Chapter 49

5.9K 592 3.5K
                                    

Alsha Squad. Selamat hari raya Idul Adha. Minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin 🤍

⚠️ oh ya, kalau sekiranya teman-teman tidak suka dengan alur yang aku buat. Simple nya tinggalkan dan nggak usah lanjut baca. Sebab, aku sudah bikin konsep cerita ini sampai endingnya kayak gimana. Jadi bagi teman-teman yang memang mau baca cerita ini, mohon ikutin saja alur yang aku buat ini, dan harap bersabar juga 🙏

Untuk target selanjutnya 460 vote dan 3500 komentar.

Pastikan untuk selalu vote, dan komen di setiap baris kalimatnya 🤍

Happy Reading 🤍

-------------------------------------------------------------

Kunci rumah tangga sakinah, engkau menghargai kebaikan dan kelebihan pasanganmu, lalu engkau menutup rapat semua aibnya dan mengisi kekurangannya, serta memaklumi kelemahannya.

Ustadz Abdul Qadir Abu Fa'izah

🕊🕊🕊

Tiga bulan berlalu dengan begitu cepat. Selama itu, aku sudah tidak memikirkan Bang Al lagi, melainkan aku fokus belajar agama dengan Ustazah Rizka. Beberapa minggu yang lalu, aku mengetahui Bang Al mencariku di Bandung. Syukurnya dia tidak datang lagi ke rumah Ustaz Fariz dan Ustazah Rizka. Sehingga mereka tidak memberitahukan keberadaanku.

Pukul sembilan pagi ini aku sedang menghadiri acara kajian Ustazah Rizka di masjid yang letaknya tidak jauh dari villa bersama Bi Nunung dan Ibu-Ibu pengajian daerah Pangalengan.

Pada ceramahnya ustazah Rizka menyampaikan pentingnya memaafkan. Uztazah menyampaikan jika tidak semua orang menyukai kita, itu adalah hal yang wajar, karena Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam manusia yang mulia pun ada yang tidak menyukai, bahkan Nabi Muhammad sering di celakai dan dijahati, tetapi Nabi Muhammmad Salallahu Alaihi Wassalam memilih memaafkan.

Ustazah Rizka juga menyampaikan, alasan kita harus memaafkan, yaitu karena ketika kita memaafkan maka Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa-dosa kita. Katanya jika masih menyimpan dendam, amal ibadah pun tidak diterima oleh Allah, bahkan jika belum memaafkan, rahmat dan rezki yang ingin Allah sampaikan akan tertahan karena rezeki dan rahmat Allah akan sampai pada hati yang lapang dan tenang.

Selain itu Ustazah Rizka menyampaikan bahwa memang tidak mudah memaafkan orang yang telah menyakiti, akan tetapi cobalah mencontohkan sikap Rasulullah. Beliau adalah sosok yang lemah lembut, penyayang, lagi penyabar. Rasulullah tidak pernah mengutamakan emosi sesaat dan tidak menuruti nafsu amarahnya. Beliau juga selalu memaafkan kesalahan orang-orang yang menyakitinya. Sebab minta maaf bukan berarti kalah. Justru orang yang berani minta maaf adalah orang yang hebat.

Ustazah Rizka menyampaikan bahwa memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu sifat muslim yang terpuji. Sebagai makhluk yang tidak sempurna, manusia kerap kali berbuat khilaf. Apabila seseorang yang khilaf memiliki kemauan untuk meminta maaf dan bertaubat, maka dianjurkan untuk memaafkan.

Bahkan Allah Subhanahu Wata'ala mencintai orang yang berbuat kebaikan seperti memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Ali-Imran ayat 134 yang berartikan; "(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."

"Ibu-Ibu sekalian, maafkanlah orang - orang yang menyakiti, karena mereka tidak sepenting itu dihidup kita sampai bisa menjauhkan kita dari berkah Allah dan tidak sepenting itu membuat amal ibadah kita tidak terima. Perlu kita ingat bahwa yang terjadi atas izin Allah, dan banyak hikmah dibalik rasa kecewa dan sakit yang kita alami.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang