Ekstra part 3

21.9K 1.6K 50
                                    

~Happy Reading~
Biar gak kaget, ini setting waktunya beberapa tahun setelah Ekstra part 2 yahhh

"Morning, mau teh?" Sapa Satria udah sibuk saja di dapur membuat minuman hangat di pagi hari.

Meta menangguk,"Boleh." Dia duduk di balkon seperti biasa, selain malam hari waktu quality time mereka adalah di waktu fajar seperti ini, bercerita apa rencana hari ini.

"Silahkan nyonya." Satria datang dengan dua mug berisi teh, dan duduk bersama sang istri di sana.

Wanita di sebelahnya tersenyum,"Terima kasih." Mengambil mug-nya dan menyeruput perlahan, menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi untuk lebih rileks.

"Tidur jam berapa semalam?" tanya Satria melirik istrinya, padahal dia menunggu sampai ketiduran karena wanita itu tidak kembali juga dari kamar sebelah.

Meta mengangkat bahunya tanda tidak mengerti,"Entahlah, aku ketiduran."

Sontak Satria tersenyum getir,"Tumben dia nggak mau sama aku." Sepertinya dia sakit hati karena biasanya dia selalu di dielu-elukan dan semalam dia mendapat penolakan.

Sebagai istri yang pengertian Meta mengusap lengan suaminya untuk menenangkannya, dengan tawa kecil wanita itu bercerita,"Dia curhat tentang skincare tau Mas, katanya girls time."

Ternyata Satria bukan lagi sepenting itu untuk anak perempuannya, yang sekarang sedang senang-senangnya dengan dunia wanita bernama skincare. Namanya Camelia Roselie, anak yang lahir dua tahun lalu itu sukses menjadi fotocopy Meta 80% sisanya, hidung dan mata anak itu Satria sekali.

Jam 7 pagi, tepat setelah Meta memindahkan tumis brokoli dan sosis ke meja makan terdengar suara ribut dari arah kamar, gadis kecil itu berlari ke ruang makan dengan tawa renyah sedangkan Satria mengikutinya dengan santai.

Satria membantu gadis itu duduk di kursinya sendiri,"Waw brokoli," pekiknya melihat menu di piring bentuk kelinci miliknya.

"Ayo Caca sarapan habis itu ikut Papa ke kebun." Ini sudah rencana mereka dari fajar tadi, ada beberapa buah yang siap panen dan Camelia atau Caca ini pasti akan girang bukan main.

"Ayay Papa." Anak itu makan dengan lahap, sesekali menggoyangkan tubuh nya karena moodnya begitu baik pagi ini, ciri khas wanita merespon makanan enak, haha.

Dan setelah selesai dengan sarapannya anak itu ribut, mengekori Meta yang merapikan meja makan mereka dengan bilang,"Mama aku harus pakai sunskwin."

Meta tidak bisa tidak tertawa,"Sun Screen," katanya membenarkan.

"Iya, itu." Camelia mengangguk antusias.

Meta memakaikan sun screen anak-anak untuknya, tidak lupa lotion tubuh juga dan anak itu senyum-senyum senang. Setelah selesai dengan kerempongan pagi hari, Camelia berlari menyusul Papanya ke kebun sebelah.

Sembari dua orang disana sibuk, Meta harus segera membereskan dalam rumah dan menyiram beberapa tanaman indoor.

Matanya menyipit,"Ada kuncupnya lagi." Meta meneliti kuncup-kuncup bakal bunga Camelia dengan senyuman.

Ia menghela nafas,"Nggak berasa udah 2 tahun aja." Bunga ini mereka tanam sehari sebelum Caca lahir, karena Meta menggemari bunga itu dan ingin menanamnya di rumah, dari sanalah nama Camelia mereka dapat.

Di kebun Camelia menghampiri Satria,"Sudah cantik," kata anak itu menatap Papanya dengan kedua tangan di pipi dan senyum manis.

Satria tertawa menanggapi darah dagingnya ini, ia merapikan poni Caca sebentar,"Iya, Caca sudah cantik, ayo panen." 

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang