Hai bestie, pada kangen cerita ini gak? 🤭
Mohon maaf ya bakalan slow update, dikarenakan lagi Revisian Naskah yang mau terbit.
Aku harap kalian mau bersabar dan memaklumi. Serta mau nemenin cerita ini sampai tamat🤗
Dan pastikan sebelum baca, jangan lupa vote dan komentar nya ya. Jangan silent reader. Makasih🤍
Happy Reading🤍
--------------------------------------------------------------
Sekarang aku hanya bisa berusaha untuk selalu tersenyum dibalik kesedihanku. Biarlah luka dan sakit ini aku pendam sendiri, yang entah sampai kapan kamu akan mengetahuinya.
- Shabira Deiren Umzey -
🕊🕊🕊
"Apa hal yang paling berkesan dari Kakek Farhan dan Nena Nafisa buat Abang?" tanyaku sembari menoleh ke arah Bang Al yang berjongkok di samping Bunda Ara.
"Yang jelas banyak sekali. Apalagi kakek Farhan, beliau sangat berjasa dalam dunia bisnis perusahaannya yang sedang kujalani. Banyak hal yang aku pelajari darinya, beliau motivator terbaik sekaligus idolaku. Dan Nena Nafisa, sangat baik sekali. Sampai saat ini aku tidak pernah melupakan perkataannya. Dia selalu berpesan kepadaku bahwasanya jangan sibuk mengejar dunia, tapi sibuklah mengejar akhirat. Pesan darinya ku jadikan prinsip dalam hidupku. Setiap momen kebersamaan dengan mereka menjadi hal yang paling membahagiakan untukku. Dan tidak akan pernah aku lupakan," jelas Bang Al dengan mata berkaca-kaca.
Aku cukup tersentuh mendengar penjelasan Bang Al yang kali ini cukup panjang. Bang Al yang biasanya irit berbicara denganku, namun kali ini dia banyak berbicara.
"Shabira, Al, kalian harus banyak belajar dari kisah cinta Kakek Farhan dan Nena Nafisa," kata Bunda Ara seraya menatapku dan Bang Al.
"Memangnya kenapa Bunda?" tanyaku bingung.
Bunda Ara terdiam sejenak sembari menatap dua makam yang berdampingan dihadapan kami yaitu makam Kakek Farhan dan Nena Nafisa yang tak lain orang tua Bunda Ara. Sudah lima belas menit kami berada di tempat pemakaman mereka.
Berhubung hari Sabtu dan libur kerja, Bunda Ara mengajakku dan Bang Al untuk berziarah ke makam Mama terlebih dahulu. Setelah itu kami berziarah ke makam Kakek Farhan dan Nena Nafisa yang meninggal satu tahun yang lalu karena sakit.
"Kakek Farhan dan Nena Nafisa mereka menikah karena dijodohkan sama seperti kalian," ucap Bunda Ara.
Aku terkesiap mendengarnya, sebab aku baru tahu kalau mereka dijodohkan, sementara Bang Al yang kulihat dia hanya terdiam seraya tertunduk menatap rumput.
"Awalnya Nena Nafisa nggak cinta sama Kakek Farhan, tapi setelah menikah Nena mencintai Kakek. Mereka pasangan yang sangat menginspirasi Bunda, meskipun banyak ujian yang datang, mereka tetap bersama dan saling menguatkan satu sama lain. Mereka itu definisi cinta sejati dan sehidup semati. Bagaimana tidak, satu bulan kepergian Nena Nafisa, lalu disusul Kakek Farhan. Meninggal di hari yang sama yaitu Jumat, tahun yang sama hanya beda satu bulan." Bunda Ara terlihat menyeka air matanya yang menetes. Aku pun langsung merangkulnya.
Satu tahun yang lalu aku mendengar kabar kepergian Nena Nafisa karena kanker Leukimia. Lalu disusul oleh Kakek Farhan yang meninggal karena penyakit jantung koroner. Aku saat itu tidak pulang karena ada urusan penting di Jerman, tetapi aku tahu dari Kiara kalau Bang Al dan semuanya bersedih karena kehilangan mereka.
"Satu minggu lagi pernikahan kalian. Meskipun kalian menikah karena dijodohkan, Bunda harap kalian saling mencintai karena Allah, menjadikan pernikahan kalian sebagai ibadah dan menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah," lanjut Bunda Ara seraya tersenyum kepadaku dan Bang Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Hati
SpiritualSpin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan. Baginya, itu anugerah walau tidak bagi sosok yang saat itu mengatakan .... "Maaf. Aku tidak mencinta...