Chapter 39

5.4K 436 3K
                                    

Alsha Squad bagi yang suka sama cerita ini, boleh dong posting di IGS terus tag IG aku : nurhoiriah16_ & alshasquad_ yaa..

Btw aku suka info cerita ini entah spoiler atau apapun yg berkaitan dengan cerita ini aku update di akun IG alshasquad_ jangan lupa di follow yaa🤍

Oh ya, play lagu Mahalini — Bawa Dia Kembali biar ngefeel sama bab ini.

Target chapter selanjutnya 270 vote + 3000 komentar.

Pastikan untuk selalu vote dan komentar di setiap baris kalimat.

Happy Reading 🤍

--------------------------------------------------------------

"Jangan lupa untuk selalu tersenyum, semangat menjalani aktivitas, dan tetap bahagia, ya. La tahzan, innallaha ma'ana."

Alvaro Danendra Pratama

🕊🕊🕊

Aku langsung mengejar Bang Al yang masuk ke kamarnya. Setibanya di sana, terlihat suamiku itu sedang duduk di atas kasur sambil menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang, dan sedang memainkan handphonenya.

Bang Al melihatku sekilas, kemudian dia kembali menatap handphonenya. Aku langsung mengunci pintu kamar, kemudian ikut duduk di sampingnya.

"Sayang, kamu marah sama aku?" tanyaku. Namun Bang Al hanya terdiam sembari mengetikkan sesuatu di handphonenya.

"Ciee... kamu cemburu ya?" godaku sembari mengetuk-ngetuk pipinya.

Bang Al menoleh ke arahku. "Maybe."

"Bilang aja iya, gengsi amat," kataku sembari menatapnya kesal.

Lagi-lagi Bang Al hanya terdiam, kemudian kembali memainkan handphonenya. Karena kesal dia terus memainkan handphonenya, aku langsung merebut handphonenya itu kemudian aku taruh di atas nakas. Lalu langsung memeluknya.

"Bang Al kalau ada Sha jangan main handphone terus, Sha nggak mau dicuekin," ucapku sembari mencebikkan bibir. Dan posisiku masih sama memeluknya. "Abang kalau marah sama Sha, bilang saja. Nggak usah nyuekin. Wallahi tadi nggak sengaja, Sha hampir jatuh kalau El nggak nahan tubuh Sha," lanjutku.

"Aku nggak marah Humaira," balasnya sembari mengelus kepalaku.

Aku mendongak menatapnya."Really?"

Bang Al tersenyum. "Iya, aku nggak marah. Aku diam bukan karena marah soal kamu sama El, tapi karena aku bingung mau bilang sesuatu sama kamu. Aku nggak tega bilangnya."

Mendengar perkataannya membuatku heran. Aku pun melepaskan pelukan, kemudian menatapnya dengan serius."Memangnya Abang mau bilang apa?"

"Kita harus LDM," katanya.

Aku terkesiap."LDM? Maksudnya long distance marriage?"

Bang Al mengangguk. "Iya, aku ada perjalanan dinas ke Singapura. Sebenarnya rencana perdin ini dari tiga hari yang lalu, dan besok aku harus berangkat."

"Berapa lama? Kenapa Abang baru bilang sekarang?" Aku berkata sembari mencebikkan bibir.

"Sebenarnya waktu di rumah sakit mau bilang, hanya saja aku nggak tega sama kamu. Di sana aku cuma tiga hari kok, nggak apa-apa ya aku tinggal?" ucapnya diakhiri senyuman.

"Nggak mau, Sha mau ikuuut." Aku berkata sembari memanyunkan bibir.

Bang Al mengelus pipi kiriku. "Humaira, cuma tiga hari kok. Nggak bakalan lama. Pokoknya nanti kalau ada waktu luang, aku bakal video call kamu."

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang