49. Ada yang silau

26.3K 2K 28
                                    

~Happy Reading~

Saatnya kembali ke realita, kemarin malam dia dan Satria sampai di desa lagi. Pagi ini saat bersiap untuk ke kantor Meta mengingat sesuatu, dibukanya laci dan menemukan kotak kecil yang pernah Satria berikan beberapa bulan lalu.

Ketukan pintu menyadarkan Meta dari keterdiaman-nya menatap benda kecil itu,"Ta, Ada Satria tuh, cepetan dikit." Hari ini memang berencana untuk berangkat kerja bersama.

Ketika dia menghampiri meja makan, terdengar suara berbincang dari sana,"Hahaha, ya ya ya boleh saja." Satria dan Bapak Meta tampak mengobrol seru di sana, berakhir ketika Meta sampai dan mereka sarapan bersama.

Meta hari ini membawa beberapa paper bag kecil berisi oleh-oleh untuk rekan kantor, beberapa orang terdekat akan dia beri. Dan sampainya di ruangan ternyata di meja nya pun sudah ada beberapa bingkisan, sepertinya semua juga pulang dari liburan.

Meta memberikan masing-masing satu, sampai Karina memekik,"Akhh." Mengagetkan Meta dan yang lain di ruangan ini.

"Apa?" Mas Rio tidak mengerti, bukan hanya lelaki itu tapi Meta dan Ardi bahkan melongo mendengar pekikan barusan.

"Silau bro," katanya dan matanya melirik pada jari Meta.

Semuanya mengikuti arah pandang Karina, Ardi menggeleng dramatis,"Tinggalkan aku sendiri dalam kejombloan ini."

"Lamaran Ta libur kemarin?" Tanya Mas Rio dengan tawa maskulin nya, perasaan minggu lalu gadis itu masih galau-galau.

Meta akhirnya duduk di kursinya, mengangguk mantab,"Bukan lamaran, lebih tepatnya di lamar."

"Cieee." Kompak sudah mereka kalau begini, satu orang lagi yang harus dia beritahu tentang ini.

Oleh karena itu selesai jam kantor Meta mengajak Aini untuk bertemu, ketika Meta turun ternyata Aini sudah duduk santai di lobby kantor.

Meta tanpa ba bi bu langsung duduk di sebelah Aini,"Lemes amat." Komentarnya menggoda gadis itu.

"Seger amat," balas Aini melirik Meta.

Meta hanya membalasnya dengan tawa, moodnya sedang baik,"Nih oleh-oleh." Paper bag terakhir hari ini.

"Terima kasih, gimana di sana lebih dingin nggak?" Selama tiga hari mereka hanya berkomunikasi lewat pesan singkat, dan kebanyakan Meta yang mengirimi nya gambar, membuat Aini gregetan karena belum bisa liburan ke luar kota.

Meta menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi lobby,"Sama aja, tapi disana apa aja ada." Mereka tinggal di kota kecil, banyak hal yang belum ada, seperti beberapa toko pakaian terkenal atau brand makanan, tetapi banyak hal indah juga yang ada di sana

"Ngapa sih senyum mulu?" Aini mulai merinding melihat teman dekatnya itu tidak berhenti tersenyum, jadi mencurigakan.

"Kamu nggak lihat sesuatu yang beda?" Pancing Meta menggerakkan seluruh tubuhnya.

Aini berfikir sambil melihat perempuan di hadapannya dari atas ke bawah, dan bawah ke atas lagi,"Apa? rambut?"

Meta menggeleng, Aini bergumam seperti berfikir keras,"Makeup? beli warna baru?"

"Bukan." Meta berdecak, padahal beberapa kali membenarkan rambut, memegang wajahnya tetapi tetap Aini tidak mengerti.

Aini merengut semua jawabannya salah, dan dia tidak paham apa yang ingin gadis di hadapannya pamerkan sekarang,"Apa Sih?"

Meta menunjukan punggung tangannya, Aini awalnya diam menatap bergantian antara wajah Meta dan punggung tangan.

Sampai akhirnya Aini menutup mulutnya kaget, tersenyum menatap Meta yang kali ini melakukan hal yang sama,"Akhhh." Mereka memekik tertahan.

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang