Kamu adalah rumahku.

4.8K 128 1
                                    

"M-maaf ndan saya telat." Ali baru sampai di batalyon dan sekarang ia menemui komandannya.

"Ya gakpapa letda Ali saya paham gimana pengantin baru itu."

"Aduh ndan saya gak ngapa - ngapain kok semalem cuma tidur kecapekan." jawab ali sembari menggaruk belakang telinganya.

"Iyaah kecapekan abis anu kan." komandan hasim selalu meledek Ali sudah seperti anaknya sendiri.

"Hehe gak gitu ndan." Ali malu dan ia menundukkan kepalanya.

"Yasudah kalau begitu, untuk rumah dinasnya saya baru cek cek ternyata ada yang kosong, itu di dekat lapangan, rumdis nya juga bagus dan nyaman."

"Wah terimakasih banyak, komandan sudah menyempatkan untuk menelusuri mana tempat yang kosong dan bagus untuk saya dan istri saya."

Ali sangat bersyukur karna telah dikasih rumah dinas yang dekat dengan lapangan sehingga jikalau Ali binsik atau apel dan yang lainnya zahra bisa melihatnya, rumah dinasnya juga indah, rapi, dan bersih sehingga membuat Ali merasa nyaman, mungkin jika zahra sudah mengetahui rumah dinasnya ia akan sangat senang.

"Iya letda ali, nanti sore sudah bisa ditempatin, dan ini kucingnya."

"Baik ndan terimakasih saya terima."

"Baik sama - sama." tak lama komandan hasim pergi meninggalkan Letda Ali karna masih ada urusan.

"Cieee komandan Ali, semalem abis ngapain." ucap Pelda rafi.

"Dateng - Dateng gak ngucap salam lagi, Kamu gak usah kaya gitu."

"Assalamualaikum,, Shap salah."

"Waalaikumussalam, Push up 15kali."

"Shap ndan laksanakan." pelda rafi pun push up dihadapan Letda Ali.

"Sudah ndan, emang komandan kenapa tadi kok gak ikut apel." tanya pelda rafi karna ia terlalu kepo.

Kini mereka tengah duduk bersantai diatas batu besar dibawah pohon yang sejuk.

"Kamu gak usah kepo sama pribadi saya, suatu saat nanti kalau kamu sudah punya istri bakal tau sendiri, jangan jomblo terus dong mangkanya."

"Jadi komandan meledek saya karna saya jomblo terus?." tanya pelda rafi sembari menyiutkan dahinya.

"Biasa aja kali tuh muka, ya memang sudah kenyataan kamu jomblo."

"Aduhh ndan saya ini lagi berusaha buat deket sama dokter farah."

"Oh dokter yang waktu itu." Ali mencoba mengingat kejadian waktu meminta izin pengajuan ke pusat.

"Loh ndan Ali pernah ketemu sama dokter Farah?."

"Saya memang ketemu, itu juga pas - passan dijalan saat itu saya ingin menuju ke kantor pusat namun saat diperjalanan saya bertemu dokter itu."

"Terusss Letda ali gimana perasaannya, bahagia gak?, dia kan cantik."

"Gak b aja masih cantikan istri saya." se sempurna apa cewek diluar sana masih tetap zahra pemenangnya.

"T-tapi dia sempat ngajak kenalan saya,dia juga mengajak salaman saya namun saya gakmau karna bukan muhrim."

"Yaelaaah ndan , anda itu sama saja menyia - nyiakan kesempatan, komandan tau nggak?."

"Ya nggak lah kan belum dikasih tau."

"Hehee iya sih ndan, jadi itu dokter anaknya ketua batalyon ini ndan."

"Oh." singkat jelas dan padat.

"Kok cuman oh sih ndan?, itukan cukup keren lohh anak TNI perwira tinggi, dokter lagi."

Aku Kamu Dan Negara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang