Ekstra part 2

21.6K 1.6K 42
                                    

~Happy Reading~

"Bajunya udah aku siapin, yang coklat buat nanti ke acara." Satria mengangguk, menatap istrinya yang sibuk dengan make-up.

"Nggak mau aku antar?" tawarnya untuk ke Lima kalinya di hari ini, walaupun hari Minggu mereka lumayan sibuk karena hari ini opening tempat baru.

Sebenarnya tidak jauh dari tempa awal, hanya mundur beberapa meter karena pemilik tanah memutuskan menyewakan bangunan di sana, cukup untuk area kitchen dan mereka memutuskan lebih mengembangkan usaha ini.

Meta menggeleng,"Kamu nanti aja sama yang lain sekalian, aku harus briefing sama anak-anak dulu." Karyawan mereka juga sudah bertambah, selain barista Meta menambah kasir dan baker untuk menggantikan tugasnya, dan setelah ini dia hanya menghandle bagian management saja.

Wanita itu selesai, mereka berjalan ke depan rumah, Meta mencium punggung tangan Satria yang di balas kecupan singkat di kening dan kedua pipinya,"Hati-hati, semangat hari ini."

"Semangat juga," jawab Meta mengusap pipi suaminya sesaat, lalu pergi.

Setelah Meta pergi Satria turut keluar, menuju greenhouse untuk melihat kondisi hari ini, juga menyiapkan sesuatu.

"Bang!" Arya muncul begitu saja dari sisi lain, langsung mengikuti Satria ke dalam salah satu greenhouse.

"Ih kok istrinya nggak di antar." Celetuknya tidak di tanggapi serius oleh Satria, lelaki itu sibuk memilih dan memetik bunga .

Tangannya meminta barang bawaan Arya,"Aku harus siapin hadiah." Dia saja harus kucing-kucingan dengan Meta setelah membeli hadiahnya, dan berakhir disembunyikan di kolong ranjang kamar tamu saja.

Arya memberikan barang titipan Satria,"Oh, ini yakin mau wrapping sendiri?" Dia baru sadar untuk apa Pita dan kertas cellophane yang dibelinya, Arya jadi agak khawatir.

"Bang, udah bang, tetangga kita ada kok yang jualan buket ayo kita beli aja." Bujuknya selagi kakak iparnya itu masih sibuk memetik bunga sendiri.

Satria tidak perduli, dia mulai merapikan kelopak dan gagang bunganya,"Kan bisa lihat video tutorial, kita itu harus ada effort Arya." Karena memberi Meta bunga itu sudah biasa, dia lakukan setiap pagi dan hari ini Satria ingin sedikit berbeda.

Lelaki itu menonton satu video hingga beberapa kali, Arya yang masih mengawasi akhirnya bertanya,"Paham?" Dengan tatapan semakin tidak yakin.

Dia tidak menghiraukan Arya yang menatapnya skeptis, lelaki itu merapikan 50 tangkai mawar itu dengan sabar, dia menoleh ke arah Arya,"Bantu pegang," perintahnya.

Dengan skill pemula dua laki-laki itu mencoba yang terbaik yang mereka bisa,"Ya lumayan lah." Satria cukup puas degan hasilnya, terlihat rapi walaupun tidak mengembang seperti buket indonesia lainnya.

Sekitar jam 3 sore Satria segera memasukkan bunga dan hadiahnya ke dalam mobil, dia berencana datang bersama dengan Arya.

Dan begitu Arya memasuki mobil,"Arya-" Satria sampai melotot, menganga tidak percaya.

"Loh, dia pasti suka ini," kata Arya memukul semangka yang sudah diberi pita, seolah biar terlihat jika buah itu adalah hadiah manis dari adik tercinta.

Meta akhir-akhir ini memang suka sekali buah berair itu, tapi dia tidak menyangka Arya kepikiran membawanya sebagai hadiah di momen keberhasilan kakaknya hari ini. Sampainya di tempat ternyata sudah cukup ramai, karena mereka pun sudah memiliki pelanggan sebelumnya jadi perluasan sekaligus pindah tempat ini tetap di sambut baik.

Satria memasuki area cafe,"Pak," panggil suara perempuan dari salah satu tempat duduk.

Ada beberapa wajah yang dia kenal sebagai mahasiswanya dalam gerombolan itu,"Oh, pada datang ke sini juga, selamat menikmati ya."

Ke sisi lain lagi dia mendapati rekan dosennya, mereka bersalaman memberi selamat,"Selamat ya pak, istrinya keren banget."

"Iya dong." Satria tersenyum bangga, melirik Meta yang sedang membantu bagian kasir di dalam sana.

Salah satunya berdecak kesal melihat wajah sombong Satria,"Nggak usah belagu, yang di puji istrinya." Mentang-mentang punya istri.

Satria tertawa saja, meletakkan telunjuknya di depan bibir,"Yang belum punya istri diem dulu."

Lelaki itu memutuskan menemui istrinya terlebih dahulu, menyadari kedatangan Satria akhirnya Meta memutuskan ingin menemui terlebih dahulu.

"Bisa gantiin ya?" Pintanya pada karyawan lain, lagi pula kondisi sudah lebih kondusif.

Oleh karena itu bahkan pelanggan di hadapannya bisa mengajaknya mengobrol,"Kakaknya suka bunga ya? banyak ornamen bunga jadi makin manis, bikin betah, terinspirasi dari mana?" Lelaki itu terlihat sekali ingin mengulur waktu.

Satria sudah turut antre di belakang pelanggan itu,"Dari saya." sahutnya tiba-tiba, cukup mampu membuat kaget lelaki di hadapannya.

"Dari suami saya," jawab Meta sambil menunjuk Satria di sana.

Meta di gantikan pegawai lain sementara wanita itu menyambut hangat suaminya, yang hari ini manis sekali dengan outfit senada dan bunga mawar di pelukannya. Lelaki itu juga turut berperan besar karena sebagian tamu hari ini datang karena promosinya, nyatanya rekan kerja sampai mahasiswa pun datang.

Meta dari 30 menit lalu membantu di bagian kasir karena jam awal pembukaan ternyata lumayan ramai pesanan, dan sekumpulan anak muda yang memesan tiba-tiba mengajaknya berbicara.

"Saya mahasiswanya Pak Satria bu," kata salah satunya tiba-tiba, wajah Meta memang mejeng di Profil WhatsApp suaminya sih, tidak heran mahasiswa pasti mengenalinya.

Karena jarak yang lumayan dari daerah kampus, Meta tidak berfikir ada mahasiswa suaminya yang sengaja datang hari ini,"Oh ya? wah makasih ya sudah datang."

"Selamat ya bu, sehat dan happy selalu biar Pak Satria juga bahagia dan nggak nyiksa mahasiswa." Ucapan selamat mereka ucapkan dengan wajah nyengir, semoga istri dosennya ini orang yang bisa di ajak bercanda.

"Nanti saya nasehatin biar nggak nyiksa mahasiswa deh." Meta tertawa, tidak masalah dengan apa yang di dengar.

Satu mahasiswa di sana mendekat, berbicara pelan seolah takut di dengar orang lain,"Jangan lapor orangnya siapa ya bu." Padahal beberapa menit lalu mereka berbicara santai saja, tapi Meta tak ayal tetap mengangguk.

Meta menerima buket dengan bahagia, seperti biasa bunga memang selalu indah,"Selamat, kamu keren." Itu kata pengiring bunga indah dan satu hadiah dari Satria.

Mereka diam sesaat, Meta menatap suaminya masih dengan wajah bahagia sampai dia menyadari sesuatu,"Udah gitu aja?" Tersadar suaminya tidak ada kata lain selain itu.

Satria memasang wajah bingung,"Apa lagi?"

SUDAH....
Apa kabar? seberapa pusing kalian minggu ini? wkwk
Semoga pusingnya kita segera dibalas rezeki biar bisa jalan-jalan haha

Yang mau baca selengkapnya bisa ke Karyakarsa ya guys, disana lebih panjaaaaang daripada di sini
See you, masih mau next ekstra lagi?
Salam

Kuncup peony

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang