Chapter 50

6.2K 636 4.1K
                                    

Alsha Squad gercep banget sih tembus targetnya, baru dua hariii woy kasih jeda seminggu gitu wkwkwk😭

Udah siap baca part ini??? Bakalan banyak kejutan 🙌

So, aku ingetin lagi ke kalian ini cerita FIKSI bukan NYATA jadi jangan pada dianggap serius! ☺

Target chapter selanjutnya 480 vote + 4000 komentar yaa.

Pastikan komen nya di setiap baris kalimat ya guys, jangan cuma nyepam love doang✨

Happy Reading🤍

-----------------------------------------------------------

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.

(QS. Al-Hujurat: 12)

🕊🕊🕊

Aku masih tidak percaya dengan perkataan Nabila bahwa dia tidak bisa melihat. Namun, tiba-tiba seorang perempuan berambut hitam sedada memakai kalung salib, dan membawa totebag belanjaan menghampiriku dan Nabila. Perempuan itu Dania, perempuan yang pernah menampar Bang Al di acara reuni kampus pada saat itu dan sahabatnya Nabila.

"Bil, yaampun kok lo malah jongkok di sini? bukannya tadi lo berdiri di dekat mobil gue? lo kenapa? Sorry ya, gue pergi nya kelamaan." Dania berkata sembari membantu Nabila berdiri. Namun tangan kanan perempuan itu, tidak melepaskan tangan Nabila sama sekali. Aku pun ikut berdiri berhadapan dengan mereka.

"Mbak Nabila tadi nggak sengaja tabrakan sama Ibu-Ibu, terus aku samperin dia untuk membantunya," balasku.

"Aku tadi nggak sengaja dengar suara anak kecil nangis nyari Mamanya. Aku coba jalan buat menghampiri suara anak kecil itu, tapi malah tabrakan sama Ibu-Ibu dan berakhir jongkok di sini. Oh ya, kunci mobil kamu udah ketemu?" ucap Nabila. Mata perempuan itu tidak menatap Dania, melainkan dia menatap ke arah lain.

"Udah ketemu. Sorry ya, Bil, tadi gue tinggal nyari kunci mobilnya kelamaan. Untung lo nggak kenapa-kenapa." Dania berkata dengan raut wajah khawatir.

"Dania, apa benar dia Shabira, istrinya Al?" tanya Nabila.

Dania menatap ke arahku sebentar, kemudian dia kembali menatap Nabila."Iya Bil, Shabira."

"Mbak Dania, kalau boleh tahu apa yang terjadi sama Mbak Nabila? Kenapa dia tidak mengenaliku?" tanyaku bingung.

Dania menghela napasnya sejenak setelah itu berkata,"Nabila tidak bisa melihat, dia buta. Emangnya Al nggak cerita sama lo?"

Aku sangat terkejut mendengar fakta tersebut, ternyata Nabila memang tidak bisa melihat.

"Kalau boleh tahu sejak kapan Mbak Nabila buta?" tanyaku.

"Tiga bulan yang lalu akibat kecelakaan," balas Dania.

"Tiga bulan yang lalu?" tanyaku dengan raut wajah terkejut.

"Iya, Al juga tahu kok. Emangnya Al nggak cerita sama lo?" tanya Dania lagi.

Aku terdiam sejenak. Berarti kecelakaan Nabila bertepatan dengan anniversary tiga bulan pernikahanku dan Bang Al pada saat itu.

"Sha, apa benar Al nggak cerita sama kamu?" tanya Nabila.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang