pernah meninggalkan salat sesibuk apapun. Meskipun sekarang sedang sakit, dia tetap melaksanakan kewajiban tersebut dengan cara duduk, bahkan sekarang dia tetap menghafal Al-Qur'an. Yang paling membuatku iri, dia sudah menjadi Hafiz Quran hafal 30 juz dari kelas enam SD. Sementara aku membaca Al-Quran pun malas-malasan.
Melihat dia sedang setor hafalan Quran. Seketika ingatanku membawa ke masa sekolah SMA, ketika aku kelas sepuluh dan Bang Al kelas dua belas.
Ketika bel istirahat berbunyi, aku langsung mengambil kotak makan berisikan spaghetti bolognese buatan Mama hendak diberikan kepada Bang Al. Aku pun langsung keluar kelas, kemudian berlari menuju kelasnya. Akan tetapi tidak ada. Kemudian salah satu teman kelas perempuannya memberitahuku kalau Bang Al biasanya ada di mushola sedang melaksanakan salat duha. Lantas aku pun pergi ke sana.
Setibanya di depan mushola, aku memilih menunggunya sembari duduk di teras cukup lama. Karena Bang Al tidak keluar-keluar, aku pun memilih masuk ke dalam mushola tersebut lewat pintu masuk khusus perempuan.
Ada beberapa siswi yang hendak melaksanakan salat duha menatap semua ke arahku. Mungkin mereka heran karena aku masuk ke dalam mushola sembari membawa kotak bekal makanan. Namun, aku tidak menghiraukan mereka. Aku langsung menarik kain pembatas antara shaf perempuan dan laki-laki. Begitu kain pembatasnya terbuka, aku dapat melihat Bang Al sedang menghafal Al-Qur'an. Dia sedang bermurojaah hafalannya.
"Masyaallah calon suami aku," ucapku spontan.
Mendengar suaraku, Bang Al pun menghentikan murojaahnya. Dia menatapku sekilas, lalu langsung keluar mushola tanpa menyapaku. Melihat dia keluar begitu saja. Aku langsung menutup kembali kain pembatas tersebut. Kemudian keluar mushola. Terlihat Bang Al sedang memakai sepatu, aku pun langsung menghampirinya.
"Bang Al, ini bekal buat kamu," ucapku sembari menyodorkan kotak makan kepadanya.
Bang Al hanya diam seraya memasangkan tali sepatunya.
"Ini spaghetti bolognese buatan Mama, enak loh Bang. Abang harus cobain," ucapku lagi.
Ketika Bang Al menerima kotak bekal makananku, aku pun tersenyum senang. Namun tiba-tiba Elvano yang sedang berjalan lewat mushola pun menghampiri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Hati
SpiritualSpin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan. Baginya, itu anugerah walau tidak bagi sosok yang saat itu mengatakan .... "Maaf. Aku tidak mencinta...