~Happy Reading and Happy new year~
Dari pagi ketika bangun tidur Meta tersenyum melihat notes pink yang dia tempel di kaca riasnya, bunga yang diberi Satria malam tadi terselip kertas kecil yang untungnya tidak terjatuh.
Seperti biasa setelah mandi dia akan menyiram tumbuhan yang berada di jendela kamarnya, walaupun ini hari minggu Meta bersiap untuk keluar rumah.
Memenuhi ajakan Satria semalam yang di tulis dalam note dalam bunga, 'Happy Voucher: Mari habiskan waktu bersama besok, Bersedia?'
Semalam setelah Meta menempatkan bunga-bunga dalam vas berisi air, pesan dari Satria datang.
Mas Satria
Kita belum pernah ke pantai kan?
Belum mas, besok mau ke pantai?
Iya 🤗
Jadi untuk menyesuaikan tempat kencan mereka hari ini, Meta menggunakan dress biru cerah dipadukan dengan makeup simple.
"Yuk." Meta duduk manis di kursi kemudi, disambut Satria dengan senyum manis yang tanpa sengaja menggunakan kaos putih dan celana jeans, senada dengan dress birunya.
"Hari ini mau kemana aja?" Bukanya menjawab lelaki di sampingnya itu hanya tersenyum, menyimpan sendiri rencananya.
Untuk ke pantai, mereka harus menempuh perjalanan 2 jam, dan keduanya bukan tipe manusia yang banyak ngobrol di jalan, se-penglihatan Satria selama ini Meta suka sekali mengamati jalan. Oleh karena itu di setelnya lagu untuk mengisi keheningan dalam mobil, dan menemani Meta menikmati jalanan yang mereka lewati.
"Lucu," gumam Meta saat mereka berhenti di lampu merah, di luar kaca bagian gadis itu ada bayi dengan jaket beruang senyum-senyum memainkan jarinya, siapa sih yang tidak gemas?
"Mau nggak?" Satu pertanyaan dari Satria yang mampu membuat jantung Meta rasanya turun ke lambung, pandangan gadis itu bingung menatap Satria dan keluar kaca bergantian.
Meta berulang kali meyakinkan kalau dia tidak salah dengar,"Hah?"
"Di depan ada toko ice cream dan beberapa abang-abang penjual, mau mampir nggak?" Lelaki itu mengulangi pertanyaan pertamanya yang tidak terdengar oleh Meta, sepertinya gadis itu terlalu sibuk melihat jalanan.
Mendengar itu Meta tertawa canggung,"Ohhh, iya boleh." Ini salah sambung saja, keduanya memiliki isi kepala masing-masing yang berbeda.
Mereka baru setengah perjalanan dan jam sudah menunjukkan jam 10, mungkin Meta butuh sesuatu untuk di makan? pikir Satria. Setelah mendapatkan asupan perjalanan selanjutnya berupa ice cream dan telur gulung, mereka melanjutkan perjalanan dengan Meta sesekali menyuapi Satria yang mengemudi.
"Tante sama kak Syakira nggak apa-apa Mas tinggal seharian?" tanya Meta menyuarakan pikirannya sedari tadi, Satria ini hanya pulang beberapa kali dalam satu tahun, bisa dihitung dengan jari.
Lelaki itu menggeleng,"Mereka yang suruh pergi, katanya biar cari suasana baru."
"Aku tau mungkin mereka takut Mas terus kepikiran alasan mereka ke sini, kalau di rumah," lanjutnya dengan suara lebih pelan lagi.
Meta memiringkan kepalanya, menatap tepat pada wajah lelaki di balik kemudi dengan wajah bingung,"Hm?"
"Kalau belum mau cerita gaK apa-apa Mas." Karena tidak mendapatkan jawaban, Meta pikir lelaki itu butuh waktu untuk berbicara serius.
Satria menghela nafas,"Mas pengen di sana nanti kita seneng-seneng aja." Tetapi diakhiri senyuman kecil dan usapan pada pucuk kepala Meta.
"Kak Syakira mau cerai sama suaminya, kesini buat nenangin pikiran di temenin Mama, sambil menghindari suaminya juga sih yang keras kepala dan nggak mau di ceraikan." Hening, bahkan Meta tidak tau harus menunjukkan emosi seperti apa, wajah Satria sekarang sinis sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Romance [End]
ChickLitMeta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ketika dia memilih pulang berarti dia siap kehilangan ketenangan dalam hidupnya. Dan tanpa di duga dia...