sendiri

2.3K 94 0
                                    

Zahra menangis hingga ketiduran, ia pun bangun setelah mendengar adzan subuh.

Zahra bangun dari tidurnya dan melihat jam "Astaghfirullah ternyata udah subuh." gumam zahra sembari mengucek mata nya.

Zahra beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil air wudhu, ia pun menunaikan sholat subuh.

Tak lupa Zahra juga berdoa "Yaallah jaga lah mas Ali disaat ia sedang bertugas yaallah, Zahra mohon jangan pisahkan kita berdua.. percepatlah mas Ali untuk pulang bertemu zahra, Zahra udah ga bisa nahan kangen." ucap zahra dalam melangitkan doa nya.

Zahra meneteskan air matanya, sampai ia pun merasa bahwa ada yang memeluknya.

"Mas Ali." Zahra tersadar dan ternyata tidak ada siapa - siapa selain dirinya.

Hari sudah mulai pagi, matahari sudah terbit zahra menyapu lantai rumdin nya, namun ia tak masak melainkan ia ingin pergi ke rumdin ayahnya dan makan di luar.

"Aku kangen bunda." gumam zahra.

Zahra pun segera bersiap - siap untuk ke rumdin ayahnya.

"Tapii aku harus pamit mas Ali dulu." gumam zahra.

"assalamualaikum mas, Zahra mau pamit ke rumah dinas ayah dulu yaa nanti zahra kabarin lagi kalo udah nyampe." percakapan chat Zahra dengan Ali.

Ali tak kunjung membalasnya, Zahra selalu positif thinking bahwa Ali sedang sibuk disana.

Zahra memakai mobilnya untuk ke rumdin ayahnya, saat di perjalanan dekat lapangan ia di berhentikan oleh Farhan dan Dika.

"Eittt ibu komandan mau kemanaaa??." ucap farhan.

"Ibu komandan mau pergi kerja lagi kah? heei kata ndan Ali ga boleh kerja lagi!!." tegas Dika.

Zahra menghela nafasnya "Saya mau ke rumah dinas ayah, emang gaboleh ya kerumah orang tuanya???." tanya zahra.

Farhan dan Dika pun terdiam sejenak "B-boleh kok bu, tapi harus izin sama ketua kompi dulu." jawab Farhan.

"Betull kata serda Farhan."

"Saya udah izin sama ketua kompi, katanya gapapa yang penting ga sampai berminggu-minggu." ucap zahra.

Farhan dan Dika mengizinkan Zahra untuk pergi ke rumdin ayahnya.

"Hisss banyak omong banget sih mereka, emang segitunya ya mas Ali nugasin mereka buat jaga aku?." gumam zahra.

Disisi lain Farhan dan Dika masih membicarakan Zahra "Emang boleh ya ibu komandan nyetir mobil sendiri, kan bahaya ya." ujar Dika.

Farhan tak kepikiran hal itu "Loh iya, harusnya kita yang nganterin ibu komandan." ujar farhan.

"Hadeuhhhh gimanaaa sih Serda farhann." ucap dika sambil menepuk keningnya.

🌷🌷🌷

Akhirnya Zahra sampai di rumah dinas ayahnya itu.

"Assalamualaikum, bundaaa." seru Zahra.

Tak lama kemudian ada yang menjawabnya "Waalaikumussalam." yang ternyata itu Reza.

"Mbaa Zahra." Reza hanya menyalami zahra , mungkin sudah besar jadi malu kalau mau memeluknya.

"Iniii reza?." zahra bingung karna Reza sudah semakin besar dan gagah seperti ayahnya.

Dengan pedenya "Iya lah mba, tambah ganteng kan Reza?." ujar Reza.

Zahra pun menggelengkan kepalanya "Bunda sama yang lain kemana? kok tumben sepi gini." tanya zahra sambil masuk ke dalam rumah.

Aku Kamu Dan Negara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang