Extra Part. Wedding

34.9K 2.1K 85
                                    

~Happy Reading~

Hari ini hari Minggu, Meta duduk-duduk cantik sambil melihat pemandangan dari salah satu ruangan, melihat orang-orang di luar sana berbincang seru, semua terlihat berjalan semestinya.

Seseorang mengetuk pintu,"Sudah siap? yuk bisa keluar." Perempuan di pintu itu tersenyum, dan Meta berdiri begitu saja, untuk hari ini tidak ada gaun panjang berekor yang berat.

"Bunga nya." Seikat bunga calla lily di padukan dengan lily putih oriental diterima dengan senang hati.

Di pintu Satria sudah berdiri menunggu, Meta menggamit lengan Satria, berjalan menuruni tangga menuju kerumunan orang di ujung sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pintu Satria sudah berdiri menunggu, Meta menggamit lengan Satria, berjalan menuruni tangga menuju kerumunan orang di ujung sana. Kanan dan kiri penuh dengan bunga berbagai warna, sesuai dengan suasana hati nya hari ini.

"Nggak pernah bosan lihat bunga-bunga begini." Meta terpukau dengan dekorasi nya, lebih cantik dari gambar yang dia pilih beberapa bulan lalu, lumayan sekali pemandangannya cukup mengurangi grogi.

Yang sebenarnya sudah dia salurkan lewat remasan di lengan Satria,"Santai, yang datang cuma orang-orang terdekat." Rasanya semakin tidak karuan ketika sudah menapaki walkway bertabur bunga.

Semua mata dan kamera tertuju pada keduanya, yang saat ini harus melempar senyum ke semua orang yang untungnya tidak ada 100 orang,"Itu temanku, nanti aku kenalin deh." Tunjuk Saria pada 2 lelaki dengan masing-masing pasangan yang sedang dadah-dadah heboh di kursi tamu.

"Arya ngapain si?" Menoleh ke sisi lain melihat keluarga Meta di sana, Arya bergelayut manja pada si Bapak sambil membawa tisu untuk menyeka setitik air matanya, terharu ceritanya.

Meta tertawa,"Jelek banget nangisnya," kata Meta, yang padahal dia sendiri menahan perasaan tidak karuan-nya.

"Padahal udah 2 kali ini liat dia nangis di usia 21 tahun." Pertama kalinya adalah pada acara akad nikah yang lalu, anak itu menemani si Ibu menangis bersama.

Rangkaian acara setelah masuknya pengantin ke dalam acara adalah proses sungkeman, Mama di dampingi Om nya Satria yang mewakili pihak keluarga mempelai laki-laki, "Selamat datang ya di keluarga ini." Wanita paruh baya itu mengusap kepala Meta sayang, perempuan yang berhasil menaklukkan anak lelaki satu-satunya.

Acara terakhir adalah makan dan ramah-tamah, dimana dalam acara ini Satria dan Meta yang akan menghampiri tamu undangan satu persatu itu kenapa Meta memilih gaun simple dan sepatu dengan hak lebar dan tidak begitu tinggi. Satria di sini yang banyak mengenalkan istrinya pada tamu-tamunya yang didominasi keluarga, tetangga dekat dan teman lelaki itu sendiri.

Mereka akhirnya menghampiri dua teman dekat Satria dan pasangan masing-masing, "Selamat ya, hadiah di kepala tiga ternyata status baru." Ketiga lelaki itu bersalaman hingga menyenggol bahu si pengantin lelaki.

"Kenalan dulu, sama istriku." Satria melihat Meta yang memasang senyum melihat interaksi ketiganya, sama seperti para istri.

Meta menyebut namanya, menjabat tangan dengan ramah, "Nggak usah lama-lama, udah ada istri juga." Tegur Satria pada kedua temannya saat berjabat tangan dengan Meta.

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang