~Happy Reading~
Tolong ingatkan Meta untuk mencubit Arya ketika anak itu pulang ke rumah lagi suatu saat nanti, seenaknya meninggalkan janji yang dibuat sendiri. Seharusnya hari ini Arya berjanji menjadi fotografer amatir untuk kebun Satria, terkait rencana marketing mereka beberapa minggu lalu tetapi nyatanya pagi buta tadi dia sudah kembali ke perantauan.
Tetapi banyak hal yang bisa di syukuri setiap harinya, dia disambut dengan bunga yang mulai mekar di pagi ini.
"Ekhem." Meta mendapati Satria berhenti dari lari pagi di belakangnya, setelah apa yang terjadi kemarin, dia sendiri bingung menghadapi manusia di hadapannya.
Meta merapikan rambutnya, tersenyum canggung,"Disuruh gantiin adek aku buat jadi kameramen hari ini," jelasnya dengan tertawa masih dalam nada canggung.
"Masuk." Satria membuka pintu greenhouse mempersilahkan Meta untuk masuk terlebih dahulu, walaupun pagi sekali dia harus bangun, setidaknya dia bisa menikmati hal seindah ini.
Satria mempersiapkan diri memakai sarung tangan dan gunting tanaman yang biasa digunakan untuk memotong bunga di kebunnya, saat dia berbalik Meta sudah menyodorkan tangannya.
Melihat lelaki itu tidak paham, Meta menunjuk smartphone di saku celana Satria,"Smartphone bagus harus dimanfaatkan," katanya masih mengulurkan tangan.
"Yuk mulai." Satria memilih bunga untuk dipotong, memotong beberapa sesuai request Meta untuk bahan video mereka hari ini, dengan konsep self POV memetik bunga.
Tugas Meta mengikuti kemanapun lelaki itu pergi memetik bunga, menangkap gambar dari dekat membuat jarak mereka berdua pun begitu berdekatan.
"Cukup." Satria berdiri terlebih dahulu dengan sebendel bunga, baru Meta menyusul berdiri sambil melihat hasil tangkapan video terakhir.
Meta mengalihkan pandangannya ketika merasakan usapan halus di pucuk kepala, menatap Satria yang fokus dengan pucuk kepalanya. Gadis itu melihat tangan Satria, terkejut dengan apa yang terjadi.
Tak lama Satria menjauhkan tangannya, menunjukkan benda kecil yang baru saja dia ambil,"Daun."
Meta menyelipkan rambutnya ke telinga lalu berjalan ke meja di ujung greenhouse terlebih dahulu karena antara malu dan canggung, sepertinya dia belum begitu terbiasa dengan adegan romantis di antara mereka.
"Sekarang packing bunga." Satria meletakkan bunga di meja, dan membiarkan Meta mencari sudut pengambilan video yang sesuai dengan konsep mereka.
Gadis itu bahkan mengitari Satria untuk mencari posisi yang nyaman sekaligus bagus untuk keduanya, "Nggak ada tripod, kalau dari sini kurang bebas."
Satria masih mengamati Meta yang tampak bingung, wajahnya menunjukkan jika dia sedang mencari jalan keluar dan tidak lama tersenyum kecil, celingak-celinguk melihat sekitar dan berjalan ke belakang tubuh Satria. Lelaki itu yang bingung hendak berbalik juga, tetapi Meta menahan tubuhnya untuk tetap pada posisi yang sama.
"Ayo mulai," kata Meta yang membuat Satria tersentak merasakan pelukan gadis itu, tatapannya menuju tangan Meta yang melingkarinya masih dengan memegang smartphone untuk mengambil video.
Masih belum melanjutkan pekerjaanya, dia melirik ke belakang,"Kamu dapat inspirasi begini dari mana?"
"Instagram," jawab gadis itu sekarang balik melihat Satria.
"Udah ayo cepat, nanti dilihat orang." Peringat Meta mulai kembali celingak-celinguk melihat sekitar, pagi seperti ini adalah jam karyawan kebun mulai bekerja.
Satria menunduk dan tersenyum kecil,"Nggak apa-apa, nggak ngapa-ngapain juga."
Kesal dengan jawaban lelaki di hadapannya, Meta mencubit pinggang Satria dengan kesal sampai lelaki itu menyerah dan memulai pengambilan video selanjutnya,"Okey."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Romance [End]
ChickLitMeta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ketika dia memilih pulang berarti dia siap kehilangan ketenangan dalam hidupnya. Dan tanpa di duga dia...