~Happy Reading~
Seperti rencana mereka minggu lalu ketika naik bukit bersama, hari Jum'at ini ketika jam kantor lebih pendek dari biasanya mereka akan ke salah satu mall untuk mencari buku yang Satria butuhkan. Meta awalnya menolak jemputan lelaki itu, tetapi nyatanya sekarang gadis itu menunggu jemputan Satria di depan kantor.
"Sudah lama?" Meta yang masih sempat-sempatnya mengaca itu menoleh cepat, memasukkan bedak nya ke dalam tas.
Dia menggeleng, dan kali ini lelaki itu turun dari mobil, membukakan pintu untuk Meta. Masih tidak paham, Meta menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung,'Buat aku?'.
Satria tidak bersuara, membalas isyarat gadis di hadapannya dengan anggukan.
'Perubahan sikapnya banyak juga,' batin Meta melihat Satria kembali ke belakang kemudi, sepertinya dari kencan pertama setelah sekian lama mereka sering bertemu itu progresnya lumayan.
"Ramai sekali." Satria bahkan harus mencari tempat parkir yang kosong lumayan jauh dari pintu masuk, melihat semua kendaraan itu Meta sudah mulai khawatir dengan kondisi di dalam mall.
Dan benar saja, lantai satu yang notabene tempat kebutuhan pokok lumayan penuh dengan manusia, lebih ramai dari hari biasanya,"Awal bulan, semua orang belanja setelah gajian." Satria memegang pergelangan tangan Meta untuk membelah keramaian, tujuan mereka ada di lantai 3.
"Kamu juga beli buku nunggu gajian?" Kali ini Meta bisa menoleh menatap wajah Satria karena di lantai 3 tidak se ramai lantai 1, bisa berjalan lebih leluasa.
"Nggak murah."
"Tapi dari penjualan bunga kan ada."
"Kita harus pandai memutar uang supaya mereka berputar untuk kita, bukan kita yang berputar untuk uang." Mereka terus mengobrol sampai pada toko buku, saking serunya sampai Satria sepertinya tidak sadar masih menggandeng tangan Meta, padahal sudah keluar dari zona padat, Meta masih bisa berjalan di sampingnya.
Sampainya di dalam toko buku, nyatanya Meta memisahkan diri melihat banyak stationary lucu, yang kalau dia punya mungkin tidak akan pernah digunakan karena sayang.
"Kamu mau beli sesuatu?" Satria sudah muncul di sebelahnya dan Meta menggeleng menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Ayo."
Meta melongo, cepat sekali perasaan dia baru melihat-lihat sebentar,"Sudah?"
Satria menunjukkan bukunya, Meta terkagum,"Benar sudah di incar ternyata." Harusnya tidak hera sih untuk manusia seperti Satria ini.
"Kalau sudah tau pasti cepat, sudah tau harus apa dan tujuannya apa." Satria mengajak gadis itu untuk segera membayar dan keluar toko buku, Meta bahkan tidak berani berkata dan bertingkah apapun ketika tangan lelaki itu merangkul pinggangnya untuk isyarat mereka harus beranjak dari sana.
Tidak lengkap kan kalau jalan-jalan tanpa makan? apalagi kaki Meta sudah cukup sakit berjalan kesana-kemari menggunakan high heels.
Mereka memasuki kawasan outdoor dan langsung terkena hawa panas,"Mau?" tanya Satria menunjuk stand es serut di dekat mereka.
"Boleh." Meta mengangguk antusias, memang panas sekali di sini.
Mata gadis itu menyipit melihat menu dari tempatnya duduk,"Mangga," katanya tidak menunggu Satria bertanya, pasalnya lelaki itu hanya melihatnya penuh tanya sedari tadi.
"Hah, panas sekali." Meta mengipasi wajahnya dengan tangan sendiri, sampai merasakan angin lebih kencang menerpanya.
Satria sudah berada di depannya dengan mini fan yang ntah di dapat dari mana, setahunya tadi lelaki itu masih sibuk memesan es serut,"Makasih." Meta bingung harus tersenyum bagaimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Romance [End]
ChickLitMeta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ketika dia memilih pulang berarti dia siap kehilangan ketenangan dalam hidupnya. Dan tanpa di duga dia...