Chapter 8

3.3K 271 79
                                    

Di daerah kalian hujan gak? Di sini hujan terus. Sehat-sehat bestie🤗

Sebelum baca ceritanya pastikan untuk selalu vote dan komen di setiap baris kalimat. Biar aku semangat untuk melanjutkan cerita ini yaaa bestie🤍

Happy Reading 🤍

-------------------------------------------------------------

"It's okay, kalau dia punya masa lalu. Yang terpenting aku masa depannya, not her! Once again, kalau nama yang tertulis di lauhul mahfudz nya aku yang menjadi jodohnya. Lalu dia bisa apa? Sekeras apapun usahanya supaya bisa bersama, kalau dia ditakdirkan tidak berjodoh, nggak akan pernah bisa bersama."

Shabira Deiren Umzey

🕊🕊🕊

"Halo Kak Bayu, kalian ada di rumah sakit mana?" tanyaku dengan mata berkaca-kaca. Mendengar kabar Bang Al kecelakaan tentunya membuatku khawatir.

"Sha, suaranya putus-putus! Di sini nggak ada sinyal, udah dulu! Nanti gue ke sana sama Al!"

Bayu langsung mematikan panggilan telepon nya. Aku dan Kiran saling tatap dan mengernyitkan dahi bingung.

"Sebenarnya Pak Al kecelakaan nggak sih Sha? Apa tadi Pak Bayu salah nyebut nama ya?" Kiran bertanya dengan raut wajah bingung.

"Aku juga bingung Ki, kalau Bang Al nggak kecelakaan terus siapa yang kecelakaan?" tanyaku heran.

"Lo telepon Pak Al coba," ujar Kiran.

Aku pun langsung menghubungi nomor Bang Al. Satu panggilan tidak terjawab, hingga akhirnya di panggilan kedua diangkat.

"Halo Bang Al, Bang Al are you okay?" Aku bertanya dengan nada khawatir.

"I'm fine."

Aku pun bernafas lega ketika mendengar suaranya. "Alhamdulillah Bang Al baik-baik saja. Tadi Kak Bayu bilang Bang Al ada di rumah sakit katanya kecelakaan."

"Kamu salah paham, bukan aku yang kecelakaan. Tadi kita antar korban kecelakaan seorang siswa keserempet motor ke rumah sakit terdekat."

"Sha, tadi tuh gue lagi manggil Al bukan si Al yang kecelakaan," imbuh Bayu ikut bersuara.

"Alhamdulillah kalau gitu, habis kak Bayu nggak jelas banget. Oh ya, kalian sekarang lagi dimana?"

"Lagi di jalan on the way supermarket."

"Abang lagi nyetir mobil?"

"Enggak, Bayu yang nyetir."

"Okay, kalau gitu aku sama Kiran tunggu di tempat parkir. Kak Bayu hati-hati bawa mobilnya. Bye."

Aku pun langsung mematikan panggilan teleponnya. Seketika perasaan cemasku mendadak hilang, dan bersyukur Bang Al masih baik-baik saja. Lantas aku dan Kiran duduk di kursi panjang yang tidak jauh dari tempat parkir mobil menunggu kedatangan Bang Al dan Bayu.

Tidak berselang lama mobil BMW M4 Competition Coupe berwarna hitam yang tak lain mobil pribadi Bang Al terparkir tidak jauh dari mobilku. Aku dan Kiran langsung beranjak berdiri, ketika melihat Bang Al dan Bayu keluar dari mobil tersebut. Dan aku langsung berlari menghampiri mereka.

"Kak Bayu! Kamu nggak jelas banget sih, bikin aku khawatir sama Bang Al tahu nggak!" ucapku kesal.

"Kan udah di bilang suaranya putus-putus, jadi nggak jelas. By the way, si Al juga khawatir sama lo," balas Bayu.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang