27. Kencan

74 12 9
                                    

Halo apa kabar bestie✨

Semoga kalian baik-baik saja yaa...

Sorry lama update

Langsung aja yuk.

*******



“Pak Jenan, mau makan apa?” tanya Arin setelah mereka selesai bermain game kecil-kecilan itu.

“Emang di sini ada apa? Saya kan nggak tau makanan yang enak apa,” jawab Jenan.

Arin pun langsung mengarahkan ke sebuah warung kecil langganan dia makan bersama keluarganya. Yaitu nasi rames. Awalnya Jenan penasaran dengan makanan itu. Akhirnya, dia menuruti Arin untuk membeli makanan itu.

“Ini dia Pak, makanan favorit saya.” Arin langsung menunjukkan warung itu pada Jenan.

“Di sini? Kita makan?”

“Iya, Pak. Lagian makanan di sini enak-enak juga kok. Nggak kalah sama restoran.”

“Tapi ini makanan pinggir jalan, serius kamu mau makan di sini?”

“Ya iya Pak, ya masih mending makan di pinggir jalan, daripada di tengah jalan.”

Benar juga kata Arin. Jenan jadi membelalakkan kedua matanya, terkejut akan ucapan Arin. Yang benar saja.

“Eh, neng Arin. Apa kabar neng? Lama banget atuh nggak ke sini,” ujar mamang Asep namanya.

Orang yang jualan nasi uduk langganan Arin dan keluarganya. Dan sepertinya mereka masih mengingat keberadaan Arin.

“Alhamdullilah baik mang, Mamang sendiri gimana?” tanya balik Arin.

“Mamang mah selalu baik neng, asal uang selalu mengalir,” canda mang Asep.

Jenan agak canggung dalam candaan ini. Karena mungkin dia jarang buat bergabung dalam hal seperti ini. Maklum kalangan atas. Mereka nggak ngerti apa kesukaan Jenan.

“Pak Jenan, mau pesan apa?” tanya Arin mulai mengintrogasi Jenan.

Jenan melihat-lihat menu makanan yang ada di kedai itu. Agak sedikit aneh sih, bahkan dia tidak tahu apa makanan yang bisa dia makan. Karena baginya, semua makanan itu asing.

“Hhmm—saya nggak tau, makanan ini enak atau enggak, jadi saya ikut kamu aja.”

“Pak Jenan yakin? Kan, belum tentu selera kita sama. Banyak kok yang enak di sini Pak, atau mau saya—”

“Arina Geovani! Saya ikut kamu saja!”

Setelah mendengar itu, Arin menghentikan bicaranya. Dia menatap Jenan layaknya seorang kekasih.

“Ya udah—kalau gitu, sesuai saya ya, Pak.” 

Arin langsung memesan makanan pada Mamang Asep. Yaitu nasi rames kesukaan dia waktu kecil. Dengan rasa pedas yang maksimal sekali.  Dan minuman es teh manis.


*
💞

•Extraordinary Love•

*
💞

“Ini dia makanannya, nasi rames dan juga es teh manis sudah datang,” ucap Mang Asep sambil memberikan makanan itu.

“Makasih mang,” jawab Arin.

Mereka pun segera menyantapnya. Jenan sedikit aneh sih. Mungkin di pikirannya apakah makanan ini sehat? Apa higienis? Dia kan nggak pernah makan di pinggir jalan. Arin segera mengambil sendok dan garpu.

Extraordinary Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang