Haloo apa kabar?
Gimana kabar kalian?
Masih nungguin cerita ini nggak?
Langsung aja yaa...
******
Arin duduk di meja kerjanya. Dia masih kesal dengan sikap Jenan itu. Sedikit membuatnya tidak karuan. Bahkan dia sempat membanting tasnya karena kesal.
“Nyebelin banget tuh CEO! Kalau bukan CEO, udah gue geprek tuh orang!” umpat Arin dengan begitu kesal.
Tiba-tiba saja ada yang mengejutkan Arin. “Kamu kenapa, Rin? Kok kayak kesel gitu?”
Itu namanya Keysha. Teman sekantor Arin satu divisi. Baik, cantik, dan perhatian. 11 12 lah sama Yasmin. Teman pertama kali Arin ya cuma Keysha ini sih, belum semua.
“Eh, eng—enggak kok. Nggak papa. Cuma—lagi kesel sama diri sendiri,” ujar Arin ngasal.
“Lucu ya. Kesel kok sama diri sendiri. Sama orang lain kek, atau apa kek,” heran Keysha.
Arin hanya tersenyum.
“Oh ya, ini ada berkas yang harus kamu kerjakan. Nanti kalau udah selesai, minta tanda tangan CEO ya, karena itu butuh,” jelas Keysha sebagai senior.
“Ha? Harus ya tanda tangan CEO?”
“Ya haruslah Arin, ini kan berkas penting.”
Yah, harus berurusan sama CEO lagi dong. Arin memang paling kesal kalau sudah berurusan sama CEO lagi. Sudah ingin membuang jauh-jauh itu semua.
“Nih, jangan lupa kerjain!” ujar Keysha.
Itu bukan bentakan. Keysha kan memang orangnya tegas dan galak. Dia kepala Divisi, mangkannya agak seperti itu. Tapi, hatinya baik kok. Nggak jahat.
Arin pun segera mengerjakan tugas itu. Dan segera menuju ke arah divisi perusahaan. Dia ingin meminta bantuan. Sebenarnya, orang-orang di kantor itu baik-baik lho. Kalau tidak ada yang mempengaruhi sih.
Sejenak, dia sudah melihat CEO itu dari kejauhan. Berjalan menuju ke arahnya. Dia memang tidak mau ke GR an, tapi sudah pasti dia berjalan menuju ke arahnya.
Arin sempat terkesima dengan kewibawaan Jenan. Jelas, dia berjalan yang layaknya benar-benar seorang Bos atau CEO. Wibawa dia juga dapet banget. Arin sampai nggak kedip melihat Jenan seperti itu.
“Bu Arin ... ” sapaan salah satu karyawan di sana tapi tidak di respon oleh Arin.
“Bu Arin!!” teriaknya.
Itu membuat Arin terkejut. Dia sampai terjingkat karena suaranya terlalu keras.
“Astaga! Kamu ngagetin aku aja!” ujar Arin yang langsung tersadar dari lamunannya.
“Ya habisnya Bu Arin melamun saja. Ngelihatin siapa? Hhmm pasti Pak Jenan ya? Ciyee..” ledek karyawan cantik itu.
“Ih enak aja! Siapa juga yang ngelamunin dia? Ntar ke GR an lagi dia. Cowok sombong kayak dia nggak penting di lamunin!” marah Arin.
“Dih si Ibu, Pak Jenan itu orangnya baik. Beliau tuh sangat ramah dan selalu memperlakukan anak buahnya dengan sangat baik banget,” jelasnya.
“Buktinya sama aku enggak tuh.”
“Berarti, beliau ada sesuatu sama Bu Arin.”
Deg.
Maksudnya apa itu? Kenapa karyawan itu bilang seperti itu? Sesuatu — maksudnya sesuatu apa? Wah nggak beres nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...