Chapter 59

3.3K 401 1K
                                    

Next chapter 300 vote & 1000 komentar. Jangan jadi silent reader!

Update kalau komentar dan vote nya udah tembus.

Happy Reading🤍

-----------------------------------------------------------

Terkadang rencana Allah memang tak terduga, tapi yakinlah bahwa rencana-Nya jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan. Sebab Allah tahu apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Pelabuhan Hati

🕊🕊🕊

Tidak terasa satu bulan berlalu begitu cepat, weekend kali ini aku merasa bosan sekali di rumah. Hanya ada aku bersama Bi Neneng saja. Pasalnya Bang Al sedang bermain badminton bersama Bayu dan Daffa. Kedua sahabatnya itu menjemputnya tadi pagi jam tujuh. Kupikir mereka tidak akan pergi lama, namun sampai sekarang jam sembilan Bang Al belum pulang juga ke rumah. Sehingga membuatku kesal.

Kemudian aku meraih handphone yang tergeletak di atas kasur. Lalu aku menghubungi nomor Bang Al, namun suamiku itu tidak mengangkatnya. Aku mencobanya lagi, tetap tidak diangkat.

"Ish Bang Al, kamu kemana sih?" Aku berkata dengan kesal. "Kebiasaan deh kalau udah main sama kak Bayu atau kak Daffa, pasti lupa sama istri!" lanjut ku.

Sebenarnya aku tidak masalah Bang Al kumpul dengan sahabatnya itu, hanya saja weekend kali ini aku ingin menghabiskan waktu berdua dengannya.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Ada panggilan masuk dari Kiran. Aku pun langsung mengangkatnya.

"Halo cegil, lo dimana? Kok lo nggak ikut main badminton bareng suami lo?"

"Di rumah. Kok kamu bisa tahu Bang Al main badminton?"

"Gue lagi di GBK Arena, terus tiba-tiba ada suami lo datang ke sini bareng Pak Bayu sama Pak Daffa."

"Loh kok di GBK? Kata Bang Al, mereka mau main di GOR Badminton Mega Kuningan. Terus kamu di sana sama siapa Ki?"

"Gue sama Rama, sepupu gue yang kerja di Singapur. Nah, kebetulan dia pindah kerja ke Jakarta di perusahaan bokapnya. Terus kemarin dia main ke kantor ngasih bingkisan buat gue, dan dia ajakin main badminton. Gue agak kaget sih bisa ketemu mereka di sini secara kebetulan."

Aku menepuk jidat."Oh i see! Pasti ide Kak Bayu tuh ajak Bang Al main badminton di GBK! Dia kayaknya cemburu sama kamu, Ki!"

"What? Cemburu kenapa coba?"

"Ki, bisa jadi Kak Bayu suka sama kamu! Terus dia cemburu sama Rama. Makanya, dia ke GBK ajak Bang Al dan Kak Daffa buat mantau kamu sama Rama!"

"Ngaco lo! Nggak lah, masa sih manajer resek kek dia suka sama gue?"

"Bisa jadi! yaudah aku mau samperin Bang Al. Kamu jangan bilang sama dia, kalau aku mau ke sana, ya!"

"Oke, see you cegil!"

Setelah itu aku memutuskan panggilan telepon dari Kiran. Kemudian aku mulai berganti pakaian memakai abaya warna cokelat dan pashmina dengan warna senada. Setelah semuanya rapi, aku langsung keluar dari kamar, dan bergegas pergi menaiki mobilku.

***

Tidak berselang lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, aku sudah tiba di GBK. Setelah memarkirkan mobil, aku langsung pergi menuju GBK Arena.

Setibanya di sana terlihat Kiran dan Rama sedang bermain ganda melawan Bang Al dan Bayu. Aku melihat ke arah kiri, ada Daffa yang sedang duduk sambil video call dengan seseorang. Aku pun menghampirinya ternyata sedang melakukan video call dengan Kiara.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang