Haloo ....
Balik lagi sama cerita ini nih🙌
Pada kangen nggak?
Ya udah yuk langsung aja...
**********
Jam sudah menunjukkan untuk pulang kerja. Sudah tepat jam 5 sore. Semua pegawai kantor bergegas absen pulang dan segera meninggalkan kantor. Karena peraturan yang di buat Jenan dulu masih berlaku sampai sekarang. Mereka semua takut untuk melanggar peraturan itu, karena hukumannya juga bukan main-main dong.
“Rin, mau mampir dulu nggak? Kemana gitu?” tawar Keysha sambil berjalan menuju lift kantor.
“Ah kamu Sha, mentang-mentang udah gajian langsung aja main ajak keluar. Emangnya mau kemana sih? Cari makan atau gimana?” tanya Arin.
“Terserah lo aja. Enaknya kemana? Apa ngafe aja kita? Atau—ke taman deket kantor?”
“Ah boleh tuh, kayaknya kita ke taman deket kantor aja deh, Sha. Soalnya di sana kan banyak makanan ringan tuh, sekalian bisa di bawa pulang.”
“Oh lo pasti mau bawain orang rumah sekalian ya?”
Arin tersenyum menunjukkan deretan giginya. “Iyalah, kan gue masih punya mak sama adik gue tuh yang paling kecil.”
“Oke deh. Kalau gitu kita ke taman deket kantor aja, kayaknya sekarang udah buka deh.”
Mereka pun bergegas menuju ke parkiran motor di lantai paling atas. Saat lift nya berjalan, tiba-tiba dia berhenti di lantai 7 tempat Jenan bekerja. Pintu lift terbuka dan begitu terkejutnya orang-orang di dalam lift itu saat melihat keberadaan Jenan, Haikal dan juga Mahen ada di sana.
Ya wajarlah, kan ada lift khusus atasan. Kenapa mereka menggunakan lift pegawai?
“Malam, Pak Jenan,” sapa semua orang di dalam lift itu dengan begitu ramah, sambil membungkukkan badannya 90° supaya lebih sopan.
Jenan hanya mengangguk.
Arin dan Keysha hanya terdiam kaku. Tapi, mereka juga ikut menyapa kok. Formalitas aja sih sebenernya, biar nggak di kira sombong.
Hening...
Agak hening sih suasananya. Jadi merasa canggung saat Jenan masuk lift itu. Kayak gimana gitu.
“Arin.” Tiba-tiba saja Jenan memanggil Arin yang membuat Arin terkejut. “Iy—iya, Pak?”
“Kamu—mau pulang?” tanya Jenan dengan sedikit gugup sekali. Aneh banget sih sikap Jenan.
“Saya? Iya, Pak. Saya mau pulang lah, masak iya saya nginep di kantor ini. Saya kan bukan security, Pak,” jawab Arin dengan candaan.
Jenan menghela nafas panjang. “Ya saya tau itu! Maksud saya, apa kamu mau langsung pulang? Apa nggak mau mampir dulu?”
“Oh—itu—iya, saya mau ke taman dekat kantor, Pak. Mau beli makanan, sekalian buat orang rumah.”
“Sama siapa?”
Arin langsung menunjuk ke arah Keysha. “Nih, Pak. Saya sama Keysha ke sananya.”
Dan Keysha tersenyum pada Jenan. Agak sedikit kecewa sih dengan jawaban Arin. Mungkin bukan itu yang di harapkan Jenan. Dia kira, Arin akan pergi sendiri ke sana. Ternyata sudah ada temannya.
“Oh.” Cuma itu yang keluar dari mulut Jenan.
“Kenapa, Pak? Apa—Bapak perlu sesuatu?”
“Enggak! Ya sudah sana, selamat bersenang-senang dan menghabiskan uang.” Pintu lift langsung terbuka dan Jenan langsung keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...